Shokuiku, Edukasi Makanan Ala Jepang Wajib Ditiru!

Senin 24 Januari 2022, 13:36 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Salah satu aspek untuk menjalankan pola hidup sehat adalah dengan memperhatikan makanan melalui adanya edukasi makanan (Shokuiku).

Hal ini diberlakukan oleh masyarakat Jepang yang memiliki kebiasaan makan yang sangat baik. Seperti penerapan Shokuiku, pola makan baik ini sudah terikat dari budaya nenek moyang mereka.

Shokuiku, edukasi makanan yang diterapkan oleh orang-orang Jepang atau filosofi Jepang terkait dengan dorongan kebiasaan makan sehat.

Baca Juga :

Mengenai Shokuiku, merupakan pedoman tentang “what” dan “how” makanan yang harus dimakan. Shokuiku juga dirancang untuk mengubah cara kita dalam berpikir tentang makanan.

Shokuiku bisa dikatakan sebagai pendekatan sederhana dan mudah yang dapat membantu dalam pengelolaan berat badan (diet) dan meningkatkan kesehatan tubuh.

Dalam kata lain, Shokuiku dapat diterjemahkan di dalam Bahasa Jepang yang artinya “pendidikan makanan".

Filosofi ini memberikan kita edukasi terkait pola makan yang seimbang dan intuitif. Konsep tersebut pertama kali dikembangkan oleh Sagen Ishizuka. Ia merupakan seorang dokter militer yang juga menciptakan diet makrobiotik.

Dalam konsep shokuiku ini, memberikan arahan tentang “what” dan ‘how” yang harus dimakan.

Berlangsung Selama beberapa dekade terakhir, konsep ini menjadi semakin populer di seluruh Jepang, bahkan populernya hingga ke seluruh dunia saat ini.

Konsep Shokuiku mulai diberlakukan menjadi Hukum Dasar oleh Jepang Pada tahun 2005. Hukum dasar ini kemudian menjadi amanat dalam program pendidikan gizi di sekolah dengan tujuan membantu anak-anak untuk mengembangkan kebiasaan makan yang sehat.

Salah satu contoh dalam menjalankan Program tersebut adalah mengajarkan kepada anak-anak cara membaca label pada makanan, bagaimana makanan itu diproduksi, pentingnya penyesuain makanan dengan musim, serta bagaimana kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan tubuh sesuai tahap kehidupannya.

Berikut ini adalah Empat Prinsip Utama dari shokuiku:

1. Fokus pada Rasa Kenyang dari pada Kalori

photoFokus pada Rasa Kenyang daripada Kalori - (Pinterest)

Shokuiku mendorong kita untuk makan secara intuitif dan berfokus terhadap bagaimana makanan tertentu mempengaruhi perasaan.

Hal Ini melibatkan penyesuaian isyarat lapar serta nafsu makan dan belajar mengenal kapan perut sudah mulai merasa kenyang.

Dalam Shokuiku ada juga konsep yang disebut dengan “hara hachi bun me”  konsep ini merupakan gagasan bahwa kita harus berhenti makan, ketika sudah merasa kenyang sekira 80 persen dari rasa kenyang full.

Konsep Ini dapat membantu kita untuk mencegah makan yang berlebihan dan memastikan agar kita mendapatkan cukup makanan dalam memenuhi kebutuhan nutrisi.

2. Lebih Banyak Makanan Utuh

photoLebih Banyak Makanan Utuh - (Pinterest)

Menekankan pentingya makan utuh yang sehat merupakan prinsip utama Shokuiku, termasuk  makan buah-buahan, biji-bijian, kacang-kacangan , polong-polongan dan sayur mayur.

Makanan-makanan yang disebutkan diatas, merupakan makanan yang kaya akan nutrisi penting yang dibutuhkan oleh tubuh, termasuk memenuhi kebutuhan serat, protein, lemak penyehat jantung, dan juga zat gizi mikro.

Menurut konsep shokuiku juga, harus membatasi mengkonsumsi makanan-makanan olahan, yang biasanya tinggi akan kalori, natrium dan tambahan gula.

3. Menikmati Beragam Makanan

photoMenikmati Beragam Makanan - (Pinterest)

Shokuiku menyoroti pentingnya bagi kita agar menikmati beragam makanan sebagai bagian dari usaha diet yang sehat serta menyeluruh. 

Kultur tradisional Jepang, ketika di meja makan, makanan terdiri dari beberapa piring kecil. Hal Ini memungkinkan kita untuk bereksperimen dengan berbagai bahan, bumbu atau bumbu baru.

Idealnya, makanan harus terdiri dari beberapa jenis sayur mayur, ditambah dengan sedikit nasi dan makanan sumber protein yang baik.

Shokuiku juga mendorong kita agar mencoba menyiapkan makanan dengan berbagai cara memasaknya, seperti dengan cara menggoreng, merebus atau dengan memanggang yang dapat membantu kita memberikan variasi pola makan.

4. Berbagi Lebih Banyak Makanan dengan Orang Lain

Shokuiku mengajarkan kita bahwa makanan yang kita makan harus dipandang sebagai sumber atas kenikmatan dan kesenangan selain sumber keberkahan dari semesta.

Dalam kultur masyarakat Jepang, berbagi makanan dengan orang lain adalah hal yang sangat penting. Sehingga, makanan dipandang mampu memperkuat hubungan sosial serta dapat meningkatkan kesejahteraan emosional dan mental.

Jadi, dalam konsep utama yang keempat meluangkan waktu untuk sekedar menikmati makanan bersama keluarga atau teman dapat membantu mendorong mindful eating serta meningkatkan hubungan baik antara kita dengan makanan.

 

Demikianlah empat prinsip utama dari shokuiku ala Jepang yang sangat baik untuk kita ditiru karena memiliki manfaat yang baik bagi kesehatan.

Tidak hanya sehat, edukasi makanan ala Jepang juga bisa menjadi cara jitu untuk diet yang sehat.

Koleksi Video Lainnya:

NGOPI di SU bareng Hasim Adnan, dari Kobong, Kampus, ke Gedung Sate

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Editor :
Berita Terkini
Inspirasi20 April 2024, 15:00 WIB

Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 di Perusahaan Makanan Wilayah Bandung

Berikut Informasinya Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 di Perusahaan Makanan Wilayah Bandung. Jobseeker Ayo Daftar!
Ilustrasi. Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 di Perusahaan Makanan Wilayah Bandung. | Foto: Pixabay
Sukabumi Memilih20 April 2024, 14:41 WIB

Punya 10 Kursi! PKS-PAN Satu Fraksi di DPRD Sukabumi, Siap Seperahu untuk Pilkada 2024

Dalam pilkada serentak 2024, diperlukan persyaratan minimal 20 persen kursi parlemen untuk mencalonkan bupati/wakil bupati.
Pertemuan PKS dan PAN di Aula Kantor DPD PKS Kabupaten Sukabumi di Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (20/4/2024). | Foto: Istimewa
Sehat20 April 2024, 14:00 WIB

Dampak Stres Bagi Kesehatan: 7 Penyakit yang Bisa Mengancam Tubuh

Dampak stres sangat buruk bagi kesehatan tubuh. Itulah mengapa waspada dengan gejala gangguan kejiwaan adalah hal yang penting.
Ilustrasi. Dampak stres bagi kesehatan tubuh. Sumber Foto : Pexels/Andrea Piacquadio
Sukabumi20 April 2024, 13:07 WIB

SPI Soroti Reforma Agraria Eks HGU PT Sugih Mukti Warungkiara Sukabumi

Reforma agraria mengatur dua poin yaitu terkait penataan aset dan penataan akses.
Ketua SPI Sukabumi Rozak Daud. | Foto: Istimewa
Life20 April 2024, 13:00 WIB

Tanda-tanda Seseorang Berbohong, Ini yang Harus Diwaspadai!

Seseorang yang berbohong mungkin memiliki ekspresi wajah yang tidak sejalan dengan kata-kata atau situasi yang mereka ceritakan.
Ilustrasi. Pinokio yang identik dengan anak Berbohong. Sumber : pixabay/anotherjustice2
Inspirasi20 April 2024, 12:59 WIB

Jana Madinah Wisata Buka Cabang di Sukabumi, Hadirkan Layanan Haji Furoda dan Umrah

Bagi masyarakat yang ingin menggunakan jasa Jana Madinah Wisata Sukabumi, bisa mendatangi kantornya di Pasar Modern Blok A no.6 Palabuhanratu.
Kepala Cabang Jana Madinah Wisata Sukabumi, Nurlela. (Sumber : Istimewa)
Sukabumi20 April 2024, 12:50 WIB

Optimalisasi Pompanisasi, Sekda Kota Sukabumi Rapat Koordinasi di Gedung Sate

Peningkatan sistem irigasi menjadi fokus utama dalam rakor ini.
Sekda Kota Sukabumi Dida Sembada menghadiri Rakor Sekda Kabupaten/Kota se-Jawa Barat di Ruang Papandayan Gedung Sate, Bandung, Jumat, 19 April 2024. | Foto: Dokpim Kota Sukabumi
Sehat20 April 2024, 12:30 WIB

Ini 7 Penyebab Stres yang Tidak Boleh Disepelekan, Yuk Jaga Kesehatan Mental!

Penyebab stres oleh masing-masing orang sangat beragam. Tapi, ada beberapa pemicu yang biasanya bisa terjadi demikian.
Ilustrasi. Memahami penyebab orang stres. Sumber foto : Pexels/cottonbro studio
Sukabumi20 April 2024, 12:05 WIB

Buruh di Sukabumi Ngaku Kaki Terlindas Ban Forklift saat Kerja, Kini Gaji Belum Dibayar

Nurrohman mengaku kecelakaan kerja ini sempat membuatnya tidak dapat berjalan.
Nurrohman (45 tahun) memperlihatkan kakinya yang pernah terlindas ban forklift saat bekerja di PT Bahtera Dingga Jaya (BDJ) di Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi. | Foto: SU/Asep Awaludin
Life20 April 2024, 12:00 WIB

6 Cara Ampuh Menghadapi Catcalling, Wanita Wajib Tahu!

Catcalling dapat berupa seruan, lirikan, isyarat tubuh yang tidak pantas, atau komentar yang merendahkan dan merendahkan martabat seseorang.
Ilustrasi. Cara Mencegah Catcalling. Sumber : pixabay/fkpsiclgy12