SUKABUMIUPDATE.com - Puing Roket milik Rusia pada 5 Januari waktu setempat dilaporkan jatuh kembali secara tidak terkendali ke Bumi. Persei tersebut diketahui menghantam atmosfer di atas Samudera Pasifik pada pukul 16:08 EST.
Melansir suara.com, jatuhnya sampah antariksa tersebut telah dikonfirmasi oleh astronom dan pelacak satelit Jonathan McDowell, yang berbasis di Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics.
Uji terbang Angara-A5 (nama roket yang jatuh, red) pertama diluncurkan pada 23 Desember 2014 dan pengujian kedua pada 14 Desember 2020.
Baca Juga :
Pada 27 Desember 2021, uji penerbangan ketiga dilakukan,namun pengujian ini mengalami kegagalan.
Persei gagal melakukan pembakaran mesin kedua, yang akan mengirim roket dari orbit Bumi rendah ke tempat geostasioner yang jauh lebih tinggi.
Persei adalah puing-puing luar angkasa yang cukup besar. Saat lepas landas, beratnya sekitar 21,5 ton, tetapi sebagian besar adalah propelan atau bahan pendorong roket.
Bahan bakar itu kemungkinan dibuang selama tahap tersebut berada di orbit, sehingga bongkahan yang jatuh kembali ke Bumi mungkin mencapai skala sekitar 3,5 ton.
"Saya tidak menganggap objek ini sebagai risiko yang signifikan. Objek dengan massa kering sekitar 4 ton mungkin akan menimbulkan beberapa puing yang mencapai ke permukaan, tapi tidak banyak," kata Jonathan McDowell.
Skuadron Kontrol Luar Angkasa ke-18 Angkatan Luar Angkasa Amerika Serikat mengonfirmasi bahwa roket itu jatuh kembali di atas Samudra Pasifik.
Umumnya, puing-puing sebagian besar sampah luar angkasa yang masuk kembali akan berakhir di laut atau di suatu tempat yang tidak berpenghuni dan tidak akan pernah ditemukan.
Sebelumnya, puing antariksa serupa milik China juga jatuh dan menuai kontroversial pada tahun lalu.
Sampah luar angkasa tersebut merupakan tahap inti sebesar 23 ton dari pendorong Long March 5B China yang jatuh ke Bumi setelah 10 hari berada di orbit.
SUMBER: SUARA.COM