SUKABUMIUPDATE.com - Program Kartu Prakerja diluncurkan pemerintah pada Maret 2020 silam. Selama hampir dua dua tahun ini, total ada 11,4 juta orang yang ikut program Kartu Prakerja dengan hampir Rp 27 triliun insentif yang bersumber dari APBN disalurkan.
"Seluruh provinsi, termasuk 514 kabupaten kota, sudah dijangkau oleh program ini," kata Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konferensi virtual, Rabu, 15 Desember 2021.
Mengutip tempo.co, Airlangga merinci statistik capaian program ini.
Pertama dari sisi peserta, di mana ada 79 juta lebih pendaftar di situs Kartu Prakerja. Tidak semua diterima. Tahun 2020, ada 5,5 juta peserta dari pendaftaran gelombang 1 sampai 11, dan telah menerima insentif Rp 13,36 triliun.
Tahun 2021, jumlah penerima naik menjadi Rp 5,9 juta dari pendaftaran gelombang 12 sampai 22. Total insentif yang diberikan juga naik tipis yaitu Rp 13,6 triliun. Sehingga, insentif keseluruhan mencapai Rp 26,96 triliun.
Kedua dari sisi capaian. Airlangga menampilkan hasil survei sejumlah lembaga atas capaian program ini. Salah satunya survei dari Cyrus Network pada Mei 2021, di mana jumlah peserta yang menganggur setelah program berkurang dari 56 persen menjadi 39,8 persen.
Lalu, Airlangga juga menyampaikan hasil survei evaluasi dari Centre for Strategic and International Studies atau CSIS Indonesia pada Agustus 2021. Dalam survei ini, jumlah peserta yang bekerja setelah program tercatat naik naik 49 persen menjadi 62 persen.
Secara total, ada 11,4 juta peserta Kartu Prakerja. Akan tetapi, Airlangga tidak merinci persisnya berapa persen dari jumlah tersebut yang sudah ikut program, tapi masih menganggur. Airlangga hanya menyebut Kartu Prakerja ini tidak sebenarnya ditujukan untuk berbagai jenis peserta, dari lulusan SMA, korban PHK, sampai pengangguran.
Saat di survei, kata dia, ada 63 persen yang semula bekerja, lalu menganggur, dan kini sudah bekerja kembali. Lalu ada 17 persen yang semula hanya menganggur, kini sudah bekerja. "Sisanya 46 persen masih berupaya (mencari kerja)," kata dia. Tapi, ia belum merinci detail angka-angka ini, seperti jumlah riilnya.
Ketiga dari sisi insentif. Airlangga mengatakan sebagian besar insentif yang diterima digunakan peserta untuk membeli bahan pangan yaitu 95 persen. Penggunaan terbanyak kedua yaitu untuk modal usaha 70 persen dan terbanyak ketiga untuk listrik atau air 74 persen.
Keempat dari sisi inklusi keuangan. Sebanyak 28 persen disebut kini telah memiliki rekening bank atau dompet digital alias e-wallet. Mereka sebelumnya tidak memiliki kedua layanan keuangan ini. Kelima dari sisi mitra program, di mana sejumlah institusi sudah bergabung dalam ekosistem Kartu Prakerja. Rinciannya yaitu sebagai berikut.
1. Lima mitra pembayaran:
BNI
Gopay
Dana
LinkAja
OVO
2. Tujuh platform digital:
Sisnaker
Pijar Mahir
Tokopedia
MauBelajarApa
Pintaria
Karier.mu
Bukalapak
3. Tiga portal lowongan:
Jobs.id
JobStreet.com
karir.com
4. Delapan institusi pendidikan:
Universitas Indonesia
Universitas Atma Jaya
Indonesia Mengajar
Universitas Gadjah Mada
Universitas Airlangga
Institut Pertanian Bogor
Universitas Muhammadiyah Malang
Universitas NU Indonesia
Lalu, keenam, dari sisi pelatihan. Dalam dua tahun Kartu Prakerja, sudah ada 181 lembaga pelatihan yang bergabung seperti Skill Academy, sampai Zenius. Ada 663 jumlah pelatihan unik yang tersedia, harga rata-rata pelatihan Rp 472 ribu, dan rata-rata durasi pelatihan online 7 jam.
Terakhir, pelatihan yang diberikan kepada peserta Kartu Prakerja pun beragam. Mulai dari teknologi informasi yang berisi materi pelatihan Data Science sampai Phyton, hingga pelatihan di bidang penjualan pemasaran, gaya hidup, bahasa, perkantoran, teknik, pertanian, dan yang lainnya.
SUMBER: TEMPO.CO