SUKABUMIUPDATE.com - Baterai berfungsi menyimpan cadangan listrik yang merupakan satu-satunya sumber energi untuk menggerakan mesin mobil listrik.
Namun, ternyata ada berbagai jenis baterai pada mobil listrik, masing-masing baterai tersebut memiliki karakteristik masing berbeda.
Namun, yang paling umum digunakan pada mobil listrik yaitu jenis lithium-ion (Li-ion). Selain itu masih ada beberapa jenis lain, berikut penjelasannya.
1. Lithium-ion (Li-ion)
Baterai jenis ini juga banyak digunakan pada peralatan elektronik seperti handphone dan laptop.
Namun, yang membedakannya kapasitas dan bentuk fisik baterai pada mobil jauh lebih besar, ini karena daya yang dibutuhkan mobil juga lebih besar.
Keunggulan dari lithium-ion ini yaitu efisiensi energi yang tinggi dan memiliki performa baik pada suhu relatif tinggi.
Selain itu, pengisian daya bisa dilakukan lebih cepat dan memiliki usia pakai lama. Kemudian, lithium-ion juga memiliki kepadatan daya yang dihasilkan bisa lebih lama, namun dalam kemasan lebih ringan.
Itulah yang menyebabkan semakin ringan bobot baterai,maka jarak tempuh mobil listrik akan semakin jauh dalam sekali pengisian daya baterai.
Jenis lithium-ion juga tidak mengandung zat-zat berbahaya untuk tubuh manusia.
Tingkat ‘self-discharge’ (pengosongan sendiri) dari lithium-ion lebih rendah jika dibandingkan dengan baterai jenis lain.
Hal ini menjadikan lithium-ion lebih baik dalam kemampuan mempertahankan muatan penuhnya.
Kemudian, sebagian besar jenis lithium-ion dapat didaur ulang, sehingga menjadikan jenis ini lebih ramah lingkungan.
2. Nikel Metal Hydride (NiMH)
Baterai jenis ini memiliki bahan penyimpan daya berbeda dari Li-ion, nikel metal hydride menggunakan hidrogen untuk menyimpan energinya.
Sementara bahan lain seperti nikel dan logam lain berfungsi menjaga tutup ion hidrogen.
Nickel metal hydride biasanya banyak digunakan pada mobil listrik hybrid atau HEV (Hybrid Electric Vehicle), mobil jenis ini tidak mendapat tenaga dari sumber eksternal.
Pada mobil hybrid, baterai akan diisi ulang secara otomatis saat mesin konvensional mobil dinyalakan.
Keunggulannya jenis nikel metal hydride yaitu memiliki daya tahan atau usia pakai lebih panjang jika dibandingkan dengan jenis li-ion.
Selain itu, nikel metal hydride juga mudah didaur ulang dengan sedikit kandungan beracun terhadap lingkungan.
Namun, kekurangan yang dimiliki nikel metal hydride yaitu memiliki harga yang relatif lebih mahal jika dibandingkan dengan jenis lain. Lalu, tingkat self-discharge tinggi dan menghasilkan panas signifikan.
Karena itu baterai jenis ini kurang efektif jika digunakan untuk mobil listrik yang sering mengisi ulang daya dari sumber eksternal. Karena itu, nikel metal hydride lebih cocok dipakai pada mobil listrik hybrid.
3. Lead Acid
Baterai mobil listrik jenis lead-acid (SLA) merupakan jenis baterai isi ulang (rechargeable) yang telah digunakan sejak lama.
Lead acid memiliki bobot jauh lebih berat dan kapasitasnya tidak sebanding dengan jenis baterai lain. Namun, harga jenis ini lebih terjangkau dan lebih aman jika dibandingkan dengan li-ion dan NiMH.
Saat ini lead acid berkapasitas besar sedang dikembangkan agar lebih cocok digunakan untuk mobil listrik.
Jenis lead acid saat ini lebih banyak digunakan pada kendaraan niaga sebagai sistem penyimpanan energi sekunder.
4. Solid State
Baterai jenis ini tidak menggunakan elektrolit cair seperti yang digunakan pada lithium-ion. Fungsi elektrolit cair digantikan oleh elektrolit padat.
Namun, struktur keseluruhannya masih mirip dengan lithium-ion tradisional, tetapi jauh lebih padat dan compact karena tanpa cairan.
Begitu juga dengan self-discharge solid state dan pengisian ulang energinya masih sama dengan li-ion.
Baterai solid state sebenarnya sudah ada sejak lama, namun baru diterapkan di industri otomotif.
Selama ini solid-state lebih banyak dipakai pada perangkat elektronik kecil seperti alat pacu jantung, RFID (Radio Frequency Identification).
5. Nickel Cadmium
Baterai jenis nickel cadmium sempat digunakan mobil listrik di tahun 90-an. Jenis nickel cadmium memiliki banyak keunggulan jika dibandingkan dengan jenis baterai lain.
Misalnya seperti kepadatan penyimpanan yang signifikan dan memiliki usia pakai sekitar 500-1.000 siklus pengisian daya.
Kekurangan dari jenis nickel cadmium yaitu memiliki bobot sangat berat dan rentan mengalami penurunan kinerja baterai saat siklus pengosongan.
Selain itu nickel cadmium sudah mulai jarang digunakan karena efek racun yang dapat dihasilkan cadmium.
6. Ultracapacitor
Seperti baterai jenis solid state, jenis ultracapacitor sangat cocok digunakan sebagai perangkat penyimpanan energi sekunder pada kendaraan listrik.
Ini karena perannya membantu meningkatkan tingkat beban baterai elektrokimia.
Jika dibandingkan dengan jenis baterai elektrokimia lainnya, jenis ultracapacitor dapat memberikan kendaraan listrik tenaga ekstra untuk berakselerasi dan saat melakukan pengereman regeneratif.