SUKABUMIUPDATE.com - Ketika ingin membeli smartphone ada dua pilihan yang akan diambil yaitu membeli yang baru atau bekas. Tapi ternyata ada pilihan lain yang erat kaitannya dengan kondisi ponsel cerdas itu.
Dilansir dari tempo.co, smartphone kini tidak hanya mampu dibeli sebagai produk baru, tetapi juga dalam wujud refurbished dan rekondisi. Meskipun demikian, banyak orang yang belum mengenali dan mengetahui arti smartphone refurbished dan rekondisi.
Beberapa orang bahkan menganggap bahwa dua jenis smartphone tersebut sama. Padahal, smartphone refurbished dan rekondisi memiliki beberapa perbedaan, baik perbedaan kecil maupun perbedaan yang mendasar. Dilansir dari techcitytimes.com, smartphone refurbished dan rekondisi pada dasarnya merupakan smartphone yang sama-sama diperbarui kembali oleh pabrik pembuatnya.
Smartphone refurbished diperbarui oleh pabrik pembuatnya pada beberapa komponennya saja. Dilansir dari cheap-phones.com, smartphone refurbished umumnya merupakan smartphone bekas yang sebelumnya dikembalikan oleh pembelinya yang pertama kepada pabrik pembuatnya.
Pengembalian tersebut umumnya dilatarbelakangi oleh kerusakan-kerusakan kecil yang ada pada smartphone tersebut. Setelah dikembalikan, smartphone yang rusak tersebut diperbaiki komponen rusaknya, lalu dijual kembali sebagai smartphone refurbished.
Sementara itu, smartphone rekondisi merupakan smartphone yang diperbarui secara total oleh pabrik produsennya. Dilansir dari techcitytimes.com, berbeda dengan smartphone refurbished, smartphone rekondisi merupakan smartphone yang hampir seluruh komponennya diperbarui oleh pabrik produsennya. Smartphone rekondisi umumnya juga melalui serangkaian tes dan pengecekan ulang untuk memastikan bahwa penggantian komponen secara total tidak membuat kinerja smartphone berubah.
Meskipun memiliki beberapa perbedaan, smartphone refurbished dan rekondisi pada dasarnya sama-sama merupakan smartphone yang didaur ulang. Karena itu, sebagaimana dilansir dari berbagai sumber, proses pembelian smartphone refurbished dan rekondisi umumnya perlu memerhatikan indikator-indikator tertentu.
Sumber: TEMPO.CO