Angka Bicara: Benarkah Kota Sukabumi Sudah Herd Immunity Alias Kebal Covid-19?

Kamis 18 November 2021, 18:00 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Vaksinasi Covid-19 menjadi salah satu indikator terbentuknya herd immunity suatu daerah, termasuk Kota Sukabumi. Ilmuwan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Dr Soumya Swaminathan mengatakan, SARS-CoV-2 adalah virus yang sangat mudah menular. Sehingga, dibutuhkan 60-70 persen dari populasi untuk memiliki kekebalan agar benar-benar memutus rantai penularan.

Berdasarkan data Kamis, 18 November 2021, capaian vaksinasi Kota Sukabumi untuk dosis satu adalah 243.692 (90,31 persen) dan dosis kedua 136.245 (50,49 persen). Keduanya dihitung dari target total vaksinasi di Kota Sukabumi sebanyak 269.834 orang. Sementara khusus dosis ketiga booster tenaga kesehatan, sudah mencapai 2.718 orang atau 81,45 persen, dihitung dari target tenaga kesehatan 3.337 orang.

Di sisi lain, vaksinasi dosis satu kelompok lanjut usia atau lansia di Kota Sukabumi, hingga saat ini sudah mencapai 14.016 orang (51,45 persen), dihitung dari total target lansia di Kota Sukabumi sebanyak 27.241 (bagian dari target keseluruhan 269.834 orang). Di atas kertas, angka-angka tersebut menunjukkan herd immunity atau kekebalan kelompok terhadap Covid-19 di Kota Sukabumi sudah terbentuk.

Tetapi, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Sukabumi Lulis Delawati mengatakan, capaian vaksinasi tidak bisa dijadikan dasar tunggal terbentuknya herd immunity. Meski, CT value (cycle threshold value) dan positivity rate kasus Covid-19 Kota Sukabumi menunjukkan bukti sudah terbentuknya kekebalan kelompok.

photoMasyarakat Kota Sukabumi saat mengikuti kegiatan vaksinasi. - (Dokumentasi Pimpinan Kota Sukabumi)

Baca Juga :

CT value adalah banyaknya jumlah siklus yang dihasilkan dalam mencari materi genetik virus dari sampel lendir atau hasil swab pasien Covid-19. Perlu dicatat, angka hasil CT value berbanding terbalik dengan konsentrasi genetik virus. Semakin besar angka CT value, semakin sedikit konsentrasi virus pada sampel tubuh pasien. Artinya, semakin tinggi CT value, semakin rendah kemungkinan virus menimbulkan gejala atau membahayakan tubuh dan kemungkinan risiko penularan pun semakin kecil.

Sedangkan positivity rate adalah perbandingan antara jumlah kasus positif Covid-19 dengan jumlah tes yang dilakukan. WHO menetapkan ambang batas minimal angka positivity rate kurang dari 5 persen. Jika positivity rate suatu daerah semakin tinggi, kondisi pandemi di daerah tersebut memburuk. Kapasitas pemeriksaan Covid-19 juga perlu ditingkatkan.

Adapun cara menghitung positivity rate yaitu dengan cara jumlah kasus harian dibagi jumlah tes harian dan kemudian dikalikan 100 persen. Jumlah tes kali ini merupakan kumulatif dari hasil tes polymerase chain reaction atau PCR, tes cepat molekuler atau TCM, dan rapid test antigen.

Selain capaian vaksinasi dosis satu yang sudah lebih dari 90 persen, Lulis mengamini herd immunity di Kota Sukabumi sudah terbentuk karena rata-rata kasus Covid-19 yang ditemukan saat ini CT value-nya di atas 35. Ia menyebut, angka tersebut terbilang tinggi yang dengan kata lain virus dalam tubuh manusia berjumlah sedikit. "Bisa diasumsikan karena efektifitas vaksinasi," kata Lulis kepada sukabumiupdate.com, Kamis, 18 November 2021.

Sementara untuk positivity rate, Kota Sukabumi saat ini mencapai angka 0,47 persen, jauh di bawah standar WHO. Lulis pun mengatakan, kasus aktif terkonfirmasi positif Covid-19 saat ini cukup rendah yakni di angka 0,05 persen, dihitung sejak kasus pertama Virus Corona pada 1 April 2020 lalu (9.251 kasus). Variabel lain yang bisa mendukung herd immunity adalah terciptanya antibodi non-vaksinasi alias dari pasien yang pernah terkonfirmasi Covid-19.

"Bisa jadi herd immunity di Kota Sukabumi sudah terbentuk, tapi belum optimal," ujar Lulis. Salah satu hal yang menurutnya herd immunity tersebut belum optimal karena capaian vaksinasi dosis kedua belum melebihi 60-70 persen dari target. Ia pun mengajak masyarakat segera mengikuti vaksinasi dosis kedua ini. "Tetap waspada karena pandemi belum berakhir dan ada juga ancaman varian baru Delta Plus AY.4.2."

Hal menguatkan lainnya, dalam data Senin, 15 November 2021, seluruh atau 33 kelurahan di Kota Sukabumi sudah berstatus zona hijau. Tidak ada yang zona kuning, orange, atau merah dalam data tersebut. Penentuan zonasi kelurahan dilakukan setiap pekan dan data terbaru tersebut diperoleh dari penilaian 8 hingga 14 November 2021.

Sebagai informasi, ada dua kriteria yang menjadi dasar suatu kelurahan akan dinyatakan zona merah. Pertama, jumlah penambahan kasus setiap pekan lebih dari 10 dan kematian lebih dari satu. Kedua, penambahan kasus setiap pekan lebih dari 30 dan kematian satu. Sementara untuk zona hijau, dalam sepekan tidak ada kasus dan kematian.

Lulis mengatakan, ada dasar lain yang juga bisa semakin menguatkan telah terbentuknya herd immunity, yaitu pengujian sampel antibodi warga Kota Sukabumi yang sudah pernah terpapar Covid-19 dan yang sudah divaksinasi. Namun hingga kini, belum ada petunjuk pelaksanaan teknis untuk pengujian tersebut. "Jadi bisa sudah terbentuk herd immunity tapi belum optimal," kata Lulis.

Perlu diketahui, upaya pembentukan herd immunity lewat vaksinasi sendiri dimaksudkan mencegah dampak dan kerusakan terburuk dari lamanya virus tersebut hilang dengan sendirinya.

Berdasarkan data teranyar, total kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Kota Sukabumi periode 1 Januari hingga 18 November 2021 ada 7.363. Rinciannya, lima pasien masih menjalani isolasi, 225 orang meninggal dunia, dan 7.131 lainnya telah dinyatakan sembuh.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkini
Musik24 Februari 2025, 17:00 WIB

Lirik dan Terjemahan Lagu Next Door Amelia Moore & ASTN yang Viral di TikTok

Meski dirilis sejak dua tahun lalu, Lagu Next Door Amelia Moore & ASTN viral di TikTok pada awal tahun 2025 ini karena digunakan sebagai backsound beragam video.
Official Video Lagu Next Door Amelia Moore. Foto: YouTube/AmeliaMoore
Sukabumi24 Februari 2025, 16:55 WIB

Makan Bergizi Gratis di Waluran Sukabumi Sudah Berjalan di 26 Sekolah

Penyaluran makanan bergizi gratis ini telah mencakup 26 sekolah di Kecamatan Waluran Kabupaten Sukabumi
Monitoring pelaksanaan makan bergizi gratis di Waluran Sukabumi | Foto : Ragil Gilang
Entertainment24 Februari 2025, 16:30 WIB

Agensi Lee Min Ho Rumor Kencan Dengan Park Bom 2NE1: Ini Tidak Berdasar

Aktor Lee Min Ho angkat bicara soal rumor yang menyebutkan dirinya tengah berkencan dengan personel 2NE1, Park Bom. Ia melalui agensinya membantah hal tersebut.
Agensi Lee Min Ho Rumor Kencan Dengan Park Bom 2NE1: Ini Tidak Berdasar (Sumber : X/@soompi)
Bola24 Februari 2025, 16:15 WIB

Prediksi Barito Putera vs Bali United di Liga 1 2024/2025: H2H, Susunan Pemain dan Skor

Barito Putera vs Bali United akan tersaji malam ini, dalam lanjutan Liga 1 2024/2025 peka ke-24.
Barito Putera vs Bali United akan tersaji malam ini, dalam lanjutan Liga 1 2024/2025 peka ke-24. (Sumber : X/@BaliUtd/Instagram@psbaritoputeraofficial).
Food & Travel24 Februari 2025, 16:00 WIB

Wisata Taman Bunga Cihideung: Surga Flora di Lembang, Tiket Mulai Rp5 Ribu Saja

Taman Bunga Cihideung membentang di atas lahan seluas 50 hektar, menjadikannya salah satu taman bunga terbesar di Kabupaten Bandung.
Ilustrasi. Taman Bunga Florawisata (Sumber : Freepik/@yingyang)
Entertainment24 Februari 2025, 15:30 WIB

Ahmad Dhani Ungkap Agnez Mo Nyanyikan Lagunya Tanpa Izin Selama 10 Tahun

Musisi Ahmad Dhani menyebut kalau penyanyi Agnez Mo tidak tahu caranya untuk berterima kasih. Hal ini ia ungkapkan bukan hanya untuk membela Ari Bias, yang saat ini tengah berpolemik dengan Agnez.
Ahmad Dhani Ungkap Agnez Mo Nyanyikan Lagunya Tanpa Izin Selama 10 Tahun (Sumber : Instagram/@dhaniperwakilanrakyat)
Sehat24 Februari 2025, 15:21 WIB

5 Jenis Jalan Kaki untuk Menghilangkan Lemak Perut yang Patut DiCoba

Memiliki perut ramping merupakan dambaan semua orang. Untuk itu, cobalah jenis olahraga jalan kaki berikut supaya mendapatkan hasil yang diinginkan.
Ilustrasi jenis jalan kaki untuk menghilangkan lemak perut (Sumber: Freepik/@jcomp)
Jawa Barat24 Februari 2025, 15:19 WIB

MK Putuskan Pilbup Tasikmalaya Diulang Tanpa Ade Sugianto, Ini Alasannya

Mahkamah Konstitusi putuskan Pilkada Kabupaten Tasikmalaya 2024 diulang Tanpa Ade Sugianto. Ini Alasannya
Gedung Mahkamah Konstitusi | Foto : Ist
Inspirasi24 Februari 2025, 15:00 WIB

Loker Sukabumi Sebagai Sales Executive/Pramuniaga Minimal SMA/SMK, Cek Kualifikasinya!

Apabila kamu tertarik dengan lowonga kerja ini, segera daftarkan diri sekarang juga!
Loker Sukabumi Sebagai Sales Executive/Pramuniaga Minimal SMA/SMK, Cek Kualifikasinya! (Sumber : Istimewa)
DPRD Kab. Sukabumi24 Februari 2025, 14:47 WIB

DPRD Sukabumi Desak Evaluasi Total Sistem Penanganan ODGJ Pascatewasnya Samson

Hamzah menilai kematian Samson tak lepas dari lemahnya sistem penanganan ODGJ yang seharusnya menjadi tanggung jawab pemerintah.
Hamzah Gurnita, Anggota DPRD Kabupaten Sukabumi dari Fraksi PKB. | Foto : Ilyas Supendi