SUKABUMIUPDATE.com - Kecamatan Cisaat merupakan wilayah yang berada di bagian barat Kabupaten Sukabumi atau berada di perbatasan wilayah kota dan kabupaten. Penamaan Cisaat sendiri mengandung arti filosofis menurut sejarah profil Kecamatan Cisaat.
Sejarah Kecamatan Cisaat yang berkaitan erat dengan masa kolonial Belanda dimulai pada tahun 1920, dipimpin oleh Kepala Desa pertama bernama Haji Saroji. Kemudian pada tahun 1931 ditunjuklah seorang Putra Pribumi untuk menjadi camat, dia adalah Ating.
Secara filosofis, nama Cisaat diartikan sebagai melimpah atau berlimpah. Padahal dalam Bahasa Sunda, saat artinya kurang atau kekurangan air. Namun penambahan awalan kata ci pada kata saat diartikan sebagai harapan untuk Kecamatan tersebut sebagai wilayah yang memiliki keberlimpahan dalam berbagai hal terutama sumber air.
Sejauh ini, telah tergambar dari kehidupan masyarakat dalam kegiatan perekonomian, seperti pada musim kemarau tidak pernah kekurangan air, budi daya air tawar sudah menjadi kultur sumber kehidupan masyarakat, serta berlimpahnya sumber air bisa dimanfaatkan masyarakat sebagai mata pencaharian.
Kecamatan Cisaat meliputi 13 desa didalamnya, yaitu Desa Cisaat, Desa Cibatu, Desa Cibolangkaler, Desa Nagrak, Desa Selajambe, Desa Padaasih, Desa Gunungjaya, Desa Sukasari, Desa Sukamanah, Desa Sukamantri, Desa Babakan, Desa Sukaresmi dan Desa Kutasirna.
Sementara untuk potensi yang ada di Kecamatan Cisaat dan menonjol merupakan budi daya ikan hias di Desa Kutasirna, Desa Cibolangkaler dan Desa Padaasih. Komunitas ikan koi yang terkenal sehingga Kecamatan Cisaat menobatkan ikan koi sebagai ikon. Ikon tersebut dilambangkan di alun-alun cisaat menjadi patung besar, dan rencananya akan dibuat taman tematik yang isinya pengetahuan ikan koi.
Baca Juga :
Hal tersebut dibenarkan oleh Camat Kecamatan Cisaat, Yudi Mulyadi. "Ikan koi menjadi ikon Kecamatan Cisaat, tetapi tidak hanya itu, ada juga pembuatan golok di Cibatu yang juga sudah terkenal," papar Yudi pada Sukabumiupdate.com (16/11/2021).
Menurut Yudi, penataan cisaat sedang dibenahi untuk menjadi penyangga wisata Kadudampit. "Harapannya ke depan cisaat Akan menjadi penyangga wisata Kadudampit, sehingga penataan agar alun-alun cisaat menjadi pusat kuliner serta UMKM untuk berkembang bahkan mimpinya bisa serupa dengan jalanan Malioboro Di Yogyakarta," papar Yudi menjelaskan.