SUKABUMIUPDATE.com - Namanya Umar (36 tahun), banyak terlibat dalam operasi pencarian korban tenggelam di Sukabumi dan sudah dua kali menemukan jasad di perairan. Dia tak memiliki pekerjaan tetap alias serabutan, kadang jadi petani juga nelayan, namun ia lebih dikenal sebagai palika (bahasa sunda) atau penyelam.
Hari Rabu kemarin, 27 Oktober 2021 bersama sejumlah palika lainnya ia mulai menyelam di muara sungai Ciletuh. Ia masuk dalam tim penyelam tradisional tanpa tabung oksigen dalam pencarian Insan Fauzi, bocah 5 tahun yang tenggelam di Sungai Ciletuh, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi, sehari sebelumnya.
Insting membawanya menyelam di kedalaman empat meter, sekitar 5 hingga 7 meter dari sisi sungai Ciletuh, masih di seputaran titik terakhir korban terlihat sebelum tenggelam. Saat menyelam di sungai berair keruh seperti muara Ciletuh ini, ia hanya mengandalkan sentuhan tangannya yang merayap di dasar sungai.
Menyisiri lumpur dan pasir muara sungai Ciletuh di Palangpang. Tangannya kemudian menyentuh benda yang dikenalnya sebagai kaki manusia.
Ia kemudian menarik benda tersebut ke sisi sungai. Umar kembali berhasil menemukan korban tenggelam, kali ini Insan Fauzi bocah warga Palangpang yang tenggelam saat berenang bersama 4 rekannya di sekitar muara Ciletuh Palangpang, Desa Ciwaru Kecamatan Ciemas Kabupaten Sukabumi.
Hampir setahun silam, pada 15 dan 16 November 2020, warga Kampung Cibojong Desa Mekarsakti Kecamatan Ciemas Kabupaten Sukabumi ini juga ikut dalam pencarian dua santri yang tenggelam di Bendungan Cikanteh. Bendungan besar di Kampung Cikanteh Desa Ciwaru Kecamatan Ciemas ini menjadi salah satu spot wisata sehingga banyak wisata yang sekedar santai atau berenang.
Kepada sukabumiupdate.com, bapak dua anak bercerita soal pengalamannya menemukan korban-korban tenggelam di Sukabumi khususnya di wilayah Ciemas. "Sejak 2017 saya sering ikut proses pencarian korban tenggelam sama teman-teman disini. Kami memang bisa menyelam," jelasnya melalui sambungan telepon, Kamis (28/10/2021).
Ia mengaku tidak pernah belajar khusus sebagai penyelam tradisional. Kemampuan menyelam pun hanya 2 hingga 3 menit di dalam air tanpa oksigen.
"Kalau diceritakan panjang. Ada turunan kemampuan juga dari orang tua. Singkatnya latihan olah nafas dan selalu ikhlas untuk menolong orang yang kena musibah," ucap Umar.
Umar memang selalu memulai pencarian dengan berdoa. Selama proses tersebut ia juga berusaha kontak dengan korban (arwah). "Jadi ada kontak batin dengan korban. Seakan dia memberi tahu posisinya. Kalau sudah ada kontak ini, Insyaallah ketemu karena saya fokus ke titik yang dituju, tidak mencari kemana-mana."
Ia juga yang dialami umar dalam dua kali berhasil menemukan korban tenggelam. Ia sulit menjelaskan perihal kontak batin itu, tapi Umar menyebutnya seperti bisikan.
"Intinya ikhlas menolong saja," pungkasnya.