SUKABUMIUPDATE.com - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah atau DPRD Kabupaten Sukabumi Yudha Sukmagara mengaku kecolongan saat mengetahui ada guru honorer yang belum memiliki jaminan kesehatan. Itu sampaikannya saat mengujungi rumah duka Sarifin di Kampung Lodaya RT 09/03 Kelurahan/Kecamatan Surade.
Sarifin (41 tahun) merupakan guru honorer di Sekolah Dasar Negeri Pasekon yang meninggal dunia pada Selasa, 19 Oktober 2021, setelah berjuang melawan maag kronis. Ia mengembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Umum Daerah atau RSUD Jampangkulon setelah dirawat di rumah sakit itu sejak Ahad, 17 Oktober 2021.
"Dari penjelasan relawan, almarhum mengalami kendala dalam berobat karena tidak memiliki BPJS. Ia hanya memiliki KIS, namun keluarga tidak tahu mekanisme prosesnya," kata Yudha, Ahad, 24 Oktober 2021.
Yudha mengaku kecolongan atas kejadian yang dialami Sarifin. Ia pun akan menjadikan ini sebagai catatannya. "Saya selaku Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi merasa kecolongan masih ada guru honorer yang belum memiliki BPJS. Ini jadi catatan saya. Ke depannya, semua guru honorer harus memiliki BPJS dan diwajibkan," ungkap dia.
Baca Juga :
Setelah temuan tersebut, DPRD Kabupaten Sukabumi akan mengambil langkah agar seluruh masyarakat, terutama guru honorer, memiliki fasilitas jaminan kesehatan. "Juga harus ada perbaikan pelayanan kesehatan," ujar Yudha. Kedatangan Yudha didampingi Front Pembela Honorer Indonesia atau FPHI Koordinator Daerah Sukabumi.
"Megucapkan belasungkawa kepada keluarga yang ditinggalkan (istri dan anaknya). Semoga segala kebaikan dan perjuangan dalam dunia pendidikan diterima Allah SWT," tambah Yudha.
Sekretaris FPHI Koordinator Daerah Sukabumi Kris Dwi Purnomo menambahkan, kedatangannya ke rumah duka Sarifin pun sekaligus penyaluran donasi yang sebelumnya dihimpun. "Donasi kami berikan kepada keluarga. Ini tamparan bagi dunia pendidikan dan kesehatan karena tidak adanya jaminan kesehatan bagi guru honorer yang sudah sakit selama tiga bulan," ujar Kris.