SUKABUMIUPDATE.com - Dari kurang lebih 21 orang yang mengungsi akibat tanah bergerak atau pergerakan tanah di Kampung Cigulusur RT 01/01 Desa Margaluyu, Kecamatan Purabaya, Kabupaten Sukabumi Jawa Barat, beberapa diantaranya adalah bayi, balita dan anak disabilitas. Mereka saat ini tinggal sementara di tenda pengungsian, dan rumah kerabat.
Data ini diungkap oleh Enjang, Kepala Dusun Narogong kepada sukabumiupdate.com, Jumat (22/10/2021). Ini bukan kejadian pertama, pergerakan tanah kawasan hutan puncak keramat yang ada di atas pemukiman kampung Cigulusur.
"Tapi ini yang paling parah. Retakannya bertambah panjang dalam dan merusak banyak rumah," ucapnya.
Kawasan hutan perkebunan yang ada di atas pemukiman lanjut Enjang adalah lahan PTPN VIII. Kamis petang kemarin, pergerakan tanah makin masif setelah kawasan tersebut terus menerus dilanda hujan dengan intensitas tinggi.
Menurut Enjang, warga terdampak yang rumahnya rusak serta harus mengungsi itu ada 8 kepala keluarga yang terdiri dari 21 jiwa. Sedangkan yang terancam juga ada 8 kepala keluarga terdiri dari 25 jiwa.
"Kami sarankan semuanya mengungsi ke tempat aman, apalagi saat hujan turun. Sekarang sudah ada tenda BPBD," jelas Enjang.
Baca Juga :
Saat ini di tenda pengungsian ada 8 orang terdiri dari 2 balita, 2 lansia lainnya dewasa, lanjut Enjang. Di warung yang jadi tempat pengungsian awal masih ada 6 orang terdiri dari 2 balita, 1 bayi dan 1 anak disabilitas.
"Yang mengungsi ke luar desa ada 11 orang, ke rumah kerabatnya," sambung Enjang.
Saat ini para pengungsi membutuhkan sembako, obat, susu, makanan balita, susu dan selimut. "Tadi juga ada bantuan," kata Enjang.
Seperti diberitakan sebelumnya, BPBD Kabupaten Sukabumi sudah mengirim bantuan tanggap darurat, termasuk membangun tenda pengungsian. Anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah atau DPRD Kabupaten Sukabumi Fraksi Partai Keadilan Sejahtera atau PKS, Ai Sri Mulyati, juga mendatangi lokasi dan memberikan bantuan untuk warga terdampak.