SUKABUMIUPDATE.com - Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum mengatakan Jawa Barat memiliki keindahan alam, budaya, dan kuliner yang unik. Oleh karena itu Pemda Provinsi Jabar akan memaksimalkannya untuk mendapatkan PAD dalam pemulihan ekonomi Covid-19.
Itu disampaikan Uu saat menghadiri Webinar Pemberdaya Penggerak Indonesia Sejahtera dengan tema "Mengangkat Kuliner Jawa Barat ke Kancah Dunia" secara virtual, yang diselenggarakan Penggerak Pemberdaya Indonesia Sejahtera Provinsi Jawa Barat di Pondok Pesantren Miftahul Jaza, Kampung Gumuruh, Desa Nagrak, Kecamatan Cangkuang, Kabupaten Bandung, Sabtu, 2 Oktober 2021.
Melansir siaran pers Humas Pemprov Jabar, terbukti hingga saat ini banyak wisatawan yang menjadikan Jawa Barat sebagai tujuan kuliner yang sangat digemari. Menurut Uu, setiap kabupaten/kota memiliki ciri khasnya masing-masing baik dari kuliner dan alamnya.
"Di Jawa Barat ada Tasikmalaya dengan tutug oncom, Sumedang dengan tahu sumedang, Cirebon dengan nasi jamblang, Indramayu dengan gombyang dan berbagai macam," katanya. "Apalagi di Bandung Raya punya inovasi makanan yang sangat luar biasa. Ini potensi untuk menuju masyarakat yang lebih baik, memanfaatkan potensi kuliner," imbuhnya.
Baca Juga :
Sehingga saat ini Pemerintah Provinsi Jawa Barat fokus dan memanfaatkan potensi daerah melalui Dewi (Desa Wisata) dan kuliner. Tidak lain untuk meningkatkan PAD atau Pendapatan Asli Daerah untuk pemerataan sektor ekonomi yang adil bagi masyarakat di setiap kota/kabupaten di Jawa Barat.
"Jangan sampai ekonomi dikuasai oleh kelompok itu-itu saja dan meningkat di tempat itu-itu juga," ujar Uu. "Sebanyak 27 kot/kabupaten, 5.312 desa, dan 700 kelurahan harus menikmati peluang ekonomi di Jawa Barat ini. Maka salah satunya dengan memanfaatkan potensi wisata," katanya.
Selain itu, Uu pun berharap para pelaku usaha kuliner dan tempat wisata ini harus mampu menguasai teknologi. Melalui media sosial, produk kuliner maupun tempat wisata akan dikenal sehingga adanya keinginan untuk datang ke Jawa Barat. "Kalau dulu mungkin untuk mempromosikan wisata sangat sulit untuk cepat dikenal orang. Minimal dari mulut ke mulut harus ada waktu, kalau sekarang begitu mudah," lanjutnya.