Kang Emil Pernah Kikis Hoaks Ini, Mencuat Lagi Isu Vaksin Mengandung DNA Babi

Sabtu 25 September 2021, 23:00 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Isu vaksin mengandung DNA babi mencuat baru-baru ini. Padahal diawal-awal program vaksinasi Nasional pada Oktober 2020 silam, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil atau akrab dipanggil Kang Emil telah mengikis hoaks seputaran vaksin Covid-19 tidak halal. 

Pada saat itu Ia menjadi relawan vaksin bersama dengan Kapolda Jabar dan Pangdam Siliwangi. Hal tersebut dilakukannya semata-mata untuk membuktikan berita bohong atau hoaks yang menyebutkan vaksin Covid-19 tidak halal.

Baca Juga :

"Banyak hoaks yang menyebutkan bahwa vaksin ini tidak halal, vaksin itu adalah bisnis dan jualan dari Tiongkok. Pokoknya segala hal yang membuat orang antipatif," ungkap Ridwan Kamil.

Kini hoaks soal vaksin kembali mencuat. Belum lama ini sebuah unggahan berisi klaim bahwa vaksin Sinovac dan Astrazeneca mengandung DNA babi. Narasi tersebut dibagikan di Facebook pada 19 September 2021 berupa tangkapan layar percakapan Whatsapp.

Melansir dari Tempo, hasil pemeriksaan fakta bahwa vaksin Sinovac maupun Astrazeneca tidak mengandung DNA babi. Hal ini diperkuat oleh sertfikat halal pada vaksin Sinovac dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).

MUI telah mengeluarkan Fatwa Nomor 2 Tahun 2021 tentang Produk Vaksin Covid-19 dari Sinovac Life Science CO.LTD China dan PT Bio Farma (Persero). Isinya menyebutkan bahwa Sinovac hukumnya suci dan halal sehingga bisa digunakan oleh umat Islam.

photoTangkapan layar narasi berisi klaim bahwa vaksin Sinovac dan Astrazeneca mengandung DNA babi. - (Tempo)</span

Sementara untuk vaksin Astrazeneca, BPOM RI yang sudah menyatakan bahwa vaksin tersebut tidak mengandung babi. Keputusan hukum itu ditetapkan setelah audit tim auditor LPPOM MUI bersama Komisi Fatwa MUI tidak menemukan kandungan babi.

Vaksin Astrazeneca sempat dipertanyakan soal status halalnya karena diduga mengandung tripsin babi. Namun dosen Sekolah Farmasi, Institut Teknologi Bandung (ITB), Aluicia Anita Artarini, sesuai dokumen AstraZeneca dan tim University of Oxford yang melakukan uji klinis, AstraZeneca ternyata menggunakan enzim tripsin yang berasal dari jamur, bukan babi.

Baca Juga :

"AstraZeneca tidak menggunakan tripsin hewan pada proses produksinya dan di proses akhir pun tripsin itu tidak ada," kata Anita dalam bincang-bincang virtual pada  akhir Maret 2021.

Dijelaskannya enzim tripsin tersebut tidak dimasukkan ke dalam formula vaksin, melainkan hanya digunakan sebagai pemotong sel mamalia yang dibeli AstraZeneca dari Bank Sel, Thermo Fisher.

Atas fakta-fakta tersebut maka klaim bahwa vaksin Sinovac dan Astrazeneca mengandung DNA babi adalah keliru. MUI dan BPOM sudah menyatakan bahwa vaksin Sinovac dan AstraZeneca tidak mengandung babi.

photoKonten ini didukung oleh: - (DISPUSIPDA Jabar) - (DISPUSIPDA Jabar)</span

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Berita Terkini
Sehat20 April 2024, 14:00 WIB

Dampak Stres Bagi Kesehatan: 7 Penyakit yang Bisa Mengancam Tubuh

Dampak stres sangat buruk bagi kesehatan tubuh. Itulah mengapa waspada dengan gejala gangguan kejiwaan adalah hal yang penting.
Ilustrasi. Dampak stres bagi kesehatan tubuh. Sumber Foto : Pexels/Andrea Piacquadio
Sukabumi20 April 2024, 13:07 WIB

SPI Soroti Reforma Agraria Eks HGU PT Sugih Mukti Warungkiara Sukabumi

Reforma agraria mengatur dua poin yaitu terkait penataan aset dan penataan akses.
Ketua SPI Sukabumi Rozak Daud. | Foto: Istimewa
Life20 April 2024, 13:00 WIB

Tanda-tanda Seseorang Berbohong, Ini yang Harus Diwaspadai!

Seseorang yang berbohong mungkin memiliki ekspresi wajah yang tidak sejalan dengan kata-kata atau situasi yang mereka ceritakan.
Ilustrasi. Pinokio yang identik dengan anak Berbohong. Sumber : pixabay/anotherjustice2
Inspirasi20 April 2024, 12:59 WIB

Jana Madinah Wisata Buka Cabang di Sukabumi, Hadirkan Layanan Haji Furoda dan Umrah

Bagi masyarakat yang ingin menggunakan jasa Jana Madinah Wisata Sukabumi, bisa mendatangi kantornya di Pasar Modern Blok A no.6 Palabuhanratu.
Kepala Cabang Jana Madinah Wisata Sukabumi, Nurlela. (Sumber : Istimewa)
Sukabumi20 April 2024, 12:50 WIB

Optimalisasi Pompanisasi, Sekda Kota Sukabumi Rapat Koordinasi di Gedung Sate

Peningkatan sistem irigasi menjadi fokus utama dalam rakor ini.
Sekda Kota Sukabumi Dida Sembada menghadiri Rakor Sekda Kabupaten/Kota se-Jawa Barat di Ruang Papandayan Gedung Sate, Bandung, Jumat, 19 April 2024. | Foto: Dokpim Kota Sukabumi
Sehat20 April 2024, 12:30 WIB

Ini 7 Penyebab Stres yang Tidak Boleh Disepelekan, Yuk Jaga Kesehatan Mental!

Penyebab stres oleh masing-masing orang sangat beragam. Tapi, ada beberapa pemicu yang biasanya bisa terjadi demikian.
Ilustrasi. Memahami penyebab orang stres. Sumber foto : Pexels/cottonbro studio
Sukabumi20 April 2024, 12:05 WIB

Buruh di Sukabumi Ngaku Kaki Terlindas Ban Forklift saat Kerja, Kini Gaji Belum Dibayar

Nurrohman mengaku kecelakaan kerja ini sempat membuatnya tidak dapat berjalan.
Nurrohman (45 tahun) memperlihatkan kakinya yang pernah terlindas ban forklift saat bekerja di PT Bahtera Dingga Jaya (BDJ) di Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi. | Foto: SU/Asep Awaludin
Life20 April 2024, 12:00 WIB

6 Cara Ampuh Menghadapi Catcalling, Wanita Wajib Tahu!

Catcalling dapat berupa seruan, lirikan, isyarat tubuh yang tidak pantas, atau komentar yang merendahkan dan merendahkan martabat seseorang.
Ilustrasi. Cara Mencegah Catcalling. Sumber : pixabay/fkpsiclgy12
Jawa Barat20 April 2024, 11:11 WIB

Pemerintah Siapkan Pompanisasi untuk Dongkrak Produksi Beras Termasuk di Sukabumi

ementerian mengantisipasi hal-hal semacam itu agar tak menghambat produksi padi. Salah satunya lewat program pompanisasi di setiap daerah.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sukabumi Ade Suryaman mengikuti rapat koordinasi ketahanan pangan dan produktivitas pertanian di Jawa Barat, di Gedung Sate, Bandung, Kamis, 18 April 2024 (Sumber: dokpim)
Sehat20 April 2024, 11:00 WIB

5 Minuman Tinggi Protein Purin yang Tidak Dianjurkan untuk Penderita Asam Urat

Cara mengelola keinginan penderita asam urat konsumsi asupan tinggi protein purin bisa dengan mengonsumsi banyak buah-buahan, sayuran, biji-bijian utuh, dan protein nabati rendah lemak, serta membatasi konsumsi daging merah, makanan laut, dan alkohol.
Kopi. Salah Satu Minuman Tinggi Protein Purin yang Tidak Dianjurkan untuk Penderita Asam Urat. (Sumber : pexels.com/ChevanonPhotography)