SUKABUMIUPDATE.com - Tiga ABK atau anak buah kapal asal Sukabumi yang bekerja di KM Hentri yang terbakar di perairan Maluku Utara dipastikan selamat. Ketiganya adalah Angga Pramudya dan Ardian Rahman warga Cibadak dan Asep Suriana, warga Kampung Cimalaka, Desa Mekarasih, Simpenan.
Bersama dua ABK lainnya dari Jakarta dan Ambon, ketiganya saat ini berada di rumah warga di Desa Tanimbar Kei, Kecamatan Kei Kecil Barat Kabupaten Maluku Tenggara. Mereka selamat berkat pertolongan perahu nelayan setempat yang melintas saat KM Hentri terbakar pada 3 September 2021, sekitar pukul 05.00 WIT.
Selain sudah menghubungi keluarganya, keberadaan ketiga ABK ini juga dipastikan oleh Nana (27 tahun) warga asli Cibadak Kabupaten Sukabumi yang sudah dua tahun merantau di Maluku. Sejak mendengar bencana tersebut, Nana langsung meluncur ke Maluku Tenggara.
Ia berusaha mencari tahu posisi para ABK khususnya warga Sukabumi. "Terus terang saja kang, dua kerabat saya juga masih hilang dalam musibah ini. Hari ini saya sudah berkomunikasi dengan petugas basarnas di Maluku Tenggara," jelasnya kepada sukabumiupdate.com, melalui sambungan telepon, Kamis (9/9/2021).
Baca Juga :
Menurut Nana, saat ini yang sudah dipastikan selamat itu ada 5 ABK, tiga dari Sukabumi. "Jadi info yang 10 orang ditemukan lagi belum bisa dipastikan. BASARNAS masih menunggu kondisi gelombang tinggi redah, karena di sekitar kapal terbakar itu memang ada pulau kecil, rencananya mau dicek kesana," lanjut Nana.
Ia juga mendapatkan informasi soal dua jenazah dalam kondisi terbakar yang ditemukan nelayan. "Kabar soal jenazah ini juga belum dipastikan, baru informasi. Jenazah tersebut saat ini berada di Tanimbar," jelasnya.
Menurut Nana, ia sudah berkomunikasi dengan salah satu korban selamat asal Sukabumi. Bersama dua korban selamat lainnya, mereka butuh bantuan agar bisa dipulangkan ke kampungnya masing-masing.
"Tolong disampaikan kepada pemerintah daerah, atau siapapun yang bisa membantu kepulangan mereka," beber Nana.
Baca Juga :
Ia juga memastikan saat ini proses pencarian korban lainnya dari KM Hentri terkendala cuaca buruk. Perairan di Maluku Tenggara sejak sebelum terbakarnya kapal itu dalam kondisi gelombang tinggi.
"Bisa dilihat dari beberapa video yang diambil nelayan setempat saat kapal itu terbakar, ombaknya cukup tinggi," lanjutnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, belasan warga Kabupaten Sukabumi khususnya dari Cibadak menjadi ABK dari kapal naas yang berangkat dari Muara Angke Jakarta pada 18 Agustus 2021 silam. Kapal pemburu cumi itu hendak menuju perairan Merauke, dan pada 3 September dilaporkan terbakar.