SUKABUMIUPDATE.com - Berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi dari Sistem Informasi Elektronik Data Bencana (SiEdan) dalam catur wulan II sejak bulan Januari hingga Agustus 2021, tercatat sebanyak 118 kali kejadian bencana alam yang melanda 7 kecamatan di Kota Sukabumi, Jawa Barat.
Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Sukabumi, Zulkarnain Bahrami menjelaskan, berdasarkan data dan angka informasi bencana semester dua, tahun 2021, luas area terdampak 51, 98 hektar.
"Nilai kerugian mencapai Rp 5.128. 662.500 atau naik dari Rp 4.266.912.500, dari agregasi sebelumnya. Sekitar 34 unit bangunan rusak dan 54 KK dilaporkan terdampak, diantaranya dua jiwa meninggal dunia." kata Zulkarnain dalam laporan rilisnya, Sabtu (4/9/2021)
Menurut Zulkarnain, Untuk bulan Agustus tercatat 6 jenis kejadian utama.
"Yaitu longsor dua kali di kecamatan Cikole (2 kali), Kebakaran permukiman (1 kali), dan tempat usaha (1 kali) di kecamatan Cikole (1kali) dan kecamatan Citamiang (1 kali). Angin kencang di kecamatan Cibeureum dan Cuaca Ekstrem di kecamatan Warudoyong masing masing satu kali. Terakhir insiden tewasnya anak kecil yang bernama M. Faqih Alfarizi warga Kelurahan Limusnunggal, Kecamatan Cibeureum, tercebur ke sumur sedalam 1,5 meter, pada Selasa 10 Agustus 2021 sekitar pukul 14.00 WIB," Tuturnya.
Berikut ringkasan jenis kejadian bencana alam selama Januari hingga Agustus 2021, beserta taksiran nilai kerugian dan luas area yang dirangkum Sukabumiupdate.com:
1. Banjir 19 kali kerugian Rp 189.550.000 luas area 512.967 meter persegi
2. Cuaca ekstrem 41 Kali kerugian Rp 649.150.000 luas area 2.570 meter persegi,
3. Kebakaran 16 kali kerugian Rp 636.500.000 luas area 328 meter persegi,
4. Tanah Longsor 26 kali kerugian Rp 527.762.500 luas area 1.097 meter persegi,
5. Puting Beliung 1 kali kerugian Rp45.000.000 luas area 60 meter persegi,
6. Gempa 1 kali.
Adapun sebaran kejadian bencana alam berdasarkan wilayah, yaitu Kecamatan Gunung Puyuh menempati peringkat tertinggi dengan 27 kali, disusul Kecamatan Lembursitu 22 kali, dan Kecamatan Cikole 20 kali. Sedangkan laporan yang terendah berasal dari Kecamatan Cibeureum 5 kali, Baros 6 kali lalu Citamiang dan Warudoyong masing masing 11 dan 12 kali.
Berikut rincian sebaran kejadian berdasarkan wilayah:
Berikut list frekuensi kasus kejadiaan dan taksiran nilai serta sebaran kerugian, luas terdampak pada tujuh kecamatan yang terverifikasi.
1. Puting beliung 2 kali, Kerugian Rp 70.000.000 dengan luas area terdampak 71 meter persegi.
2. Banjir, 19 kali, Kerugian Rp 189.550.000 dengan
Luas area terdampak 512,967 meter persegi.
3. Cuaca ekstrem, 47 kali, Kerugian
Rp 918.100.000 dengan luas area terdampak 3.119 meter persegi.
4. Kebakaran, 20 kali, Kerugian Rp 3.386.500.000 dengan luas area terdampak 2.072 meter persegi
5. Tanah longsor, 28 kali, Kerugian Rp 564.512.500 dengan luas area terdampak 1.562 meter persegi.
6. Gempa, 2 kali
Adapun sebaran nilai kerugian meliputi tujuh kecamtan, Baros Rp 125.500.000, Lembursitu Rp 299.050.000, Cibeureum Rp 86.250.000, Citamiang Rp 281.975.000, Warudoyong Rp 2.488.500.000, Gunung Puyuh Rp 555.212.500 dan Cikole Rp 1.291.775.000.
Sementara sebaran bulan kejadian, bulan Januari tercatat 15 kali, Februari 8 kali, Maret 20 kali, April 11 kali, Mei 10 kali, Juni 34 kali, Juli 8 kali dan Agustus 6 kali
"Untuk Sebaran wilayahnya di Baros 7 kali, Lembursitu 23 kali, Cibeureum 23 kali, Citamiang, 12 kali, Warudoyong 17 kali, Gunung Puyuh 28 kali, Cikole 23 dan 2 kali tercatat untuk semua kecamatan yaitu gempa bumi," Pungkasnya.