SUKABUMIUPDATE.com - Pemulihan ekonomi saat ini menjadi isu utama pemerintah, baik pusat maupun daerah pasca dihantam pandemi covid-19. Pemerintah Provinsi Jawa Barat atau Jabar terus menata dan memfasilitasi kebangkitan ekonomi, seiring menurunnya kasus positif Covid-19.
Salah satu konsennya, meningkatkan kembali daya beli masyarakat. Pemulihan ekonomi tersebut sejalan dengan percepatan program vaksinasi di Jabar, demi mewujudkan 37 juta warganya tervaksin hingga Desember 2021.
Vaksin dan program ekonomi harus seiring sejalan. Keefektifan program vaksinasi dan berbagai kebijakan dari pemerintah menjadi prasyarat mutlak dalam proses pemulihan ekonomi.
Hal ini ditegaskan Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Barat Dr. Ir. H. Ahmad Hadadi, M.Si saat membahas vaksinasi sebagai syarat untuk mengakhiri pandemi covid-19.
"Segera sukseskan program vaksinasi. Ketika 70 persen kita mengikuti program vaksinasi, maka insya allah segera kita bisa kembali dalam kehidupan 'normal'," ujarnya, dalam talkshow bertema “Silih Tulungan Pemulihan Ekonomi Jabar” di Bandung TV, Rabu (1/9/2021).
Ahmad Hadadi memberikan sedikit gambaran situasi masyarakat Jabar di kala pandemi ini. Masyarakat yang bergerak di bidang pangan, kata dia, relatif bisa bertahan. “Namun, masyarakat yang di perkotaan, di kafe, mal, mungkin ini sangat terkena dampak dari Covid-19. Tapi alhamdulillah sekarang mulai ada pelonggaran, relaksasi,” katanya.
Disisi lain, dia mengajak masyarakat untuk melihat sisi baik dari pandemi ini dan mulai memanfaatkan waktu untuk berinovasi. Adapun hal yang bisa dimanfaatkan untuk sumber inovasi dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat saat pandemi ini adalah aplikasi Candil.
Candil atau Maca Dina Digital Library adalah aplikasi gratis yang memuat ribuan buku elektronik yang dapat dibaca oleh siapapun.
"Kami mengembangkan perpustakaan digital yakni Candil atau Maca Dina Digital Library. Buku-buku sekarang didigitalkan sehingga masyarakat yang sulit akses ke perpustakaan bisa masuk ke aplikasi tersebut,” katanya.
Dia mengatakan, dengan cara ini, perpustakaan hadir di tengah masyarakat dengan bahan-bahan bacaan yang berkualitas. Perpustakaan, kata dia, bertransformasi berbasis inklusi sosial sehingga perpustakaan bukan lagi untuk sekadar kebutuhan intelektual saja tapi juga harus meningkatkan kualitas produk.