SUKABUMIUPDATE.com - Mural atau coretan di dinding kekinian menjadi perhatian banyak pihak di Indonesia. Ini dipicu mural mural wajah mirip Presiden Joko Widodo, yang bagian mata ditutupi dengan kain merah bertuliskan “404: Not Found”.
Kekinian pihak kepolisian menganggap mural tersebut melecehkan dan menghina simbol negara. Karena itu, pembuat mural tersebut kini sedang diburu oleh polisi. Para seniman mural menyatakan tindakan penangkapan rekan sejawatnya merupakan hal yang berlebihan.
“Padahal, kami (pembuat mural) hanya menyampaikan ekspresi seni dan tidak menyinggung pihak manapun,” kata Deka Sike, Perwakilan Komunitas Mural Halfway Connection.
Sejak dulu, mural atau coretan di dinding memang telah menjadi salah satu media berekspresi. Dilansir dari muralform.com, sejarah mural dapat ditelusuri hingga tahun 30.000 SM.
Pada tahun itu, sebuah lukisan dibuat di dinding Gua Chauvet, Prancis. Lukisan tersebut menjadi lukisan prasejarah terkenal yang dibuat di dinding gua. Selain Gua Chauvet, pemakaman kuno di Mesir juga menyimpan banyak lukisan dinding.
Dilansir dari muralform.com, pemakaman kuno di Mesir telah dipenuhi oleh mural sejak tahun 3.150 SM. Pemakaman Mesir pun menjadi tempat dengan mural paling banyak.
Cara membuat mural juga berbeda-beda tiap zamannya. Pada abad pertengahan, tepatnya abad ke-14, mural dibuat dengan menggunakan plester kering. Pada waktu itu, melukis di plester kering umumnya dilakukan dengan menggunakan teknik fresco secco.
Dilansir dari britannica.com, teknik fresco secco adalah teknik melukis dengan cara mencampur pigmen warna dengan bahan pengikat organik atau kapur. Campuran bahan tersebut kemudian akan diaplikasikan pada plester kering.
Teknik fresco secco menjadi salah satu teknik mural yang populer. Meskipun demikian, teknik melukis lain pun dikembangkan seiring dengan perkembangan zaman. Pada era saat ini, salah satu teknik melukis yang kerap dipakai, terutama oleh para kaum milenial, adalah teknik marouflage.
Dilansir dari oxfordreference.com, marouflage adalah teknik melukis dinding dengan cara menempelkan kanvas yang telah dilukis ke dinding. Setelah ditempelkan, kanvas akan ditekan sehingga tidak ada gelembung-gelembung udara yang menonjol dan merusak keindahan mural.
SUMBER: BANGKIT ADHI WIGUNA/TEMPO.CO