SUKABUMIUPDATE.com - PT Aqua Golden Mississippi atau AGM Mekarsari melakukan kegiatan intensifikasi pengelolaan Tempat Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce, dan Recycle (TPS3R)/bank sampah dan pengembangan wirausaha bank sampah maggot untuk masyarakat di Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi.
Program yang dijalankan melalui Corporate Social Responsibility (CSR) di tahun 2021 ini diharapkan mampu menjawab dan meminimalisir keluhan yang dirasakan masyarakat pengelola sampah saat ini.
Program tersebut berjalan karena pandemi Covid-19 dan penerapan PPKM level 3 membawa dampak pada geliat usaha masyarakat di pesisir Pantai Palabuhanratu Sukabumi. Sebab tingkat kunjungan wisatawan domestik mengalami penurunan, keadaan ini tak hanya dirasakan para pedagang dan pengelola tempat penginapan saja, tapi berimbas juga kepada nasib pemulung dan pengepul sampah plastik di pantai.
Koordinator CSR AGM Mekarsari Cacas Suwarna menjelaskan kegiatan CSR ini dilakukan melalui mitra Yayasan Konservasi Alam & Lingkungan (YKAL) dengan melakukan pendampingan kepada kelompok masyarakat pengelola sampah yang ada di Desa Cimaja, Desa Cikakak dan Desa Karang Papak di Kecamatan Palabuhanratu sejak Mei tahun 2021.
Program ini merupakan program pengelolaan sampah berkelanjutan berbasis TPS3R dan Bank Sampah Terpadu. Kelompok masyarakat yang ada di TPS3R/bank sampah ini mengelola sampah plastik dan non plastik. Salah satu bentuk pengelolaan sampah non plastik (sampah organik) dengan mengintegrasikan Bank Sampah Maggot.
Teknisknya, di bank sampah tersebut terdapat proses pemilahan yang memisahkan mana sampah non organik dan sampah organik. Sampah organik yang dikumpulkan itu akan diolah oleh maggot sebagai pengurai. Manggot pun memiliki nilai ekonomis sebab bisa untuk pakan ternak. Sedangkan sampah plastik digunakan untuk kebutuhan ekonomis.
"Selain manfaat terjaganya lingkungan yang berseri, bank sampah maggot ini juga bermanfaat membantu meningkatkan ekonomi masyarakat khususnya pengelola TPS3R atau bank sampah," jelasnya.
Sementara itu, Direktur YKAL Usep Suparman mengatakan dalam program pengelolaan sampah terpadu khususnya sampah organik adalah melalui pendekatan bank sampah maggot yang dapat memberikan nilai ekonomis cukup tinggi serta memberikan dampak positif terhadap upaya penanganan sampah organik yang saat ini belum dikelola secara maksimal sehingga sampah menjadi berkah.
“Masyarakat pengelola sampah tidak hanya memilah sampah plastik, tetapi dilakukan pula pengolahan dari sampah organik berupa budidaya maggot yang sangat bermanfaat untuk meningkatkan perekonomian jangka panjang,” tandasnya.
Dalam program ini pihaknya akan support masyarakat pengelola sampah mulai dari pelatihan pengelolaan sampah plastik dan non plastik (organik) sampai kepada pemasaran produk. Bahkan, ia pun bekerja sama dengan tim relawan ruang peduli untuk membantu memasarkan produk tersebut.
“Dengan adanya kegiatan pelatihan pengelolaan sampah organik dengan maggot ini setidaknya dapat mengurangi cerita kesedihan masyarakat pengelola bank sampah jika mereka diberdayakan dengan adanya tambahan masukan penghasilan ekonomi bagi keluarganya,” tutupnya.