SUKABUMIUPDATE.com - Aksi Rifandi kini menjadi viral. Pemuda warga Perumahan Mekarsari Kecamatan Cicurug melakukan aksi seorang diri di pinggir jalan Nasional Sukabumi - Bogor tepatnya di depan Pasar Cicurug, memprotes kebijakan PPKM Darurat yang menurutnya mematikan profesinya sebagai pedagang kuliner kaki lima.
Aksi itu sudah berlangsung sejak 16 Juli hingga hari ini, Minggu (18/72021). Berbekal dua papan untuk menuliskan aspirasinya kepada pemerintah:
"PPKM darurat? Ibuku sakit lebih darurat !! Saya harus dagang Pak/Bu *Rifandey
"Di siksa oleh peraturan *Rifandey
Muhammad Rifandi (23 tahun) yang sehari-harinya berprofesi sebagai pedagang Kebab dan Es Jelly. Ia kecewa dengan penerapan PPKM darurat karena langsung membuat penghasilannya anjlok.
Ia bahkan sakit hati dengan kebijakan tersebut. "Ini suara hati saya karena sakit hati banget, biasa saya jualan sehari dapat Rp 100.000 - 150.000 kalau sekarang Rp 10.000 - 20.000 jadi saya menyuarakan saja sendiri tidak mengajak pedagang lain karena saya bukan provokator," ujarnya saat dihubungi sukabumiupdate.com Minggu (18/7/2021).
Rifandi kecewa dengan kebijakan pemerintah yang memberlakukan PPKM Darurat karena kondisi ekonominya saat ini sedang sulit. Ditambah lagi penghasilannya sehari-hari selama ini untuk biaya kesehatan kesehatan orang tuanya yang sakit-sakitan.
"Saya cuma ingin berdagang normal lagi supaya bisa membantu biaya berobat ibu saya yang sakit-sakitan terus, ibu saya sakit jantung dan lambung, jadi ibu saya itu harus bolak-balik berobat ke rumah sakit ataupun ke klinik-klinik," Tuturnya.
Diketahui Rifandi tinggal di rumahnya bersama kedua orangtuanya dan tiga adiknya dan satu kakaknya. "Saya tinggal di rumah 7 orang saya dan kakak saya itu yang mencari nafkah untuk kebutuhan hidup sehari-hari apalagi adik-adik saya masih kecil," ungkapnya.
Lanjut, Rifandi mengaku tidak akan melanjutkan aksi tersebut karena sudah didatangi oleh aparat penegak hukum.
Baca Juga :
"Saya tidak akan melakukan aksi itu lagi, karena tadi didatangi oleh pihak kepolisian dan saya menyepakatinya. Saya mendapatkan bantuan sembako dari anggota polisi yang ke tempat lapak berjualan saya tadi sore," tegasnya.
Rifandi berharap ada solusi lainnya dari siapapun terkait kebutuhan biaya pengobatan orang tuanya. "Kalau ada yang mau membantu dari siapapun juga dengan senang hati karena untuk berobat ibu saya, karena saya sudah malu pinjem uang sama tetangga saya," pungkas Rifandi.