SUKABUMIUPDATE.com - Gelombang tinggi di perairan Ujunggenteng, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi, pada Rabu, 14 Juli 2021, membuat para nelayan membatalkan niatnya untuk melaut. Ini selaras dengan peringatan yang sebelumnya dikeluarkan BMKG di website resminya.
Salah seorang nelayan, Deni, mengatakan dalam tiga hari terakhir ketinggian gelombang mencapai 3 hingga 4 meter. "Kami memilih memarkirkan perahu karena kondisi laut buruk," katanya. "Dari tadi malam hingga pagi ini gelombang masih naik dan perahu mulai menumpuk di pesisir," tambah dia.
Ketua Rukun Nelayan Ujunggenteng Asep Jeka menuturkan dari sekira dua ribu nelayan--termasuk di Kalapacondong, 70 persen di antaranya tidak turun melaut. Sedangkan sisanya sempat mencari ikan pada Selasa kemarin sebelum gelombang tinggi. "Namun sebagian yang kemarin melaut juga sudah diimbau agar segera mendarat," ucap Asep.
"Kondisi laut memang tidak bersahabat sesuai imbauan BMKG bahwa ada gelombang tinggi. Demi keselamatan, mereka menunda beroperasi," tambahnya.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG sebelumnya memperingatkan ancaman gelombang tinggi di perairan Sukabumi dan Cianjur pada 13 hingga 14 Juli 2021. Prakiraan ini termuat dalam website resminya bernomor ME.301/WP1/13/CLP/VII/BMKG-2021.
Dalam laporannya, BMKG mengatakan ancaman gelombang tinggi tersebut bisa mencapai 4 hingga 6 meter atau kategori sangat tinggi. Prakiraan ini berlaku mulai Selasa, 13 Juli pukul 19.00 WIB hingga 14 Juli pukul 19.00 WIB.
"Gelombang 4-6 meter berpeluang terjadi di perairan dan Samudera Hindia Selatan Jawa Barat, Jawa Tengah, dan DIY," tulis laporan BMKG yang memperingatkan gelombang tinggi juga mengancam perairan lain.
Baca Juga :
BMKG menjelaskan perairan dan Samudera Hindia Selatan Jawa Barat, Jawa Tengah, dan DIY, umumnya berawan hingga berawan tebal. Angin di kawasan ini pun umumnya bertiup dari arah Timur Laut hingga Tenggara dengan kecepatan berkisar antara 4 atau 6 hingga 25 knot.
"Gelombang maksimum dapat mencapai dua kali tinggi gelombang yang tertera di atas," tulis catatan BMKG soal prakiraan tersebut.