SUKABUMIUPDATE.com - Dewan Pengurus Daerah Persatuan Perawat Nasional Indonesia atau DPD PPNI Kota Sukabumi menyatakan selama bulan ini 47 perawat di Kota Sukabumi terkonfirmasi positif Covid-19 atau Virus Corona. Data tersebut dihitung sejak 1 hingga 28 Juni 2021.
Ketua DPD PPNI Kota Sukabumi Irawan Danismaya mengatakan 47 perawat itu bertugas menangani pasien Covid-19 di Rumah Sakit Umum Daerah R Syamsudin SH, Rumah Sakit Islam Assyifa, Dinas Kesehatan, dan beberapa puskesmas. "Ini yang terbaru per Juni saja. Yang lalu sudah tak terhitung," kata Irawan, Senin, 28 Juni 2021.
Irawan menuturkan data pada Juni ini menjadi yang tertinggi sejak pandemi mulai terjadi di tahun lalu. Kelelahan menjadi salah satu penyebab tenaga kesehatan, khususnya perawat, terpapar Virus Corona. "Sudah kelelahan kita. Ketika lelah, mengedrop imunnya, kena deh," kata dia.
Baca Juga :
Perawat yang terdiri dari 19 laki-laki dan 28 perempuan ini sekarang menjadi isolasi mandiri di rumahnya karena rata-rata bergejala ringan. "Tidak di rumah sakit karena juga mengantisipasi pasien yang terus meningkat," ucap Irawan. Irawan pun menanggapi narasi yang menyebut Covid-19 hanya konspirasi politik.
"Andai Covid-19 itu tidak ada, tetapi kenapa ada pasien yang batuk, meriang, hilang bau, bahkan ada yang meninggal? Jelas beda dengan sakit flu biasa ini," ujarnya. "Jika Covid-19 memang buatan negara asing, terus kita bisa apa? Toh kita gak mampu juga melawan balik. Mending lakukan cara agar tak terus nyebar. Cukup 3M! Biar tahu rasa tuh negara asingnya rugi modal," tambah dia.
Irawan juga memberi perumpaman jika Covid-19 merupakan hoaks dan menjadi alat untuk berkuasa, lalu apakah sepadan dengan mengorbankan rakyat sendiri. "Logikanya harusnya itu tidak mungkin lah. Yang mungkin adalah Covid-19 akan semakin ganas kalau duit negara kita habis, lalu nanti siapa yang sebenarnya bahagia?," tanya Irawan.
"Jika imun Anda bagus dan tidak punya penyakit berat, masih logis jika Anda kebal Covid-19. Yang tidak logis adalah ketika Anda merasa sehat dan abai 3M, terus nulari mereka yang imunnya buruk. Itu dzalim saudaraku."
Yang lucu, sambung Irawan, ketika seseorang sehat dan mengaku tidak mempercayai Covid-19, tiba-tiba mentalnya ambruk saat dirinya terkena virus mematikan itu. "Konyolnya ketika sembuh, berkoar 'ah kayak flu biasa'. Yang malu akibat kelakuanmu biasanya keluarga dan sahabatmu," tegas dia.
"Kalau mau tau rasanya tak nyaman, kesepian dan rasa deket mau mati, yuk saya siap ongkosin tuk masuk kamar Covid-19. Cukup 15 menit aja tapi lepas maskernya ya," tambah Irawan. "Teman-teman tetap semangat, apapun respons masyarakat. Selain berjuang merwat pasien, kita pun berjuang menerima efek hoaks," pungkas dia.