SUKABUMIUPDATE.com - Beberapa daerah di selatan Kabupaten Sukabumi, terutama Pajampangan masih menghadapi persoalannya buruknya infrastruktur jalan. Di daerah tersebut, ada banyak jalan yang masih sulit dilintasi kendaraan karena masih berupa tanah belum tersentuh aspal. Agar jalanan tersebut dapat diakses kendaraan, warga menggunakan sepeda motor yang disebut Engkreg.
Engkreg merupakan kendaraan hasil modifikasi yang diandalkan untuk mengangkut hasil pertanian dan lain sebagainya. Di Desa Bangbayang, Kecamatan Tegalbuleud, Kabupaten Sukabumi, Engkreg mudah sekali ditemui.
Sepeda motor hasil modifikasi warga ini begitu unik, karena hampir semua bodi motor dibongkar tinggal menyisakan rangka, mesin dan roda saja. Sedangkan tangki bensin digantungkan di stang yang juga ikut dimodif menjadi lebih tinggi.
Warga, Solihin (40 tahun) menuturkan Engkreg diandalkan untuk mengangkut kayu, pisang, serta kacang tanah, bahkan membawa barang lainnya termasuk motor. "Warga kalau tidak memiliki Engkreg, sudah dipastikan perekonomian macet total," jelasnya.
Solihin mengatakan, biaya yang dikeluarkan untuk melakukan modifikasi Engkreg minimal Rp 2 juta. "Kalau ingin puas bisa sekitar Rp 3 hingga 4 juta," tuturnya kepada sukabumiupdate.com, Kamis (23/6/2021).
Menurutnya, tak sulit menemukan bengkel yang bisa memodifikasi sepeda motor menjadi Engkreg. Bengkel itu bisa ditemukan di Kecamatan Tegalbuleud, Cidolog, Cidadap dan Sagaranten.
Semua motor bisa dimodifikasi menjadi kendaraan yang bisa menerabas jalan rusak itu, tapi di daerah tersebut motor bebek yang banyak dimodifikasi menjadi engkreg. Kendati ada patokan biaya modifikasi, tetap harus siap-siap biaya tambahan karena bisa saja ada yang diganti.
Dalam memodifikasi engkreg, yang terpenting mesinnya, kalaupun ada yang diganti hanya gear belakang supaya kuat saat melibas tanjakan dan ban jenis ban yang dipakai trial. Adapun ketinggian stang ditambah menjadi 55 centimeter.
Soal kekuatan, Engkreg ini dapat menarik kayu sekitar 1 kubik kurang. Di daerah itu, memiliki engkreg bisa jadi sumber pendapatan sebab ada jasa angkutnya.
Adapun tarif untuk angkut kayu menggunakan engkreg yaitu perkubik bisa mencapai Rp 100 ribu, sedangkan hasil bumi seperti pisang, kacang dan padi dihitung per kilonya Rp 1.000.
"Kapasitas muatan Engkreg sekitar dua kwintal, sehari bisa mendapat penghasilan bersih antara Rp 300 ribu sampai Rp 400 ribu," kata Solihin.
Solihin mengungkapkan, dengan sulitnya akses dan adanya biaya angkut maka petani di daerah tersebut mendapatkan keuntungan yang minim. Maka dari itu petani berharap pemerintah memperhatikan kondisi infrastruktur jalan yang menjadi penghubung Desa Bangbayang dengan Desa Nangela itu.
"Kami sudah sampaikan aspirasi dan keluhan mengenai akses jalan Bangbayang - Nangela kepada anggota DPRD Kabupaten Sukabumi, pak Agus Zen, agar diperhatikan, mengingat jalan tersebut sangat berarti bagi kami," pungkasnya.