SUKABUMIUPDATE.com - Teluk ciletuh di Kecamatan Ciemas Kabupaten Sukabumi Jawa Barat adalah penyangga utama keberadaan CPUGGp (Ciletuh Palabuhanratu Geopark Ciletuh Palabuhanratu Unesco Global Geopark). Mbah Durak disebut-sebut sebagai orang pertama yang datang ke kawasan tersebut, membangun pemukiman dan lahan pertanian, hingga makam tuanya dijadikan salah satu cagar budaya oleh CPUGGp.
Menurut cerita yang terus dipelihara oleh warga setempat, Mbah Durak memilih nama Cikalong untuk pemukiman pertama yang berdiri di kawasan tersebut. Nama kampung Cikalong hingga kini masih dilestarikan, berada di Desa Mekarsakti Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Mbah Durak sendiri disebut sebagai keturunan kerajaan Galuh Cirebon yang mengembara ke Pantai Selatan, datang bersama sejumlah saudaranya membuka hutan belantara menjadi lahan pertanian dan pemukiman di wilayah tersebut. Keturunannya hingga kini masih berada di Kampung Cikalong, merawat Makam mbah Durok yang berada di pinggir jalan Kabupaten ruas Nyomplong - Citiis.
Ada 6 makam di kompleks bangunan seluas 10 kali 6 meter dengan tembok pembatas tersebut. Disana juga terdapat beberapa makam lainnya, termasuk sebuah tajuk atau mushola ukuran 4 X 3 meter.
Makam ini banyak dikunjungi masyarakat untuk berziarah, baik dari wilayah Pajampangan, maupun luar daerah. "Di Dalam bangunan tembok pembatas tersebut ada 6 makam. Mbah Durak itu makamnya yang ujung dari pintu masuk," kata Abdulloh (40 tahun) salah satu keturunan Mbah Durak kepada Sukabumiupdate.com, Selasa (22/6/2021).
Nama asli Mbah Durak hingga kini masih misteri, tidak ada yang tahu, lanjut Abdulloh, kakek - neneknya tidak memberi tahu kepada kedua orang tuanya. Banyak yang mengatakan kalau nama asli Mbah Durak adalah Mbah Tandur, ada juga yang bilang Mbah Ehom.
Baca Juga :
"Nama Durak, sebenarnya adalah nama anak pertamanya, anak kedua adalah Akung, dan ketiga Leso seorang perempuan. Jadi disebut Mbah Durak karena kebawa sama nama anaknya," terangnya.
"Kalau orang tuanya sendiri merupakan keturunan dari Akung, yang memiliki anak perempuan nenek Juhri, dia meninggal setahun yang lalu dalam usia 100 tahun. Di Kampung Cikalong dan Cipeuteuy ini memang hampir semua merupakan keturunan Mbah Durak, Kampung Cikalong memiliki makna Cikal atau yang pertama," sambung Abdulloh.
"Alhamdulilah sekarang ini makam Mbah Durak, diakui sebagai cagar budaya oleh pengelola Geopark Ciletuh - Palabuhanratu," pungkasnya.
Di makam tersebut terpasang papan penjelasan informasi tentang sosok mbah Durak, kisah dan peninggalannya, baik yang bersifat benda, sawah hingga kesenian. Papan informasi ini resmi dari pengelolah karena menggunakan lambang Geopark Ciletuh Palabuhanratu.
Ningrum (50 tahun) keturunan mbah Durak lainnya mengatakan hal yang sama. "Pernah menanyakan kepada kakek - nenek, mereka hanya bilang tidak perlu tahu nama asli mbah Durak," pungkasnya.