SUKABUMIUPDATE.com - 8 rumah di perumahan Taman Asri Kota Sukabumi Jawa Barat terancam tebing setinggi 16 meter yang mulai retak. Kejadian terbaru Jumat petang tadi (4/6/2021), material tebing runtuh hingga membuat warga yang tinggal di bawahnya panik.
Sejumlah petugas BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kota Sukabumi kemudian mendatangi lokasi setelah menerima laporan warga. Dari pengecekan yang dilakukan tim di lapangan, tebing yang sudah di beton tersebut mengalami keretakan.
"Akibat curah hujan yang tinggi mengakibatkan robohnya sebagian talud gang yang mengancam rumah di bawahnya," jelas Kalak BPBD Kota Sukabumi, Imran Wardhani dalam laporan tertulisnya yang diterima sukabumiupdate.com, Jumat malam.
BPBD mencatat ada 8 rumah yang terancam berada di Perum Taman Asri blok B 27 RT.09/14 , Kelurahan Subangjaya, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi. "Ketinggian talud tebing kurang lebih 16 meter dan dengan jarak rumah di bawahnya itu kurang lebih 3 meter dari batas talud," ungkap Imran.
Untuk mengantisipasi potensi bencana, BPBD rencananya akan melakukan penanganan lanjutan bersama dinas teknis terkait besok pagi, Sabtu 5 Juni 2021. "Kami minta warga yang ada di bawah tebing itu untuk waspada, apalagi saat hujan deras turun," pungkasnya.
Sementara itu, Ketua RW 14 Taman Asri, Febri Febrinand menjelaskan kejadian runtuhan sebagian kecil talud tersebut pada pukul 17.05 WIB tadi petang. Saat itu wilayah Kota Sukabumi khususnya Taman Asri dilanda hujan cukup deras.
Tebing tersebut menurut Febri adalah perbatasan antara RW 14 dan 13 Kelurahan Subang Jaya. Diatas tebing dibangun jalan lingkungan yang juga mengalami sejumlah retakan.
"Jadi sebenarnya yang terancam itu bukan hanya 8 tapi 12 rumah yang ada dibawah sepanjang talud itu. Ada kurang lebih 40 jiwa. 8 rumah itu yang berada dalam jangkauan talud tebing yang ditemukan retak-retak," ungkap Ketua RW 14 kepada sukabumiupdate.com melalui sambungan telepon.
Warga berharap segera ada penanganan dari instansi terkait, karena jarak tebing talud itu ke rumah warga di bawahnya cukup dekat. "Materialnya kan nggak hanya tanah tapi tembok dan batu talud, ini cukup berbahaya bagi keselamatan warga yang ada dibawahnya," pungkas Febri.