SUKABUMIUPDATE.com - Pedagang tahu di Pasar Semi Modern Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, masih tetap menjalankan usahanya meskipun di tengah naiknya harga kedelai. Pedagang di pasar itu memilih untuk menjual sedikit tahu.
Seorang pedagang, Komah (45 tahun) mengatakan dalam satu hari biasanya dia mengambil mengambil 100 kantong tahu ukuran kecil dari distributor, namun semenjak kedelai naik maka dia mengurangi barang yang akan dijualnya menjadi 75 kantong tahu dan paling banyak yaitu 80 kantong tahu.
"Tahun lalu harga tahu ukuran kecil ini per kantong Rp 2.000. Terus Kedelainya naik maka harga jual tahu jadi Rp 2.500 per kantong. Nah sekarang informasinya harga kedelai naik lagi namun pedagang belum bisa menaikan harga jual saat ini. Apabila seperti itu, bisa saja nanti tahu dijual Rp 3.000 perkantong," ujar Komah kepada sukabumiupdate.com, Jumat (28/5/2021).
Menurut dia, mengurangi pembelian dari distributor adalah usaha supaya tetap bisa berjualan. Sebab kata Komah, pedagang lain memilih gak jualan akibat dampak kedelai naik.
Komah belum bisa menaikan harga tahu per kantongnya, sebab dengan harga yang saat ini saja pembeli sepi karena efek dari pandemi. "Belum berani menaikan harga, karena pembelinya juga lagi sepi akhir-akhir inI, mungkin efek Corona perekonomian masyarakat juga terganggu. Mudah-mudahan harga kedelainya cepet turun lagi dan pandemi segera berakhir," terangnya.
Sementara itu, pencatat harga UPTD Pasar Palabuhanratu, Maulana membenarkan para pedagang Tahu dan Tempe saat ini banyak yang tidak berjualan.
"Banyak yang gak jualan memang, karena infonya mahal kedelai. Namun kita belum bisa pastikan alasan pedagang Tahu dan Tempe tidak berjualan. Untuk memastikannya nanti saya kroscek," jelasnya.
Sementara itu, perajin tahu tempe di Kota Bandung, Jawa Barat (Jabar) mengancam mogok produksi pada 28-30 Mei 2021. Hal itu dilakukan sebagai bentuk protes atas kenaikan harga kedelai.
Pemerintah pun merespons rencana aksi mogok produsen tahu dan tempe di Jawa Barat itu.
Dilansir dari suara.com, Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Jawa Barat Eem Sujaemah, di Bandung, Kamis (27/5/2021) menuturkan sejak Januari 2021 pihaknya bersama Satgas Pangan, Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Jawa Barat, serta Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) telah menggelar operasi pasar sesuai arahan Kementerian Perdagangan (Kemendag) dan Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian (Kementan).
Ia mengatakan operasi pasar dilakukan mengingat harga jual kedelai di pasaran sejak Desember 2020 terus mengalami kenaikan. Namun Upaya operasi pasar tidak bisa memenuhi kebutuhan Produsen yang terus tinggi, sementara pasokan impor kedelai semakin susut.
Menurut dia, tingginya kebutuhan kedelai dalam negeri tidak bisa diimbangi oleh pasokan dari importir. "Jadi berdasarkan keterangan Kementerian Perdagangan importir lagi susah, Amerika Serikat sebagai importir lagi banyak permintaan. Kedelai di kita ada, tidak langka namun harganya mencapai Rp10.500 hingga Rp10.700 per kilogram," kata dia.