SUKABUMIUPDATE.com - Ibu hamil memiliki risiko keguguran dalam setiap kehamilannya, namun hal tersebut dapat dicegah dengan berbagai hal. Keguguran merupakan sebuah mimpi buruk bagi setiap ibu yang sedang hamil.
Mengalami keguguran bukan saja memberikan dampak psikologis terhadap sang ibu yakni duka karena kehilangan sang jabang bayi yang seharusnya menjadi anaknya. Lebih dari itu, tubuh seorang wanita yang mengalami keguguran juga berisiko mendapatkan komplikasi yang berbahaya.
Usia keguguran pada ibu hamil biasanya datang di 20 minggu pertama kehamilan. Keguguran atau dalam bahasa kedokteran disebut dengan Abortus, terjadi karena banyak faktor yang ditandai dengan pendarahan pada vagina, terjadi nyeri pada perut ibu hamil dan pergerakan bayi yang menurun bagi di usia kehamilan yang sudah mencapai 6 minggu.
Baca Juga :
Waspadai penyebab keguguran pada ibu hamil dengan mengetahui beberapa gejala yang timbul seperti berikut ini.
1. Gejala Medis Tertentu
Beberapa penyakit yang dialami ibu hamil dapat menyebabkan keguguran atau menghasilkan 'penyakit' baru yang terjadi pada janin yang dikandung.
Penyakit yang beresiko tinggi terhadap kehamilan dan dapat menyebabkan keguguran diantaranya adalah Diabetes, Anemia, tekanan darah tinggi, tiroid, lupus dan penyakit autoimun lain.
Penyakit baru yang akan terjadi pada rahim atau leher rahim juga bisa terjadi, seperti Intrauterine Growth Restriction (IUGR) atau dikenal dengan kondisi janin yang sangat kecil, janin tidak bertumbuh dengan baik sehingga menimbulkan kematian pada bayi.
Penyakit lainnya yang mengancam adalah plasenta previa (plasenta yang menutupi leher rahim), kelebihan cairan ketuban, serta kehamilan ektopik atau kehamilan di luar rahim.
2. Terjadi Kelainan pada Kromosom Bayi
Penyebab utama keguguran biasanya berpicu pada masalah kromosom bayi. Kromosom pada bayi yang memiliki kelainan disebabkan oleh kesalahan pada fase pembelahan awal sel.
Ketika pembuahan menyebabkan kromosom janin memiliki kromosom ekstra atau trisomi, ada juga yang menyebabkan kehilangan kromosom monosomi atau ada juga yang lebih terkenal yaitu kelainan kromosom down syndrome.
Kelainan kromosom pada bayi yang belum lahir memicu banyak masalah seperti embrio yang tidak dapat berkembang, plasenta yang tidak normal serta janin yang tidak dapat bertumbuh.
3. Gaya Hidup Calon Ibu
Gaya hidup ibu hamil sangat mempengaruhi pertumbuhan janin dalam perut. Calon ibu yang mengkonsumsi rokok, alkohol dan obat-obatan terlarang memiliki risiko keguguran lebih besar.
Seorang wanita yang sedang hamil sangat sensitif terhadap hal-hal yang berbau asap rokok atau zat-zat berbahaya lain yang ditimbulkan dari gaya hidup tidak sehat.
Hal ini juga sangat berpengaruh terhadap janin yang ada dalam kandungan, oleh karena itu ibu hamil diharapkan mengubah gaya hidup agar lebih sehat.