Pengaruh PDB Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Kamis 29 April 2021, 15:15 WIB

Oleh: Suskha Aprilia

Prodi Akuntansi Universitas Nusa Putra

Salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah PDB atau Produk Domestik Bruto. Apa itu Produk Domestik Bruto? Produk Domestik Bruto menurut Wikipedia adalah nilai keseluruhan semua barang dan jasa yang diproduksi di dalam wilayah tersebut dalam jangka waktu tertentu (biasanya per tahun). 

PDB merupakan salah satu indikator dari pertumbuhan ekonomi. PDB biasanya dihitung atas dasar harga yang berlaku atau atas dasar harga konstan. PDB atas dasar harga berlaku dapat digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur ekonomi, sedangkan PDB atas dasar harga konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun.

Ada beberapa metode penghitungan PDB yang berlaku, yang pertama yaitu melalui pendekatan produksi, yaitu penjumlahan seluruh produksi barang dan jasa yang terjadi dalam satu tahun, yang kedua pendekatan pendapatan yaitu dengan menjumlahkan sewa dari pendapatan faktor produksi tetap, bunga untuk pemilik modal, upah pekerja dan laba pengusaha dalam satu periode dan selanjutnya adalah pendekatan pengeluaran yaitu dengan menjumlahkan konsumsi rumah tangga, investasi oleh sektor usaha, pengeluaran pemerintah dan hasil pengurangan dari ekspor dan impor barang.

Tingkat pertumbuhan ekonomi bisa dilihat dari pertambahan PDB riil dari tahun ke tahun. Jika PDB bertambah, maka pertumbuhan ekonomi semakin baik. Jika rata-rata laju pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun semakin tinggi, maka akan semakin tinggi juga pendapatan per-kapita masyarakat. Jika pendapatan per-kapita masyarakat tinggi, maka semakin sejahtera masyarakat tersebut, yaitu dengan terbukanya lapangan kerja yang bisa menyebabkan pengangguran menurun. 

Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pernah mengalami kontraksi yang sangat besar mencapai 13,6% pada tahun 1998, dimana pada saat itu Indonesia mengalami krisis moneter yang menyebabkan tingginya harga barang dipasaran, tingginya tingkat inflasi dan berkurangnya investasi dari pihak luar dikarenakan kondisi politik Indonesia yang saat itu sedang tidak stabil. 

Kondisi seperti itu membuat dampak negatif pada perekonomian Indonesia. Padahal di tahun-tahun sebelumnya antara tahun 1960-1990 PDB Indonesia selalu stabil berada di atas 5% per tahun, dan setelah mengalami kontraksi di tahun 1998, perekonomian Indonesia menurun dan pada tahun 2000-2004 Indonesia mencoba bangkit dan memulihkan kembali perekonomiannya salah satunya dengan meningkatkan konsumsi rumah tangga, karena konsumsi rumah tangga merupakan salah satu indikator dalam penghitungan PDB. Dengan adanya peningkatan konsumsi rumah tangga akan menyebabkan perputaran uang di pasaran tinggi yang nantinya akan berakibat pada pertambahan PDB nasional dan perlahan mendorong perekonomian Indonesia.

Saat ini, Indonesia menggunakan metode pendekatan pengeluaran untuk menghitung PDBnya. Bisa dilihat berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik tahun 2019, Sumber Pertumbuhan PDB Indonesia menggunakan metode pendekatan pengeluaran mencapai 5,02% dan menurun sebesar 0,15% dari tahun 2018 yaitu sebesar 5,17%. Penurunan lebih banyak terjadi pada sektor Pembentukan  Modal  Tetap  Bruto  (PMTB) dari yang sebelumnya sebesar 2,16% menurun menjadi sebesar 1,47% di tahun 2019. 

Sedangkan untuk Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga menurun hanya 0,01% dari tahun sebelumnya sebesar 2,74% menjadi 2,73% di tahun 2019. Dan penambahan justru terjadi pada sektor lainnya yaitu komponen ekspor dan impor barang/jasa menjadi 0,82% di tahun 2019, dari tahun sebelumnya yang hanya sebesar 0,27%. Dan untuk PDB per-kapita Indonesia atas dasar harga yang berlaku untuk tahun 2019 adalah sebesar Rp. 59,1 juta, naik sebesar Rp. 3,1 juta dari tahun 2018 yang hanya sebesar Rp. 56 juta. 

Untuk PDB antar pulau yang berperan dalam pembentukan PDB Nasional untuk tahun 2019 adalah Pulau Jawa dengan lebih dari sebagian dari total antar pulau, yaitu sebesar 59%, Pulau Sumatera sebesar 21,32%, Pulau Kalimantan sebesar 8,05%, Pulau Sulawesi sebesar 6,33%, Pulau Bali dan Nusa Tenggara sebesar 3,06% dan Pulau Papua dan Maluku hanya sebesar 2,24%. Pulau Jawa menjadi Pulau terbesar dalam memberikan kontribusi pembentukan PDB nasional, dikarenakan di Pulau Jawa masih banyak terdapat industri besar penghasil komoditas.

Dan untuk PDB antar pulau yang memberikan kontribusi besar dalam laju pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah Pulau Sulawesi dengan laju pertumbuhan sebesar 6,65% pada tahun 2019, diikuti Pulau Jawa sebesar 5,52%, Pulau Bali dan Nusa Tenggara sebesar 5,07%, Pulau Kalimantan sebesar 4,99%, Pulau Sumatera sebesar 4,57% dan Pulau Maluku dan Papua mengalami kontraksi sebesar 7,40%. 

Sedangkan laju pertumbuhan PDB berdasarkan lapangan usaha yang dihitung atas dasar harga berlaku tahun 2019 hampir semua sektor mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya, dan yang paling besar berada pada sektor Industri Pengolahan yang mencapai angka Rp. 3.119,6 triliun diikuti sektor Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor yang mencapai Rp. 2.060,8 triliun selanjutnya sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan sebesar Rp. 2.013,6 triliun dan paling kecil berada pada sektor Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang yang hanya mencapai Rp. 10,7 triliun.

Produk Domestik Bruto (PDB) menggunakan metode pengeluaran berdasarkan harga berlaku di tahun 2020, indikator paling besar berada pada pengeluaran konsumsi rumah tangga yaitu sebesar Rp. 5.872.668,92 juta dan naik dari tahun sebelumnya yang hanya sebesar Rp. 5.833.548,07 juta di tahun 2019. 

Dan indikator ekspor impor barang dan jasa mengalami kontraksi sebesar Rp. 1.149.494,35 juta, dikarenakan setiap negara menghentikan sementara dalam ekspor dan impor barang komoditasnya, dikarenakan adanya pandemic virus Covid-19 yang berdampak pada menurunnya perekonomian secara global. 

Dan saat ini setiap negara sedang berusaha menaikkan total PDBnya, agar perekonomian negaranya segera pulih, termasuk negara Indonesia yang sedang berusaha meningkatkan konsumsi rumah tangga dengan meningkatkan daya beli masyarakat di pasaran, agar PDB Indonesia bisa meningkat dan perekonomian Indonesia semakin membaik.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Tags :
Berita Terkini
Sukabumi24 November 2024, 23:11 WIB

Mobil Jazz Merah Ngebut, Penyebab Kecelakaan Beruntun Maut di Sukaraja Sukabumi

Peristiwa kecelakaan beruntun maut di Sukabumi yang melibatkan empat mobil dan satu motor itu mengakibatkan satu orang tewas dan 6 orang lainnya terluka.
Mobil Honda Jazz merah penyebab kecelakaan beruntun di Sukaraja Sukabumi saat dievakuasi. (Sumber : Istimewa)
Sukabumi24 November 2024, 22:51 WIB

Kecelakaan Beruntun di Sukaraja Sukabumi Libatkan 5 Kendaraan, 1 Korban Meninggal

Berikut kronologi kecelakaan beruntun di Sukaraja Sukabumi yang libatkan 5 kendaraan.
Kondisi kendaraan yang terlibat kecelakaan di Sukaraja Sukabumi. (Sumber : Istimewa)
Nasional24 November 2024, 22:15 WIB

Siap-siap, Harga Rumah Diproyeksi Bakal Naik Imbas Kebijakan PPN 12 Persen

Kenaikan tarif PPN 12 Persen mulai tahun depan ini disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam rapat kerja dengan komisi XI DPR pekan lalu.
Ilustrasi rumah. (Sumber : Shutterstock)
DPRD Kab. Sukabumi24 November 2024, 21:24 WIB

Reses Loka Tresnajaya di Desa Kutajaya Sukabumi, Infrastruktur Mendominasi Aspirasi

Menurut Loka, Desa Kutajaya adalah salah satu desa terluas di Cicurug namun masih memiliki sejumlah wilayah yang belum tersentuh aspal.
Anggota DPRD Kabupaten Sukabumi dari Partai Golkar, H.M. Loka Tresnajaya menggelar reses di Kampung Pereng, Desa Kutajaya, Kecamatan Cicurug, Sabtu 23 November 2024. (Sumber : Istimewa)
Sehat24 November 2024, 21:02 WIB

Tukak Lambung Pada Anak : Ketahui Gejala dan Penyebabnya

Tukak lambung atau yang juga dikenal sebagai tukak peptik diketahui sangat jarang terjadi pada anak-anak dibandingkan orang dewasa, tetapi ternyata hal ini terjadi lebih sering daripada yang dibayangkan.
Ilustrasi seorang anak menderita tukak lambung (Sumber : Freepik/@freepik)
Sukabumi24 November 2024, 20:23 WIB

10 Penumpang Terluka, Kronologi dan Dugaan Penyebab Bus Terguling di Lingsel Sukabumi

Berikut kronologi dan dugaan penyebab bus terguling di jalur Lingkar Selatan atau Lingsel Kota Sukabumi.
Bus yang terguling di Jalur Lingkar Selatan Kota Sukabumi saat dievakuasi oleh mobil derek. (Sumber Foto: Istimewa)
Life24 November 2024, 20:00 WIB

3 Legenda Curug Sanghyang Taraje, Tapak Sangkuriang Hingga Tangga Menuju Kayangan

Konon, Sangkuriang ingin mengambil bintang untuk Dayang Sumbi, ibu yang sangat dicintainya. Untuk mencapai bintang, Sangkuriang melewati Curug Sanghyang Taraje, yang dianggap sebagai tangga menuju kayangan.
Curug Sanghyang Taraje. Foto: IG/smiling.westjava
Mobil24 November 2024, 19:26 WIB

Sejarah dan Kisah Angkutan Umum di Pajampangan Sukabumi

Keberadaan angkutan umum di wilayah Sukabumi Selatan tersebut sudah ada sekitar tahun 1921, dengan jurusan Soekaboemi-Soerade.
Angkutan umum pertama Surade-Sukabumi (Sumber : Istimewa)
Sukabumi24 November 2024, 19:05 WIB

Diduga Depresi, Lansia Asal Cidahu Sukabumi Tewas Tergantung di Rumah Kosong

Berikut kronologi dari keluarga terkait tewasnya lansia asal Cidahu Sukabumi yang ditemukan tergantung di dalam rumah kosong.
TKP pria lansia ditemukan tewas tergantung di Cidahu Sukabumi. (Sumber : Istimewa)
Sehat24 November 2024, 19:00 WIB

Donor Jantung untuk Penderita Gagal Jantung, Ketahui 4 Hal Berikut Ini!

Donor Jantung adalah orang yang memberikan jantungnya untuk transplantasi kepada penderita gagal jantung.
Ilustrasi. Donor Jantung untuk Penderita Gagal Jantung, Perhatikan 4 Hal Berikut. (Sumber : Freepik/freepik)