Ancaman Tenaga Kerja Asing di Bukit Algoritma Sukabumi

Jumat 16 April 2021, 10:36 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Staf Khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara Arya Sinulingga mengatakan PT Amarta Karya hanya akan menjadi kontraktor dalam pengembangan Bukit Algoritma di kawasan Cibadak dan Cikidang, Kabupaten Sukabumi.

"Menurut informasi dari Amarta Karya mereka hanya jadi kontraktor bukan investor," kata Arya dikutip dari Tempo, Jumat, 16 April 2021.

Kendati begitu Arya tidak menjawab gamblang apakah nantinya pemerintah akan masuk membiayai proyek tersebut atau tidak. "Yang pasti Amarta Karya diminta hanya jadi kontraktor. Saya hanya bicara Amarta Karya, jadi saya tidak tahu yang lain."

Di waktu terpisah, Direktur Program Institute for Development of Economics and Finance atau Indef Esther Sri Astuti mengatakan salah satu tantangan yang dihadapi dalam pembangunan Bukit Algoritma adalah sumber daya manusia Indonesia. Pasalnya, berdasarkan data Badan Pusat Statistik, hanya 12 persen tenaga kerja lokal yang berpendidikan tinggi, 80 persen berpendidikan Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah Atas.

"Kalau kita membuat Kawasan Ekonomi Khusus dengan teknologi sangat canggih dan SDM Indonesia tidak bisa masuk, ini tantangan bagi Indonesia untuk meningkatkan kualitas tenaga kerjanya agar dapat memenuhi kriteria dari pabrik-pabrik yang ada di Sillicon Valley tersebut," ujar Esther dalam webinar, Kamis, 15 April 2021.

Selain dari tingkat pendidikan, Esther mengatakan kompetensi sumber daya manusia Indonesia juga belum cukup kuat untuk mengisi lokasi yang digadang-gadang sebagai Sillicon Valley ala Indonesia di Sukabumi itu.

"Jangan sampai dengan adanya pembangunan Sillicon Valley Indonesia di Sukabumi malah mendorong tenaga kerja asing lebih banyak dan tenaga kerja indonesia tidak bisa memanfaatkan Sillicon Valley di Sukabumi nanti, ini harus disiapkan," ujarnya.

Esther mengatakan apabila berkaca kepada Sillicon Valley, tenaga ahli di sana justru banyak berasal dari India dan China, bukan mayoritas berasal dari kawasan sekitarnya. Pasalnya, tenaga ahli dari dua negara itu dinilai lebih melek teknologi tinggi ketimbang Indonesia.

Karena itu ia menegaskan permasalahan tersebut harus bisa diantisipasi. Sehingga pembangunan Bukit Algoritma nantinya tidak justru meningkatkan ketimpangan sosial di masyarakat.

"Di mana masyarakat di sekitar KEK itu masih miskin, sementara di sana dibangun teknologi tinggi. Karena itu butuh satu komitmen untuk bisa meningkatkan kualitas SDM Indonesia agar matching dan memanfaatkan pembangunan KEK di sana," kata Esther.

Sementara Kepala Center of Innovation and Digital Economy Indef Nailul Huda menambahkan proyek Bukit Algoritma di Sukabumi berpotensi mangkrak. Sebab, ia melihat ada berbagai permasalahan yang perlu diselesaikan terlebih dahulu ketimbang membangun infrasruktur anyar.

"Berbagai permasalahan mendasar harus diperbaiki terlebih dahulu karena sangat berpotensi sekali Bukit Algoritma mangkrak dan bisa seperti proyek lainnya yang pemanfaatannya tidak maksimal, seperti Bandara Kertajati yang hanya menjadi bengkel pesawat," ungkapnya.

Persoalan pertama, kata Huda, adalah masih sangat rendahnya ekosistem riset dan pengembangan di Indonesia. Berdasarkan data UNESCO (United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization) 2021, proporsi dana penelitian dan pengembangan terhadap Produk Domestik Bruto atau PDB secara total masih berkisar 0,24 persen. Angka itu masih sangat tertinggal dari Singapura yang sudah 2,22 persen.

Di samping itu, Huda mengatakan produk berteknologi tinggi dari Indonesia masih sangat sedikit. Berdasarkan data Bank Dunia, ekspor produk manufaktur Indonesia cenderung turun trennya jika mengukur sejak 2011.

Belum lagi Nailul menyoroti inovasi Indonesia yang masuk peringkat empat terburuk se-ASEAN. Ia menyebut Incremental Capital Output Ratio atau ICOR Indonesia pun berada di angka 6,7. "Modal yang masuk ke Indonesia semakin tidak efisien dalam menghasilkan pertumbuhan ekonomi dan ongkos inovasi semakin mahal," ujar dia.

Dengan demikian ia mengatakan Indonesia merupakan negara dengan proporsi penelitian dan pengembangan terhadap PDB yang rendah, sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang juga rendah.

Masalah berikutnya, sambung Huda, adalah sumber daya manusia yang masih belum mencukupi untuk masuk ke dalam industri 4.0. Hal tersebut tercitra dari jumlah peneliti Indonesia yang sangat rendah, yakni 216 dari satu juta penduduk. Akibatnya, paten Indonesia juga rendah dibandingkan negara ASEAN lainnya.

Huda juga menyoroti proporsi penduduk Indonesia yang ahli dalam pemrograman komputer. "Masih sangat rendah, hanya 3,5 persen dari penduduk muda dan dewasa," katanya. Angka tersebut hanya unggul dari Thailand dan Filipina. Belum lagi dengan adanya persoalan nilai PISA (Programme for International Student Assessment) Indonesia yang masih tertinggal dibandingkan Malaysia, Singapura, dan Thailand.

Persoalan ketiga yang disoroti Huda adalah ketimpangan digital yang masih tinggi dalam hal keahlian dan penggunaan produk digital. Termasuk masih banyaknya desa di luar Pulau Jawa yang kesulitan mendapatkan akses sinyal, terutama di Maluku dan Papua. "Ada 70 persen lebih desa yang belum mendapatkan sinyal seluler yang baik," jelasnya.

Huda menyimpulkan proyek Bukit Algoritma itu hanya program pembangunan fisik yang belum mengangkat konteks inovasi. Sebab ekosistem inovasi di Indonesia masih sangat rendah. "Tidak ada linkage dan sebagainya, membuat ini hanya menjual properti," tuturnya.

Selain itu, Bukit Algoritma yang tidak mengedepankan sisi sumber daya manusia bisa menyebabkan ketimpangan digital menjadi lebih lebar. Artinya ketimpangan digital kota desa bisa menjadi lebih besar pelebarannya. "Jangan sampai Bukit Algoritma ini kalau dibangun sekarang dengan permasalahan yang ada hanya akan menjadi gimmick semata," tutur Huda.

Baca Juga :

photoSilicon Valley di Amerika Serikat - (Global Strategic Innovation)

Diberitakan sebelumnya, sejumlah perusahaan swasta akan membangun pusat pengembangan industri dan teknologi 4.0 serta sumber daya manusia di wilayah Cikidang dan Cibadak Kabupaten Sukabumi. Proyek bernama Bukit Algoritma ini akan dibangun di atas lahan seluas 888 hektare dengan dana awal senilai Rp 18 triliun.

Dua perusahaan swasta yang berencana membangun proyek tersebut adalah PT Kiniku Nusa Kreasi dan PT Bintang Raya Lokalestari. Keduanya telah membuat sebuah perusahaan kerja sama operasional atau KSO bernama PT Kiniku Bintang Raya, yang ketua pelaksananya diisi oleh Budiman Sudjatmiko, politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang merupakan Komisaris PT Perkebunan Nusantara V. 

Bukit Algoritma itu akan disulap bak Silicon Valley di Amerika Serikat, yang menjadi pusat perusahaan-perusahaan teknologi global. Mereka juga akan menggandeng salah satu Badan Usaha Milik Negara bidang konstruksi sebagai penggarap, PT Amarta Karya dan telah menandatangani kontrak pada 7 April lalu. 

Penandatanganan kontrak kerja sama ini dilakukan langsung Direktur Utama PT Amarta Karya Nikolas Agung, Ketua Pelaksana PT Kiniku Bintang Raya KSO Budiman Sudjatmiko, dan Direktur Utama PT Bintang Raya Lokalestari Dani Handoko di Jakarta.

Dalam kesempatan tersebut hadir pula Direktur Keuangan PT Amarta Karya Hidayat Wahyudi, Corporate Secretary Brisben Rasyid, Kepala Divisi Keuangan Pandhit Seno Aji, dan Business Development Advisor PT Amarta Karya Oki Fahreza.

Proyek ini terbagi menjadi tiga tahap dengan masa pengerjaan tiga tahun untuk fase pertama, tiga tahun untuk fase kedua, dan lima tahun untuk fase ketiga. Pembangunan proyek pada fase pertama akan merampungkan kawasan seluas 353 hektare. Rencananya, groundbreaking atau pelatakan batu pertama digelar pada Mei mendatang.

Setelah selesai dibangun pada tahap pertama, Bukit Algoritma akan mulai beroperasi. Di kawasan ini nantinya berdiri pula pusat sains, theme park, pusat kesehatan, pusat pertanian untuk makanan dan gizi, pusat kebugaran, serta plaza inovasi. Ada pula health center atau pusat kesehatan yang dibangun seperti medical city.

Proyek ini disebut menjadi mimpi jangka panjang. Untuk tahap pertama selama tiga tahun, PT Amarta Karya menjadi mitra kepercayaan untuk membangun infrastruktur, termasuk akses jalan raya, fasilitas air bersih, pembangkit listrik, gedung konvensi, dan sejumlah fasilitas lainnya.

Proyek Bukit Alogaritma tidak berdiri di atas lahan kosong. Lahan seluas 888 hektare tersebut adalah milik PT Bintang Raya Lokalestari. Dalam laporan Dewan Nasional KEK tahun 2018, perusahaan itu tercatat mengusulkan tanah tersebut untuk menjadi KEK Sukabumi dengan kegiatan utamanya: pariwisata, fusi sains, dan teknologi.

Pada 2018 lalu PT Bintang Raya Lolalestari juga getol mengajak kerja sama dua perguruan tinggi ternama di Jawa Barat, Universitas Padjadjaran dan Institut Teknologi Bandung. Universitas Padjadjaran ditunjuk sebagai mitra Agro Health Ecopark, sedangkan Institut Teknologi Bandung ditunjuk sebagai mitra NBIC (Nanotechnology, Biotechnology, Information Technology dan Cognitive Science) Innovation Park.

Sepanjang 2019, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil juga beberapa kali mengajukan sejumlah daerah di wilayah otoritasnya untuk dijadikan KEK. Kata dia, yang paling menjanjikan ada di daerah Cikidang -- yang merupakan tanahnya PT Bintang Raya Lokalestari.

Dikutip dari website Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat, Emil mengajukan tujuh KEK ke pemerintah pusat yang selanjutnya direvisi oleh lintas kementerian.

Ketujuh kawasan tersebut adalah KEK Cikidang (Sukabumi), KEK Pangandaran, KEK Jatigede (Sumedang), KEK Walini (Bandung Barat), KEK Patimban (Subang), KEK Cirebon, dan KEK Kertajati (Majalengka).

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Berita Terkini
Sukabumi24 April 2024, 14:56 WIB

BAPPEDA Bahas Perencanaan Inklusif Soal Kota Sukabumi Raih Penghargaan Tingkat Jabar

Salah satu inovasi yang ditampilkan Pemkot Sukabumi adalah One Roof.
Pj Wali Kota Sukabumi Kusmana Hartadji dan jajarannya saat menerima penghargaan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Senin, 22 April 2024 di Hotel Luxury, Bandung. | Foto: Dokpim Kota Sukabumi
Nasional24 April 2024, 14:45 WIB

Pidato Perdana Prabowo Usai Resmi Ditetapkan jadi Presiden Terpilih 2024-2029

Berikut isi pidato perdana Prabowo Subianto setelah resmi ditetapkan jadi Presiden Indonesia terpilih 2024-2029.
Didampingi Gibran Rakabuming Raka, Prabowo Subianto sampaikan pidato perdana setelah resmi ditetapkan jadi Presiden RI terpilih. (Sumber : Youtube KPU RI)
Jawa Barat24 April 2024, 14:37 WIB

Kang Hendar Sosialisasikan Perda Perlindungan Anak di Jawa Barat

Provinsi Jawa Barat adalah salah satu daerah yang sudah memiliki payung hukum untuk perlindungan anak.
Kang Hendar dalam Penyebarluasan Peraturan Daerah Nomor 3 tahun 2021 tentang perlindungan anak, Sabtu, 6 April 2024 di Aula Wisma Panineungan, Gunungjaya Cisaat Kabupaten Sukabumi. (Sumber: doktim)
Bola24 April 2024, 14:30 WIB

Link Live Streaming Persebaya vs Bali United: Serdadu Tridatu Siap Curi 3 Poin!

Bagi kamu yang ingin menyaksikan pertandingan Liga 1 2023/2024 antara Persebaya Surabaya vs Bali United berikut kami sediakan layanan live streamingnya.
Ilustrasi - Bagi kamu yang ingin menyaksikan pertandingan Liga 1 2023/2024 antara Persebaya Surabaya vs Bali United berikut kami sediakan layanan live streamingnya. (Sumber : persebaya.id/istimewa).
Sukabumi24 April 2024, 14:13 WIB

150 Siswa Dapat Beasiswa Kuliah di Nusa Putra, Ikhtiar Bupati Sukabumi Tingkatkan SDM

Marwan Hamami mengajak para penerima program Beasiswa Bupati Sukabumi 2024 di Universitas Nusa Putra untuk berkontribusi terhadap peningkatan SDM.
Bupati Sukabumi Marwan Hamami saat memberikan sambutan dalam acara penyerahan beasiswa bagi 150 siswa di Universitas Nusa Putra. (Sumber : Diskominfosan Kab. Sukabumi)
Life24 April 2024, 14:00 WIB

Bebas Diabetes: 9 Cara Alami Menurunkan Kadar Gula Darah Tanpa Obat

Jika Ingin Terbebas dari Diabetes, dan Mempraktekkan Cara Alami Menurunkan Kadar Gula Darah Tanpa Obat, Sebelum membuat perubahan besar dalam pola makan atau gaya hidup Anda, penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi.
Ilustrasi. Cuka sari apel yang memiliki segudang manfaat kesehatan. Cara Alami Menurunkan Kadar Gula Darah Tanpa Obat Agar Terbebas dari Diabetes. Sumber : Freepik/@8photo
Life24 April 2024, 13:58 WIB

Simak 10 Cara Menanggapi Anak saat Tidak Patuh Agar Tidak Menantang

Dengan sedikit kesabaran dan strategi disiplin yang tepat, Anda dapat membimbing anak Anda tentang cara membuat pilihan yang tepat sekaligus mengurangi jumlah perilaku menantang yang mereka alami.
Ilustrasi menanggapi anak saat tidak patuh. | Foto: Pexels.com/@Gustavo Fring
DPRD Kab. Sukabumi24 April 2024, 13:30 WIB

DPRD Minta Pemerintah Tangani Longsor di Curug Cimarinjung Sukabumi

Longsor sudah dua kali di Curug Cimarinjung sehingga harus menjadi perhatian.
Lokasi longsor di Curug Cimarinjung, Kampung Ciporeang RT 04/08 Desa Ciemas, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi, Selasa, 23 April 2024. | Foto: Istimewa
Sehat24 April 2024, 13:30 WIB

10 Prinsip Pola Makan yang Baik untuk Penderita Asam Urat

Ketahui Sederet Prinsip Pola Makan yang Baik untuk Penderita Asam Urat. Yuk, Simak!
Makanan Sehat. Prinsip Pola Makan yang Baik untuk Penderita Asam Urat | Foto : Pixabay
Sehat24 April 2024, 13:15 WIB

Cara Membuat Air Lemon untuk Mengobati Asam Urat, Solusi Alami dan Sehat!

Air lemon mempunyai beberapa manfaat bagi kesehatan salah satunya untuk mengobati asam urat.
Ilustrasi - Air lemon mempunyai beberapa manfaat bagi kesehatan salah satunya untuk mengobati asam urat. (Sumber : Freepik.com).