SUKABUMIUPDATE.com - Puncak Manik adalah salah satu objek wisata di Kawasan Geopark Ciletuh- Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi yang terkenal dengan Tangga Seribu kini tertutup semak belukar.
Letaknya di Kampung Sindanghayu, Desa Cibenda, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Tempat ini dibangun pada tahun 2017 akhir, oleh Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Sukabumi. Memiliki akses jalan menuju ke lokasi air terjun dengan 1.000 tangga, yang kini tertutup semak belukar.
Baca Juga :
Areal parkir dan sekitarnya, yang dulu ramai dengan warung-warung milik warga setempat kini menjadi sepi dan tak terurus. Bukan hanya sepi, bahkan tangga menuju lokasi Curug Puncak Manik, berupa pegangan tangga yang terbuat dari kayu sudah tidak ada.
Pengelolaan Puncak Manik selama ini dilimpahkan kepada pihak Desa Cibenda. Semakin sepi saat diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) COVID-19.
Padahal pada saat itu pun pengelola memberikan kebijakan kepada pengunjung yang masuk Puncak Manik, harus tetap mematuhi Prokes.
Baca Juga :
"Kami masih menunggu pihak Dinas Pariwisata Kabupaten Sukabumi, serta Kementerian Pariwisata. Tentunya harapan kami jangan sampai objek wisata ini mati suri," ucap Kepala Desa Cibenda, Adi Rizwan saat diwawancarai sukabumiupdate.com, Rabu (14/4/2021).
Adi menyebut, dengan tidak adanya pengunjung secara otomatis pemasukan tidak ada. Padahal untuk pemeliharaan areal Puncak Manik hanya mengandalkan dari parkir pengunjung.
"Bukan tidak diurus atau dibiarkan, selama ini pengelola berusaha memelihara areal bagian atas dengan anggaran swadaya. Kemampuan mereka juga terbatas, sedangkan kami harus berjuang dalam menekan penyebaran virus COVID-19. Untuk promosi pun sebelum ada Pandemi, tiap bulan selalu ada kegiatan kesenian," jelasnya.
"Penurunan pengunjung bukan hanya karena adanya PPKM atau PSBB, tetapi akses jalan dari Mareleng ke lokasi sepanjang empat kilometer, menjadi kendala juga. Dengan tidak adanya pengunjung warga yang selama ini buka warung, harus gulung tikar," pungkasnya.