SUKABUMIUPDATE.com - Gempa M 5.1 yang kemudian diupdate menjadi magnitudo 4.9, Rabu siang (14/4/2021) membuat warga pesisir Sukabumi panik. Usai diguncang gempa cukup kuat tersebut, warga langsung memantau laut karena khawatir terjadi tsunami.
Hal itu dikatakan Ketua Balawista Kabupaten Sukabumi, Yanyan Nuryanto kepada sukabumiupdate.com. Gempa membuat warga pesisir berhamburan keluar bangunan dan langsung memantau kondisi air laut.
Warga masih penasaran untuk melihat sendiri apakah ada perubahan air laut pasca gempa yang berpusat di perairan teluk palabuhanratu tersebut. Walaupun BMKG sudah mengumumkan gempa yang berjarak 83 kilometer dari pusat Kota Palabuhanratu tersebut tidak berpotensi tsunami.
"Mungkin warga pesisir penasaran. Alhamdulilah hingga saat ini jelang buka puasa, tidak ada perubahan muka air laut," ujar Yayan via pesan singkat.
Sementara itu, dihubungi terpisah staf Observatorium BMKG Bandung Wilayah Palabuhanratu, Andy Rachmadan mengatakan hingga saat ini belum masuk laporan dampak dari gempa tersebut.
"Semoga tidak ada. Sejauh ini kami juga belum ada laporan dampak gempa di Kabupaten Sukabumi, nanti kalau ada kita update lagi," singkatnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Koordinator mitigasi gempa dan tsunami BMKG, Dr Daryono menyebut hasil analisis dalam informasi pendahuluan menunjukkan gempa ini memiliki magnitudo M=5,1 kemudian di update menjadi magnitudo Mw=4,9. Episenter koordinat 7,4 LS dan 105,92 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada kedalaman 21 km (update).
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposentrumnya, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal yang diduga dipicu aktivitas Sesar Cimandiri yang menerus ke laut. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault)," jelas Daryono dalam keterangan tertulis yang didapatkan redaksi sukabumiupdate.com, Rabu.
BMKG mencatat guncangan gempa ini dirasakan di daerah Kalapanunggal, Cisaat Kabupaten Sukabumi dan sekitarnya dalam skala intensitas III MMI. gempa juga dirasakan di Jakarta, Bayah, Pelabuhan Ratu, Palangpang Ciemas, Sagaranten, Curug Kembar dalam skala intensitas II MMI.