SUKABUMIUPDATE.com - Kesehatan mental yang diakibatkan Virus Corona disebut akan menjadi pandemi berikutnya. Ini terungkap dalam studi yang dirilis Barcelona Institute for Global Health pada Senin, 5 April 2021.
Tim penulis studi tersebut mengatakan kesehatan mental masyarakat secara bersamaan diserang oleh berbagai mekanisme dan tindakan mendesak yang diperlukan. Bahkan biaya ekonomi global yang berkaitan dengan isu kesehatan mental telah meningkat hingga US$ 1 triliun dalam setahun.
"Kemudian 85 persen dari mereka yang mengalami gangguan mental tidak dapat menerima perawatan di negara-negara miskin dan berpenghasilan menengah, menyebabkan krisis global yang belum pernah terjadi sebelumnya," katanya dikutip dari Tempo.
"Pandemi Covid-19 tidak hanya telah mempengaruhi kesehatan masyarakat, tetapi juga tujuan pribadi, dinamika keluarga, peran di tempat kerja, dan stabilitas ekonomi mereka."
Faktor lain yang memperburuk krisis ini di tengah Pandemi Covid-19 antara lain perubahan dalam peran keluarga, kekerasan dalam rumah tangga, isolasi, kesepian, kesedihan karena kehilangan keluarga atau teman, kecemasan umum, kelelahan profesional, dan stres pascatrauma.
Studi tersebut juga melaporkan bahwa antara 30 hingga 60 persen pasien yang menderita Covid-19, sistem saraf pusat dan perifer mereka turut terpengaruh, yang menyebabkan berbagai masalah.
Delirium merupakan sindrom neuropsikiatri yang paling sering dan bersifat akut yang diderita oleh pasien Covid-19. Hal itu diikuti oleh keadaan depresi dan kecemasan. Sedangkan depresi dan kelelahan merupakan kondisi yang berlangsung lebih lama.
Berdasarkan hasil studi tersebut, Barcelona Institute for Global Health mendesak strategi perlindungan sosial untuk memerangi masalah yang timbul akibat pengangguran, kehilangan orang yang dicintai, kesepian, dan isolasi, dengan jaminan penyediaan layanan dasar dan pembiayaan layanan sosial guna membantu keluarga yang membutuhkan.