Warung Dewi Sri, Upaya Alternatif Regenerasi Petani dari Sudut Sukabumi

Selasa 06 April 2021, 19:55 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Sekelompok pemuda yang tergabung dalam Sekolah Tani Muda Sukabumi menggagas program Warung Dewi Sri untuk mengangkat isu kedaulatan benih dan regenerasi petani di masyarakat.

Warung Dewi Sri sendiri sebenarnya merupakan bentuk kerja sama antara Sekolah Tani Muda Sukabumi dengan seniman asal Singapura, Chu Hao Pei. Warung Dewi Sri lahir pada 2019 lalu sebagai hasil karya residensi di Cemeti Institute for Art and Society, Yogyakarta.

Hao Pei dalam penelitian untuk karyanya mencoba menggali kaitan Revolusi Hijau -- sebuah program pertanian Orde Baru -- dengan hilangnya banyak varietas benih. Sebab ada dampak yang hingga saat ini masih terasa atas persoalan itu: ketergantungan petani terhadap benih hibrida pabrikan.

"Jadi isu utama yang disoroti Warung Dewi Sri adalah kedaulatan benih dan sistem distribusi alternatif," kata pegiat Sekolah Tani Muda Sukabumi Shah Aburrojab kepada sukabumiupdate.com, Selasa, 6 April 2021.

Warung Dewi Sri memilih konsep angkringan dan telah memulai programnya sejak 1 April 2021 lalu di depan Gedung Disen, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi. Warung tersebut menyediakan makanan gratis dan agenda diskusi yang akan berjalan hingga Rabu, 7 April 2021 besok.

Angkringan dipilih dengan maksud mengambil kebiasaan masyarakat yang kerap berbincang sambil bersantap malam. Istilah 'obrolan warung kopi' menambah alasan lain mengapa Warung Dewi Sri memilih konsep angkringan dan mengusung topik diskusi seputar dunia pertanian. Program ini digelar dengan menerapkan protokol kesehatan.

Dalam keberlangsungan program Warung Dewi Sri, Sekolah Tani Muda Sukabumi berperan sebagai kolaborator yang memastikan warung tersebut berjalan lancar. Segala macam yang berkaitan dengan Warung Dewi Sri akan ditangani Sekolah Tani Muda Sukabumi.

Di sisi lain, Sekolah Tani Muda Sukabumi juga menjadi komunitas yang menyediakan ruang belajar horizontal bagi pemuda yang ingin mengenal dunia pertanian. Tujuan ruang belajar ini adalah menciptakan petani-petani muda.

"Regenerasi petani muda adalah salah satu dari banyaknya permasalahan pertanian yang ingin dijawab Sekolah Tani Muda Sukabumi," ucap pegiat Sekolah Tani Muda Sukabumi lainnya, Dipa Nusantara.

Kendati akan berakhir pada Rabu esok, namun Warung Dewi Sri akan kembali hadir di kesempatan berikutnya di bawah naungan koperasi multipihak Tanah Kayahara. Koperasi ini menjadi roda ekonomi Sekolah Tani Muda Sukabumi yang juga membawa konsep angkringan dengan waktu yang relatif lebih panjang.

photoWarung Dewi Sri yang digagas Sekolah Tani Muda Sukabumi. - (Sekolah Tani Muda Sukabumi)

Warung Dewi Sri melalui koperasi Tanah Kayahara ini nantinya akan menetap di kantor Sukabumi Creative Hub -- berkolaborasi dengan Rumah Kreatif Milenial program Kepolisian Resor Sukabumi Kota -- yang berlokasi di Jalan Cipelang Leutik, Kelurahan Selabatu, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi.

"Konsep warungnya kurang lebih sama, namun kita akan berkolaborasi lagi bersama Sukabumi Creative Hub dengan menu dan pelayanan yang lebih baik," kata Shah.

Sebelumnya publik dibuat heboh dengan pernyataan Pelaksana Tugas Direktur Pembangunan Daerah Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Mia Amalia yang memperkirakan pada 2063 tidak ada yang menjadi petani. Hal itu dilihat dari jumlah petani yang beralih ke sektor lain terus meningkat.

"Kira-kira mungkin di 2063 nanti tidak ada lagi yang menjadi petani, seperti yang kita kenal, kalau trennya seperti ini. Mudah-mudahan ini bisa kita lawan," kata Mia dalam diskusi virtual, Selasa, 23 Maret 2021 dikutip dari Tempo.

Ia melihat para petani yang beralih ke sektor jasa dan industri semakin meningkat proporsinya. Mia menuturkan proporsi yang bekerja di sektor pertanian menurun, dari 65,8 persen pada 1976 menjadi 28 persen pada 2019.

"Apabila kita menggunakan tren ini dalam perhitungan linier, tentu saja hasilnya cukup mencengangkan," ujarnya.

Padahal, kata dia, kebutuhan akan pangan yang berkualitas perlu diimbangi dengan ketersediaan pangan yang memadai. Namun kenyataannya tren penggunaan lahan untuk pertanian semakin menurun.

Jika dilihat dari alih fungsi lahan yang semakin meningkat, maka dalam kurun waktu enam tahun lahan pertanian akan terus berkurang. Sekarang pun hanya menyisakan 7,45 juta hektar pada 2019.

Mia juga memperkirakan pada 2045 penduduk yang tinggal di kawasan perkotaan mencapai 67,1 persen atau setara dengan 68,3 juta orang. Jumlah itu setara dengan jumlah penduduk Thailand pada 2017. Padahal hingga saat ini Indonesia belum mendapatkan manfaat yang optimal dari urbanisasi.

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional mencatat seiring dengan urbanisasi yang pesat, angka kemiskinan dan kerentanan pangan juga meningkat.

"Hal tersebut juga memberikan tekanan pada sistem pangan dalam berbagai bentuk, seperti kelaparan, kekurangan gizi, obesitas juga terjadi," tutup Mia.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkini
Bola18 Januari 2025, 12:00 WIB

Prediksi PSM Makassar vs PSBS Biak di Liga 1: H2H, Susunan Pemain dan Skor

PSM Makassar vs PSBS Biak akan tersaji sore ini dalam lanjutan Liga 1 2024/2025.
PSM Makassar vs PSBS Biak akan tersaji sore ini dalam lanjutan Liga 1 2024/2025. (Sumber : Instagram/@psbsofficial/X/@psm_makassar).
Sukabumi18 Januari 2025, 11:57 WIB

Satpam Asal Sukabumi Tewas di Rumah Mewah Bogor, Keluarga Temukan Banyak Luka Serius

Korban sempat menghubungi istrinya melalui pesan singkat.
Rumah duka Septian (37 tahun) di Kampung Cibarengkok RW 01, Desa Citarik, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. | Foto: SU/Ilyas Supendi
Sukabumi18 Januari 2025, 11:36 WIB

Daftar SKPD dengan Aduan Terbanyak pada 2024, Menurut Data Diskominfo Kota Sukabumi

Pemerintah Kota Sukabumi menerima 106 aduan masyarakat sepanjang 2024.
Apel di Lapang Setda Balai Kota Sukabumi pada Senin (15/7/2024). | Foto: Dokpim Kota Sukabumi
Sukabumi18 Januari 2025, 11:20 WIB

Tahun 2025, Dishub Kota Sukabumi Bakal Perketat Pengawasan Kendaraan Pariwisata

UPTD PKB Dishub akan melakukan upaya untuk mendukung pemerintah pusat.
Kepala UPTD PKB Dishub Kota Sukabumi, Endro. | Foto: Website Kota Sukabumi
Aplikasi18 Januari 2025, 11:15 WIB

Raksasa Mesin Pencari Google Mulai Ditinggalkan, Ternyata Teknologi Ini Penggantinya!

Google perlahan-lahan mulai ditinggalkan oleh pengguna, terutama para generasi muda.
Google perlahan-lahan mulai ditinggalkan oleh pengguna, terutama para generasi muda. (Sumber : Pixabay.com/@Simon).
Sukabumi18 Januari 2025, 11:06 WIB

Diskominfo Rilis Laporan 2024: SP4N-Lapor Kota Sukabumi Terima 106 Aduan Masyarakat

Mei menjadi bulan tertinggi dengan 15 aduan.
(Foto Ilustrasi) Diskominfo Kota Sukabumi merilis data yang masuk ke SP4N Lapor sepanjang 2024. | Foto: Istimewa
Food & Travel18 Januari 2025, 10:47 WIB

Kembalikan Ikon Wisata Lokal, Pemdes dan Warga Bersihkan Curug Caweni di Cidolog Sukabumi

Sejak pandemi Covid-19, jumlah wisatawan Curug Caweni mengalami penurunan.
Kondisi Curug Caweni di Kampung Cilutung, Desa/Kecamatan Cidolog, Kabupaten Sukabumi. | Foto: Istimewa
Sukabumi18 Januari 2025, 10:12 WIB

Akses Kendaraan Lumpuh! Longsor Kembali Tutup Jalan Nasional di Simpenan Sukabumi

Akses kendaraan untuk roda empat atau mobil lumpuh total.
Material longsor menutup Jalan Nasional Bagbagan-Kiara Dua, tepatnya di Kampung Cimapag, Desa Loji, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (18/1/2025). | Foto: Istimewa
Food & Travel18 Januari 2025, 10:00 WIB

Menyatu dengan Alam di Curug Sawer, Hanya 30 Menit dari Kota Sukabumi

Tersembunyi di tengah hutan yang rimbun, Curug Sawer ini menawarkan keindahan alam yang masih asri dan suasana yang tenang.
Curug Sawer adalah salah satu destinasi wisata alam yang menarik di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. (Sumber : Screenshot YouTube/@Kemanapedia).
Entertainment18 Januari 2025, 09:50 WIB

Sherina Munaf Gugat Cerai Baskara Mahendra Usai 4 Tahun Menikah

Kabar mengejutkan datang dari kehidupan rumah tangga penyanyi Sherina Munaf dan musisi Baskara Mahendra. Setelah hampir empat tahun menikah, Sherina resmi menggugat cerai Baskara ke Pengadilan Agama Jakarta Selatan.
Sherina Munaf Gugat Cerai Baskara Mahendra Usai 4 Tahun Menikah (Sumber : Twitter/@akuratco)