SUKABUMIUPDATE.com - Anggota Komisi II DPRD Jabar mengingatkan pemerintah untuk mulai fokus berpihak pada sektor pertanian di tahun 2021 dan seterusnya. Menurut Lina, bangsa ini akan mengalami fase mengerikan karena pertanian menjadi sektor yang tidak ekonomis, terus tergusur oleh sektor lainnya hingga ketahanan pangan rakyat nantinya tergantung dengan produk impor.
Hal ini ditegaskan Lina, usai melakukan serangkaian kegiatan dalam rangka Evaluasi APBD Tahun Anggaran 2020 dan Rencana APBD Tahun Anggaran 2021 Jawa Barat. Ia berharap semua yang terkait dengan sektor pertanian seharusnya mendapatkan anggaran yang lebih signifikan.
"Seharusnya sektor pertanian diberikan perhatian lebih dalam segi anggaran," tegas Lina dikutip dari quote yang dirilis humas DPRD Jabar baru baru ini.
Polisi perempuan dari Fraksi Partai Gerindra ini menilai sektor pertanian tak hanya bicara memperbanyak produksi tapi juga mensejahterakan petani. "Saya kita prediksi bappenas soal masa depan pertanian di Indonesia suram dan tak ada lagi mau jadi petani masih bisa kita patahkan, dengan komitmen kuat berpihak pada petani," ungkap wakil rakyat dari daerah pemilihan Sukabumi ini lebih jauh.
Dari serangkaian kunjungan ke sejumlah unit pelayanan pertanian di Jawa Barat terungkap jika keberpihakan untuk menunjang kinerja pembangunan pertanian itu selama ini memang minim. "Sebelumnya saya juga mempertanyakan efektivitas program petani milenial untuk mendorong sektor pertanian di Jawa Barat," pungkasnya.
Seperti diberitakan Sebelumnya Plt Direktur Pembangunan Daerah Kementerian PPN/Bappenas Mia Amalia memperkirakan pada 2063 tidak ada yang menjadi petani di indonesia. Hal itu kata dia melihat jumlah petani yang beralih ke sektor lain terus meningkat.
"Kira-kira mungkin di 2063 nanti tidak ada lagi yang menjadi petani, seperti yang kita kenal, kalau trennya seperti ini. Mudah-mudahan ini bisa kita lawan," kata Mia dalam diskusi virtual, Selasa, 23 Maret 2021.
Baca Juga :
Menyalin tempo.co, Mia melihat para petani yang beralih ke sektor jasa dan industri semakin meningkat proporsinya. Ia menuturkan proporsi yang bekerja di sektor pertanian menurun dari 65,8 persen pada 1976 menjadi 28 persen pada 2019.
"Apabila kita menggunakan tren ini dalam perhitungan linier, tentu saja hasilnya cukup mencengangkan," ujarnya.
Padahal, kata dia, kebutuhan akan pangan yang berkuaitas perlu diimbangin dengan ketersediaan pangan yang memadai. Namun kenyataannya juga, terjadi tren penggunaan lahan untuk pertanian sudah semakin menurun.
Apabila dilihat dari alih fungsi lahan yang semakin meningkat, kata dia, dalam kurun waktu enam tahun lahan pertanian ini terus berkurang, menyisakan 7,45 juta hektar pada 2019. Dia juga memperkirakan pada 2045 penduduk yang tinggal di kawasan perkotaan mencapai 67,1 persen atau setara dengan 68,3 juta orang.
Bappenas mencatat seiring dengan urbanisasi yang pesat, angka kemiskinan dan kerentanan pangan juga meningkat. "Hal tersebut juga memberikan tekanan pada sistem pangan dalam berbagai bentuk, seperti kelaparan, kekurangan gizi, obesitas juga terjadi," kata Mia Amalia.