Oleh: Hamidah M.Pd
(Pengamat Pendidikan)
Papajar adalah sebuah tradisi berwisata bersama keluarga sekedar makan bersama dan berfoto yang dilakukan di penghujung bulan Sya'ban untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadan. tapi sekarang aktivitas Papajar, tidak hanya dilakukan di penghujung bulan Syaban tapi sudah mulai terasa di awal bulan Sya'ban.
Tradisi papajar ini sudah menjalar dimana mana dan menjadi ritual tahunan dengan nama nama yang berbeda di tiap daerah. Tradisi ini hampir tidak pernah terlewatkan termasuk oleh masyarakat Sukabumi.Tradisi yang disinyalir begitu marak terjadi ini dimulai sejak sekitar tahun 80-an hingga sekarang.
Saat tradisi papajar tiba,jalanan akan dipenuhi kendaraan roda dua dan roda empat, mereka akan berbondong-bondong ke tempat wisata sekedar numpang makan dan berfoto.
Ada yang naik motor, naik kendaraan pribadi, naik angkutan umum yang sengaja dicarter, bahkan ada yang rela naik mobil bak yang hanya ditutupi terpal yang dari segi keamanan tentu saja sangat tidak aman apalagi nyaman.
Mengapa mereka begitu memaksakan diri untuk melakukan papajar hingga mengabaikan keselamatan diri? Begitu pentingkah ritual "botram" hingga harus bertaruh nyawa? Berapa banyak nyawa melayang sia-sia di jalan raya, karena perilaku berkendara saat berebut jalan yang padat oleh pelaku papajar yang tidak mematuhi peraturan lalu lintas.
Tulisan ini tidak bermaksud nyinyir, saya hanya mengkritisi kegiatan ini.
Menurut saya kegiatan ini kurang bagus. Hanya karena kita akan menghadapi puasa menahan lapar dan haus di siang hari, bukan berarti kita harus puas-puas makan apa saja dengan tradisi papajar ini.
Sebagai analogi kalau orang hendak bertanding tinju maka ia akan berlatih tinju,kalau akan bertanding sepak bola maka ia akan latihan sepak bola lha ini mau puasa malah latihan makan.Logikanya dimana?
Papajar dengan niat mangpang meungpeung puasa belum dimulai maka puas-puasin makan itu tentunya akan mendowngrade makna puasa.
Sebaiknya sebelum puasa kita tetap di rumah Menjaga stamina supaya saat puasa tiba kita dalam kondisi sehat walafiat sehingga dapat melaksanakan ibadah dengan tenang dan nyaman.
Apalagi sang covid belum sepenuhnya pergi dari ibu pertiwi.