SUKABUMIUPDATE.com - Hasil alam masih melimpah di Muara Cimandiri yang memisahkan Desa Jayanti dan Desa Loji, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Salah satu hasil alam itu adalah sidat, yang oleh warga lokal diolah menjadi cemilan khas bernama Jarangking.
Sidat, atau orang Sunda biasa menyebutnya Lubang, masih banyak ditemukan di Muara Cimandiri. Di tempat itu ada kampung bernama Kampung Sidat, yang dikenal banyak biasa membuat Jarangking.
Di tangan Eti Ermawati (44 tahun) warga lokal, sidat yang masih kecil atau juga disebut impun dibuat menjadi Jarangking, semacam peyek yang rasanya renyah dan gurih saat disantap.
Baca Juga :
"Ya, cara pembuatannya mudah. Sidat yang baru diambil di muara dibersihkan, selanjutnya disiram air panas dan didiamkan beberapa menit," kata Eti kepada sukabumiupdate.com.
"Nah selanjutnya, sidat setelah siram air panas, diberi bumbu penyedap rasa untuk menambah cita rasanya agar lebih enak," sambungnya.
Eti menjelaskan, setelahnya impun sidat tersebut dicetak dibuat seperti rengginang berdiameter sekitar 20-25 centimeter, kemudian dijemur di bawah terik matahari satu hari sampai kering.
"Baru deh, digoreng. Rasanya itu gurih, renyah dan nikmat. Perpaduan bumbu rempah-rempah seperti kunyit, pedes, ketumbar dan penyedap rasanya bener-bener terasa," terang Eti.
Menurut Eti, Jarangking lebih dan nikmat saat disantap dengan nasi yang masih hangat. Tapi bisa juga dijadikan cemilan tanpa mengurangi keenakannya. Ia juga tak jarang menjual Jarangking hasil olahannya.
"Saya menjual Jarangking dalam kondisi kering (belum digoreng) seharga Rp 5.000 per buah. Alhamdulillah banyak peminatnya datang ke rumah. Dijualnya keringan. Kalau lagi dapat banyak sidatnya dalam satu hari bisa dapat Rp 200.000. Kalau dijual per kilogram Rp 1 juta," tandasnya.
Ingat Pesan Ibu: Wajib 5M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun, menghindari kerumunan dan membatasi mobilitas serta aktivitas di luar rumah). Redaksi sukabumiupdate.com mengajak seluruh pembaca untuk menerapkan protokol kesehatan COVID-19 di setiap kegiatan.