Setahun Pandemi, Perjalanan 168 Orang di Sukabumi yang Meninggal Karena Corona

Selasa 02 Maret 2021, 10:58 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Tepat setahun yang lalu, 2 Maret 2020 puluhan jurnalis Sukabumi berkumpul di Rumah Sakit Umum Daerah R Syamsudin SH untuk memastikan kabar soal adanya pasien yang terpapar Virus Corona.

Saat itu beredar pesan berantai melalui aplikasi WhatsApp, berisi percakapan warga yang menginformasikan adanya pasien Covid-19 yang tengah dirawat di rumah sakit milik Pemerintah Kota Sukabumi tersebut. Rumah Sakit Umum Daerah R Syamsudin SH memang menjadi salah satu fasilitas kesehatan rujukan awal bagi pasien yang dinyatakan terpapar Virus Corona.

Setelah memastikan kabar itu ke pihak rumah sakit dan pemerintah daerah, akhirnya terungkap bahwa informasi yang beredar di media sosial tersebut tidak tepat. Hari itu di Sukabumi belum ditemukan pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19, namun hanya ada sepasang suami istri yang dinyatakan sebagai orang dalam pemantauan dan pasien dalam pengawasan. Kala itu ada tiga tahapan diagnosis untuk seseorang dinyatakan terkonfirmasi Virus Corona, yakni pemantauan, pengawasan, dan konfirmasi.

Sementara itu, di hari yang sama Presiden Joko Widodo mengumumkan dua kasus pertama Covid-19 di Indonesia. Kedua orang tersebut dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19 setelah menjalani tes di Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti Saroso, Jakarta. Ibu dan anak asal Depok ini kemudian langsung menjalani perawatan intensif di ruangan khusus pasien Covid-19 rumah sakit tersebut. Pengumuman dua kasus pertama ini disampaikan Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta.

Sejak saat itu pemerintah langsung menyusun skema penanganan Covid-19 di Indonesia. Namun waktu itu kawasan yang terdampak virus mematikan ini tidak ditutup total seperti negara lain atau dikenal dengan istilah lockdown. Pemerintah lebih memilih kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar, yang kini berubah nama menjadi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Berskala Mikro.

Situasi negara menjadi berubah sejak virus itu ditemukan di Indonesia. Hal ini diakibatkan oleh terpukulnya seluruh sektor yang menjadi penyangga hidup masyarakat, salah satunya sektor ekonomi.

Bahkan pada November 2020, Badan Pusat Statistik mencatat ekonomi Indonesia pada triwulan III 2020 terhadap triwulan III 2019 mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 3,49 persen (y-on-y). Dengan begitu, ekonomi Indonesia memasuki zona resesi atau minus dalam dua kuartal berturut-turut. Sebab, ekonomi Indonesia pada triwulan II 2020 terhadap triwulan II 2019 juga mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 5,32 persen (y-on-y).

Pemerintah pun menganggarkan dana yang fantastis untuk penanganan Covid-19 ini. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pemerintah bahkan berencana menambah anggaran program Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional atau PC-PEN menjadi Rp 619 triliun untuk 2021.

Nilai tersebut meningkat Rp 85,9 triliun dari pagu saat ini yang berada di angka Rp 533,1 triliun. Semula, anggaran PC-PEN 2021 ditetapkan sebesar Rp 372,3 triliun. Kemudian dinaikkan menjadi Rp 403,9 triliun, lalu direvisi lagi menjadi Rp 553,09 triliun. Dengan besarnya anggaran tersebut, pemerintah berharap Indonesia bisa kembali bangkit dari keterpurukan akibat pandemi ini. 

Namun ada fakta lain yang tidak bisa dihindari bahwa hingga kini, terdapat 1.341.314 kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Indonesia, di mana 153.074 di antaranya merupakan kasus aktif. Sementara pasien yang meninggal dunia mencapai 36.325 orang dan 1.151.915 lainnya dinyatakan telah sembuh. Angka tersebut berdasarkan data per 1 Maret 2021 yang diunggah di website resmi Satuan Tugas Penanganan Covid-19.

Bahkan Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengatakan bahwa varian baru Covid-19 telah ditemukan di Indonesia. Varian ini adalah mutasi dari Sars-Cov-2 yang pertama kali ditemukan di Inggris.

"Tadi malam saya mendapat informasi, bahwa tepat satu tahun (kasus pertama Covid-19 ada di Indonesia) hari ini, kita menemukan mutasi B117 UK mutation di Indonesia. Ini fresh from the oven, baru tadi malam ditemukan dua kasus," kata Dante saat memberi sambutan dalam acara Kementerian Riset dan Teknologi yang disiarkan di YouTube, Selasa, 2 Maret 2021 dikutip dari Tempo.

Dante mengatakan hal ini berarti Indonesia akan menghadapi pandemi dengan tingkat kesulitan yang semakin berat. Awalnya, pemerintah telah mengecek dari 462 kasus di seluruh Indonesia yang berpotensi merupakan kasus mutasi Covid-19 dalam beberapa bulan terakhir. Hasilnya, ditemukan dua kasus.

Mutasi dari Virus Sars-Cov-2 ini semula ditemukan di New South Wales. Belakangan, mutasi serupa ditemukan di beberapa negara Eropa lain dan Australia.

Pemerintah pun saat ini tengah menggencarkan program vaksinasi sebagai upaya penanggulangan Covid-19. Presiden Joko Widodo menjadi orang pertama di negeri ini yang menerima suntikan penangkal Virus Corona tersebut. Tak sendiri, pada Rabu, 13 Januari 2021, Jokowi disuntik di Istana Merdeka, Jakarta, bersama beberapa tokoh lainnya, termasuk artis sekaligus influencer Raffi Ahmad.

Suntikan vaksin dari Sinovac Biotech yang diterima Jokowi menjadi tanda dimulainya program vaksinasi Covid-19 gelombang pertama di Indonesia. Berdasarkan rencana nasional, ada sekira 181,5 juta orang yang ditargetkan menerima vaksin dengan total kebutuhan mencapai 426,8 juta dosis.

Pemerintah bahkan optimis dapat menyelesaikan program ini dalam rentang waktu 15 bulan, yakni sejak Januari 2021 hingga Maret 2022. Jumlah 181,5 juta orang tersebut setara dengan kurang lebih 70 persen populasi. Dengan demikian, program ini diharapkan bisa memicu kekebalan kelompok atau herd immunity.

photoMasker menjadi hal yang wajib dipakai di masa pandemi Covid-19 atau Virus Corona. Ini juga berlaku bagi warga Sukabumi selama setahun belakangan. - (Facebook/Dinas Kesehatan Kota Sukabumi)

Perjalanan Awal Kasus Corona di Sukabumi

Kota Sukabumi merupakan salah satu kota kecil di Jawa Barat yang sejak 1 April 2020 telah mengumumkan adanya salah satu warga mereka yang terkonfirmasi positif Covid-19. Ia berasal dari institusi vertikal yang berada di wilayah Kota Sukabumi.

Berdasarkan laporan yang ditulis Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Sukabumi Lulis Delawati, terungkapnya kasus pertama warga Kota Sukabumi ini berawal dari ditemukannya satu kasus warga Kabupaten Sukabumi pada 20 Maret 2020 dari Rumah Sakit Umum Daerah Sekarwangi yang sebelumnya merupakan pasien rujukan dari Rumah Sakit Kartika Kasih Kota Sukabumi.

Pasien yang bersangkutan memang bekerja di dua rumah sakit yang ada di Kota (institusi vertikal) dan Kabupaten Sukabumi, namun ia berdomisili di Kabupaten Sukabumi, sesuai Kartu Tanda Penduduk.

Setelah laporan kasus ini diterima Dinas Kesehatan Kota Sukabumi dari Rumah Sakit Kartika Kasih pada 20 Maret 2020, selanjutnya dilakukan investigasi kasus dan investigasi kontak erat terhadap pasien tersebut. Tracking dan tracing dilakukan selama 14 hari sebelum onset (waktu permulaan munculnya suatu penyakit) di Rumah Sakit Kartika Kasih dan rumah sakit institusi vertikal tempat pasien ini bekerja.

Setelah dilakukan pelacakan, pasien ini ternyata memiliki kontak erat dengan dua pasien lain (siswa institusi vertikal yang berstatus sebagai pasien dalam pengawasan) yang dirawat di rumah sakit institusi vertikal tersebut. Selain itu, ada juga lima siswa lain yang dirawat di rumah institusi vertikal yang sama. Sehingga ada tujuh siswa yang dirawat di rumah sakit itu dan mereka dirujuk ke Rumah Sakit Kramat Jati Jakarta. Selanjutnya, pada 25 Maret 2020 dilakukan tes polymerase chain reaction atau PCR terhadap tujuh siswa tersebut dan hasilnya positif. 

Dengan melihat waktu onset dan masa inkubasi, maka warga Kabupaten Sukabumi ini diduga tertular dari kedua siswa yang menjadi kontak eratnya saat dirawat di rumah sakit institusi vertikal tempat ia bekerja. Kemudian warga ini diduga menularkan kembali kepada orang yang bertugas di rumah sakit institusi vertikal tersebut alias rekan kerjanya sendiri. Ini merupakan generasi pertama kasus terkonfirmasi Covid-19 di Sukabumi yang jumlahnya sembilan orang.

Selanjutnya generasi kedua kasus Covid-19 di Sukabumi adalah para pembina di institusi vertikal, tenaga kesehatan, dan cleaning service rumah sakit institusi vertikal yang total berjumlah 15 orang. Di generasi kedua ini kasus pertama warga Kota Sukabumi yang ditemukan pada 1 April 2020 terungkap. Berdasarkan waktu onset dan masa inkubasi, generasi kedua ini diduga tertular dari siswa institusi vertikal yang berinteraksi dengan mereka dan menjadi kontak erat.

Domisili generasi kedua ini tidak hanya di asrama institusi vertikal tersebut, namun rata-rata memiliki rumah di luar wilayah itu. Pelacakan kontak erat dari generasi kedua ini pun dilakukan terhadap para keluarganya yang sebagian tinggal di luar wilayah institusi vertikal.

Pemerintah daerah kemudian membuat strategi untuk memutus mata rantai Covid-19 dengan melakukan tes swab terhadap semua kontak erat, termasuk pedagang, cleaning service, atau siapa pun warga Kota Sukabumi yang bekerja di wilayah institusi vertikal tersebut.

Maka sejak saat itu, peningkatan kasus di Kota Sukabumi tidak dapat dihindari dan hingga 25 April 2020, tercatat ada 25 warga Kota Sukabumi yang telah terinfeksi Sars-Cov-2 yang penularannya diduga berasal dari institusi vertikal. Peningkatan kasus serupa juga terjadi di Kabupaten Sukabumi.

Ledakan Kasus Corona di Sukabumi

Sejak ditemukannya kasus terkonfirmasi positif Covid-19 pertama di Kota Sukabumi pada 1 April 2020, kasus Virus Corona ini terus meningkat dan pemerintah daerah juga berupaya melakukan pemodelan ihwal bagaimana strategi penanganan dan pengendalian terbaik seiring dengan berkembangnya virus mematikan tersebut.

Dalam catatan sukabumiupdate.com, kota yang memiliki tujuh kecamatan ini pernah mengalami penurunan kasus Covid-19 dan masuk ke zona hijau pada bulai Mei dan Juni 2020. Bahkan pada momen ini Kota Sukabumi sempat dijadikan model untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka. Wakil Presiden Ma'ruf Amin pun meninjau secara langsung persiapan tatap muka tersebut.

Masuknya Kota Sukabumi ke zona hijau disebabkan adanya pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar di tingkat Jawa Barat, sehingga saat itu positivity rate Kota Sukabumi berada di angka 1-2 persen. Positivity rate sendiri adalah perbandingan antara jumlah kasus positif Covid-19 dengan jumlah tes yang dilakukan. Namun setelah itu peningkatan kasus terus terjadi dan kasus paling tinggi terjadi di bulan November setelah masa liburan di bulan Oktober. 

Sementara di Kabupaten Sukabumi, Covid-19 ini pernah mengalami ledakan kasus ketika ratusan santri di Pondok Pesantren Unggul Al-Bayan Cibadak dinyatakan terkonfirmasi positif Virus Corona.

Peristiwa ini bermula ketika sekitar Juli 2020, Pondok Pesantren Unggul Al-Bayan memulai pembelajaran tatap muka. Hal itu dilakukan setelah adanya rekomendasi dari Kementerian Agama dan persetujuan dari Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Sukabumi berdasarkan peninjauan yang dilakukan. Pondok pesantren ini juga memang disebut-sebut memiliki standarisasi protokol kesehatan yang baik dan menjadi model bagi pesantren lainnya.

Semula pembelajaran tersebut berjalan normal, hingga pada akhir Oktober ada kegiatan santri yang menguras tenaga karena berbentuk outbound dan camping di dalam area sekolah. Kegiatan ini diduga menjadi pemicu lahirnya kasus Covid-19, sebab saat itu kondisi kesehatan para santri sedang menurun akibat kelelahan.

Kemudian pada tanggal 3 November 2020, ada santri yang izin pulang karena terindikasi mengalami tifus. Namun saat santri tersebut dibawa ke salah satu rumah sakit di luar Sukabumi, ternyata ia harus menjalani tes swab. Berdasarkan hasil tes yang dilakukan, santri yang bersangkutan dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19. 

Setelah mendapat kabar itu, pihak Pondok Pesantren Unggul Al-Bayan langsung meningkatkan level kewaspadaan mereka dengan melakukan tes swab massal secara mandiri kepada para santri. Sejak saat itulah kasus demi kasus Covid-19 mulai bermunculan di pondok pesantren tersebut. Sementara santri yang dinyatakan negatif, saat itu langsung dipulangkan.

Setelah menjalani isolasi mandiri, Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Sukabumi akhirnya menyatakan 284 santri di Pondok Pesantren Unggul Al-Bayan Cibadak Sukabumi telah sembuh dari Virus Corona. Hal itu berdasarkan data yang dirilis pada 22 November 2020 lalu.

Bertahan dengan Vaksin

Saat ini, Selasa, 2 Maret 2021, Satuan Tugas Covid-19 Kota Sukabumi mencatat ada total 3.193 kasus terkonfirmasi positif Covid-19, di mana 237 di antaranya masih menjalani isolasi dan 83 lainnya meninggal dunia. Sementara 2.873 pasien telah dinyatakan sembuh.

Sedangkan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Sukabumi hingga hari ini mencatat ada total 3.676 kasus terkonfirmasi positif Covid-19, di mana 150 di antaranya masih menjalani isolasi dan 85 lainnya meninggal dunia. Sementara 3.441 pasien telah dinyatakan sembuh.

Selaras dengan pemerintah pusat, Pemerintah Kota dan Kabupaten Sukabumi pun saat ini tengah menggencarkan program vaksinasi Covid-19 kepada masyarakat sesuai kelompok yang telah ditetapkan. Langkah ini menjadi upaya pemerintah dalam membangun kekebalan tubuh kolektif di masyarakat.

Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi menjadi orang pertama yang disuntik vaksin Covid-19 pada 28 Januari 2021 lalu di Balai Kota Sukabumi. Ia meminta masyarakat agar mendukung program vaksinasi ini karena program tersebut menjadi ikhtiar untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

Sementara vaksinasi perdana di Kabupaten Sukabumi digelar di Puskesmas Cisaat pada Jumat, 29 Januari 2021. Saat itu Bupati Marwan Hamami gagal mendapatkan suntikan vaksin Sinovac. Berdasarkan hasil skrining, petugas memutuskan menunda suntikan vaksin untuk bupati karena kondisi kesehatan umum Marwan Hamami yang kala itu mengalami gangguan flu ringan dan batuk.

Namun pada Selasa ini Marwan akhirnya menerima suntikan vaksin perdananya di Rumah Sakit Umum Daerah Sekarwangi setelah kesehatannya membaik.

Saat ini program vaksinasi di Sukabumi masih terus berlangsung sesuai tahapan yang telah ditetapkan.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Berita Terkini
Sukabumi01 Mei 2024, 22:58 WIB

Kepergok Warga, Maling Kotak Amal Kabur Tinggalkan Motor di Cicantayan Sukabumi

Berikut kesaksian warga terkait upaya pencurian kotak amal di Cicantayan Sukabumi. Pelaku kabur tinggalkan motor.
Motor maling kotak amal yang ditahan warga Kampung Cijabon RT 19/07, Desa Cimahi, Cicantayan Sukabumi. (Sumber : Istimewa)
Life01 Mei 2024, 21:37 WIB

6 Gaya Bicara yang Menjadikan Anda Lebih Berwibawa dan Berkharisma, Ini Caranya

Gaya bicara seseorang menentukan apakah nanti akan dipandang berwibawa atau justru diremehkan orang lain di masyarakat.
Ilustrasi. Gaya berbicara yang dipandang berwibawa. | Sumber foto : Pexels/Werner Pfenning
Life01 Mei 2024, 21:31 WIB

Fokus Pada Jangka Panjang, Ini 10 Tips Menerapkan Disiplin Pada Anak Tetap Konsisten

Penerapan disiplin pada anak tidaklah mudah, maka dari itu orang tua perlu melakukannya dengan konsisten.
Ilustrasi menerapkan disiplin tetap konsisten / Sumber : pexels.com/@Emma Bauso
Sehat01 Mei 2024, 21:00 WIB

8 Bahan Alami untuk Menurunkan Kadar Gula Darah Tinggi dalam Tubuh

Bahan alami ini dipercaya dapat membantu menurunkan gula darah secara efektif.
Ilustrasi - Bahan alami ini dipercaya dapat membantu menurunkan gula darah secara efektif. (Sumber : Freepik.com/jcomp).
DPRD Kab. Sukabumi01 Mei 2024, 20:56 WIB

May Day, Komisi IV DPRD Sukabumi Serap Aspirasi Buruh Terkait Upah Hingga Isu Pungli

Komisi IV DPRD Sukabumi serap aspirasi serikat buruh terkait upah hingga isu praktik pungli di perusahaan.
Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Sukabumi, Hera Iskandar terima kunjungan serikat buruh di momen May Day 2024. (Sumber : SU/Ilyas)
Sehat01 Mei 2024, 20:30 WIB

Pantangan! 4 Makanan dan Minuman yang Harus Dihindari Penderita Asam Urat

Beberapa makanan dan minuman dianjurkan dihindari bagi penderita asam urat karena memiliki kandungan purin tinggi.
Ilustrasi - Beberapa makanan dan minuman dianjurkan dihindari bagi penderita asam urat karena memiliki kandungan purin tinggi. (Sumber : pexels.com/@Julia Filirovska).
Life01 Mei 2024, 20:00 WIB

8 Manfaat Menangis untuk Kesehatan Mental, Melepaskan Emosi yang Terpendam

Salah Satu Manfaat Menangis untuk Kesehatan Mental Yakni Menjadi Sarana Melepaskan Emosi yang Terpendam.
Ilustrasi. Bersedih. Manfaat Menangis untuk Kesehatan Mental. (Sumber : Pexels/CottonbroStudio)
Sukabumi01 Mei 2024, 19:57 WIB

Termasuk dari Bule, Uluran Tangan Berdatangan Bantu Titin Penghuni Rumah Reyot di Sukabumi

Bantuan mulai berdatangan untuk mak Titin, janda paruh baya asal Surade Sukabumi yang sebatang kara huni rumah reyot.
Seorang Bule asal Australia saat berkunjung ke rumah Mak Titin di Surade Sukabumi. (Sumber : Istimewa)
Life01 Mei 2024, 19:30 WIB

7 Sikap Sederhana yang Membuat Kamu Bisa Dikagumi Banyak Orang

Ingatlah bahwa sikap-sikap sederhana ini tidak datang dengan sendirinya. Dibutuhkan usaha dan latihan untuk menjadikannya kebiasaan.
Ilustrasi - Ingatlah bahwa sikap-sikap sederhana ini tidak datang dengan sendirinya. Dibutuhkan usaha dan latihan untuk menjadikannya kebiasaan. (Sumber : Freepik.com)
Sehat01 Mei 2024, 19:00 WIB

10 Tips Pola Tidur yang Baik untuk Penderita Asam Urat

Setiap orang memiliki kebutuhan tidur yang berbeda, jadi carilah pola tidur yang paling cocok untuk penderita asam urat dan konsultasikan dengan dokter jika memiliki masalah tidur yang berkelanjutan.
Ilustrasi. Nyenyak. Tips Pola Tidur yang Baik untuk Penderita Asam Urat. (Sumber : Pexels/KetutSubiyanto)