SUKABUMIUPDATE.com - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menjamin biaya pengobatan korban gempa Cianjur akan ditanggung pemerintah provinsi. Dia menyayangkan adanya ekses penagihan hingga Rp 5 juta oleh pihak tertentu.
“Semua tagihan digratiskan dan ditujukan ke Pemda Provinsi Jabar karena terjadi ekses ada yang ditagih Rp 4 juta-5 juta. Korban (warga) sudah susah, hartanya terpendam di rumah yang rubuh, masih dimintain bayaran,” kata Ridwan Kamil dalam keterangannya, Rabu, 23 November 2022.
Mengutip tempo.co, pria yang akrab disapa Emil itu meminta semua rumah sakit tidak menagih biaya pengobatan korban gempa Cianjur. Komitmen pemerintah provinsi ini, kata dia, telah diketahui oleh Menteri Kesehatan.
"Sekarang sudah clear semua asosiasi rumah sakit, ada Pak Menkes sebagai saksi, tidak boleh menagih ke korban. Tagihnya ke pemda dengan bukti tagihannya," kata Emil.
Korban gempa Cianjur dirawat di sejumlah rumah sakit di Jawa Barat karena keterbatasan ruang rawat dan fasilitas RSUD Sayang Kabupaten Cianjur. Data sementara menunjukkan, korban luka berat akibat gempa Cianjur berjumlah 574 orang dan luka ringan mencapai 1.811 orang.
Seluruh korban yang menjalani perawatan rawat inap tersebar di rumah sakit di seputar Cianjur. Di antaranya Bogor, Sukabumi, Cimahi, dan Bandung. Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat Nina Susana Dewi mengatakan fokus penanggulangan korban gempa Cianjur ialah yang mengalami luka berat dan ringan.
Pemerintah Mengantisipasi Kondisi Korban Gempa Cianjur Memburuk
Pemerintah mencegah terjadinya kondisi korban yang memburuk dan mengancam jiwa. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur Irvan Nur Fauzi mengatakan sekitar 140 pasien korban gempa dikirim ke rumah sakit di luar wilayah Cianjur. Pasien tersebut rata-rata membutuhkan tindakan operasi segera.
“Kendala di sini adalah kurangnya ruang operasi, terutama ortopedi. Kami juga memerlukan tenaga ahli dan peralatan ortopedi agar operasi bisa dilaksanakan sebanyak mungkin dan secepatnya,” kata dia.
Rumah Sakit Umum Daerah R Syamsudin SH di Sukabumi, misalnya, telah menerima 74 pasien dari Cianjur yang memerlukan tindakan operasi segera. “Dua belas orang sudah operasi, hari ini 9 orang sedang menjalani operasi,” kata Yanyan Rusyandi dari RSUD R Syamsudin SH Sukabumi, dikutip dari keterangannya.
Sementara itu, Rumah Sakit dr Hasan Sadikin (RSHS) di Kota Bandung menerima 85 pasien rujukan korban gempa Cianjur. Sedikitnya, 25 pasien telah menjalani operasi. RSHS Bandung juga menyediakan ruangan khusus untuk merawat korban gempa Cianjur. “Kami berjaga 24 jam," kata Pelaksana Tugas Dirut RSHS Ahmad Supriyatna.
Sekretaris Daerah Jawa Barat Setiawan Wangsaatmaja mengatakan biaya perawatan korban gempa di rumah sakti ditanggung oleh pemerintah provinsi. “Terima kasih sudah langsung ditangani tanpa menanyakan biaya ke pasien. Kami Pemprov Jabar akan menanggung semua biaya. Nanti laporkan langsung ke Dinkes Jabar untuk diselesaikan,” kata dia.
Setiawan meminta agar rumah sakit tidak memungut biaya apa pun kepada korban gempa Cianjur, seperti biaya ambulans. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam panggilan video call dengan Sekretaris Daerah Jawa Barat meminta agar korban luka ringan secepatnya bisa mendapat perawatan. Sehingga, mereka bisa kembali ke rumahnya masing-masing untuk mencegah penumpukan pasien di rumah sakit.
“Kalau bisa operasi dilaksanakan di sini (Cianjur) karena kami sudah mengirimkan banyak ahli bedah dan ortopedi dari sejumlah rumah sakit, termasuk dari TNI, tinggal menunggu kesiapan ruang operasi,” kata Budi Gunadi.
Sumber: Tempo.co
#SHOWRELATEBERITA