Peneliti Ungkap Bulan Perlahan-lahan Menjauh dari Planet Bumi

Selasa 18 Oktober 2022, 09:30 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Satelit planet Bumi, yaitu Bulan diungkapkan menjauhi planet tempat tinggal kita ini secara perlahan-lahan. Hal tersebut dilihat dari misi Apollo NASA pada tahun 1969 yang memasang panel reflektif di Bulan.

Dilansir dari laman Space.com via Suara.com, Selasa (18/10/2022), ini menunjukkan bahwa bulan saat ini bergerak 3,8 cm menjauhi  Bumi setiap tahunnya.

Jika kita mengambil tingkat resesi Bulan saat ini dan memproyeksikannya kembali ke masa lalu, kita akan berakhir dengan tabrakan antara Bumi dan Bulan sekitar 1,5 miliar tahun lalu.

Namun, Bulan terbentuk sekitar 4,5 miliar tahun lalu, yang berarti bahwa tingkat resesi saat ini adalah panduan yang buruk untuk masa lalu.

Peneliti dari Universitas Utrecht dan Universitas Jenewa, telah menggunakan kombinasi teknik untuk mencoba dan mendapatkan informasi tentang masa lalu tata surya kita yang jauh.

Baru-baru ini, ditemukan tempat yang sempurna untuk mengungkap sejarah jangka panjang Bulan surut.

Dan itu bukan dari mempelajari Bulan itu sendiri, tetapi dari membaca sinyal di lapisan batuan purba di Bumi.

Di Taman Nasional Karijini yang indah di Australia Barat, beberapa ngarai membelah sedimen ritmis berlapis-lapis berusia 2,5 miliar tahun.

Sedimen ini adalah formasi besi berpita, yang terdiri dari lapisan khas besi dan mineral kaya silika, yang pernah terendapkan secara luas di dasar laut dan sekarang ditemukan di bagian tertua kerak bumi.

Eksposur tebing di Joffre Falls menunjukkan, bagaimana lapisan formasi besi cokelat kemerahan setebal kurang dari satu meter bergantian, secara berkala, oleh cakrawala yang lebih gelap dan lebih tipis.

Interval yang lebih gelap terdiri dari jenis batuan yang lebih lembut yang lebih rentan terhadap erosi.

Pengamatan lebih dekat pada singkapan mengungkapkan adanya variasi skala kecil yang lebih teratur.

Permukaan batu, yang telah dipoles oleh air sungai musiman yang mengalir melalui ngarai, mengungkap pola lapisan putih, kemerahan, dan abu-abu kebiruan yang berselang-seling.

Pada tahun 1972, ahli geologi Australia A.F. Trendall mengajukan pertanyaan tentang asal mula berbagai skala siklus, pola berulang yang terlihat di lapisan batuan purba ini.

Dia menyarankan bahwa pola mungkin terkait dengan variasi masa lalu dalam iklim yang disebabkan oleh 'siklus Milankovitch’.

Perubahan Iklim Siklis

Siklus Milankovitch menggambarkan bagaimana perubahan periodik dalam bentuk orbit Bumi dan orientasi porosnya, mempengaruhi distribusi sinar Matahari yang diterima oleh Bumi selama rentang tahun.

Saat ini, siklus Milankovitch yang dominan berubah setiap 400.000 tahun, 100.000 tahun, 41.000 tahun, dan 21.000 tahun.

Ilustrasi Bulan perlahan-lahan menjauhi Bumi | Foto: Getty Image
Ilustrasi Bulan perlahan-lahan menjauhi Bumi | Foto: Getty Image
Variasi ini memberikan kontrol yang kuat pada iklim kita selama periode waktu yang lama.

Contoh utama pengaruh pemaksaan iklim Milankovitch di masa lalu adalah terjadinya periode dingin yang ekstrem atau hangat, serta kondisi iklim regional yang lebih basah.

Perubahan iklim ini telah secara signifikan mengubah kondisi di permukaan Bumi, seperti ukuran danau.

Mereka adalah penjelasan untuk penghijauan berkala gurun Sahara dan tingkat oksigen yang rendah di laut dalam.

Siklus Milankovitch juga telah mempengaruhi migrasi dan evolusi flora dan fauna termasuk spesies kita sendiri.

Tanda-tanda perubahan ini dapat dibaca melalui perubahan siklis pada batuan sedimen.

#SHOWRELATEBERITA

Sumber: Suara.com

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Berita Terkini
Science05 Mei 2024, 06:00 WIB

Prakiraan Cuaca Jawa Barat 5 Mei 2024, Langit Pagi Cerah Berawan untuk Sukabumi

Prakiraan cuaca hari ini wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya 5 Mei 2024.
Ilustrasi. Prakiraan cuaca hari ini wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya 5 Mei 2024. (Sumber : Unplash/Gabriel Garcia Marengo)
Sukabumi04 Mei 2024, 23:13 WIB

Mau Diperbaiki? Jembatan Reyot Penghubung Waluran-Surade Sukabumi Ditinjau Staf Kemenlu

Jembatan gantung yang berada di aliran Sungai Cikarang, Kampung Cukangbayur, Desa Caringinnunggal, Kecamatan Waluran, Kabupaten Sukabumi, kondisinya sudah lapuk.
Pemdes Caringinnunggal Kecamatan Waluran. Staf Kemenlu, Relawan dan Pemdes saat meninjau Jembatan Gantung Sungai Cikarang | Foto : Ragil Gilang
Sukabumi04 Mei 2024, 22:54 WIB

58 Persen Masyarakat Kabupaten Sukabumi Kurang Puas Atas Kinerja Marwan-Iyos

Lembaga Kajian dan Penelitian Skala Institute, merilis hasil survei terkait tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi dibawah kepemimpinan Bupati Marwan Hamami dan Wakil Bupati Iyos Somantri.
Gedung Pendopo Kabupaten Sukabumi | Foto : Ist
Sukabumi04 Mei 2024, 21:49 WIB

Niat Cari Kerja: Pelaku Tolak Sodomi hingga Duel Sebelum Bunuh Pria di Citepus Sukabumi

Kasat Reskrim Polres Sukabumi, AKP Ali Jupri, mengatakan bahwa pelaku berinisial A (20 tahun) awalnya mendatangi Ceceu ini dengan niat mencari kerja, sebelum akhirnya membunuh korban
Pelaku pembunuhan setelah ditangkap di Mapolsek Parungkuda Sukabumi | Foto : Ilyas Supendi
Sukabumi04 Mei 2024, 21:09 WIB

Pemkab Sukabumi Akan Relokasi Rumah yang Terdampak Longsor di Cibadak

Pemerintah Kabupaten Sukabumi berencana merelokasi warga terdampak longsor di Kampung Cibatu Hilir RT 01/RW 11, Desa Sekarwangi, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, yang berdampak pada belasan rumah.
Foto udara lokasi longsor di Kampung Cibatu Hilir RT 01/11, Desa Sekarwangi, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi. | Foto: Instagram/@kiekiesukabumi
Sehat04 Mei 2024, 21:00 WIB

8 Cara Sehat Menyembuhkan Asam Urat Agar Tidak Kambuh di Malam Hari

Berikut Sederet Cara Sehat Menyembuhkan Asam Urat Agar Tidak Kambuh di Malam Hari yang Bisa Dilakukan.
Ilustrasi - Pijat Ringan untuk Meringankan Penyakit Asam Urat (Sumber : Freepik/freepik)
Sukabumi Memilih04 Mei 2024, 20:46 WIB

Survei Terbaru Elektabilitas 17 Calon Bupati Sukabumi: Tidak Ada Sosok yang Kuat

asil survei dirilis oleh Lembaga Kajian dan Penelitian Skala Institute bekerjasama dengan Litbang Sukabumiupdate.com.
Ilustrasi pasangan calon bupati/wakil bupati Sukabumi dari jalur perseorangan atau independen | Foto : Sukabumi Update
Life04 Mei 2024, 20:00 WIB

6 Dampak Buruk Terlalu Memanjakan Anak yang Wajib Diketahui Orang Tua

Terlalu memanjakan anak rupanya memiliki dampak buruk bagi perkembangan anak jika sudah tumbuh dewasa. Ini yang perlu diperhatikan para orang tua.
Ilustrasi. Dampak buruk terlalu memanjakan anak. Sumber foto : Pexels/ Pavel Danilyuk
Sukabumi04 Mei 2024, 19:40 WIB

Sukabumi Dinilai Stagnan, Koalisi 5 Partai Cenderung Usung Figur Alternatif di Pilkada

ima partai politik yaitu, PKB, PKS, Demokrat, PAN dan PDIP secara resmi berkoalisi di Pikada Kabupaten Sukabumi 2024. Deklarasi koalisi digelar di salah satu kafe di Jalan Cemerlang, Kota Sukabumi, Sabtu, (4/5/2024).
Deklarasi koalisi 5 partai, PKB, Demokrat, PKS, PAN, PDIP | Foto : Asep Awaludin
Sehat04 Mei 2024, 19:00 WIB

5 Jenis Ikan Laut Tinggi Purin yang Tidak Aman Dikonsumsi Penderita Asam Urat

Penderita Asam Urat Sebaiknya Mengetahui Apa Saja Jenis Ikan Laut Tinggi Purin yang Tidak Aman Dikonsumsi Guna Mencegah Serangannya Kambuh.
Ilustrasi. Jenis Ikan Laut Tinggi Purin yang Tidak Aman Dikonsumsi Penderita Asam Urat (Sumber : Pexels/OzielGomez)