SUKABUMIUPDATE.com - Jenis dan merk sirup obat batuk yang diduga menjadi penyebab kematian anak di Gambia, India resmi dirilis WHO atau Organisasi Kesehatan Dunia. IDAI menyebut ada ratusan kasus gagal ginjal misterius pada anak di Indonesia yang gejalanya menyerupai kematian anak-anak di Gambia.
Dalam laman resminya, per September 2022, WHO mengidentifikasi dari 23 sampel obat terdapat empat jenis sirup obat batuk yang termasuk produk di bawah standar.
Pada 7 Oktober 2022, WHO juga turut mengeluarkan peringatan kesehatan medis terhadap empat jenis sirup obat batuk buatan perusahaan farmasi di India. Keempat jenis itu adalah;
1. Promethazine Oral Solution
2. Kofexmalin Baby Cough Syrup
3. Makoff Baby Cough Syrup
4. Magrip N Cold Syrup
Sebelumnya, WHO mengungkapkan hasil analisa laboratorium. Keempat produk yang diproduksi Maiden Pharmaceutical terkontaminasi kandungan etilen glikol dan etilen glikol.
Jumlah kedua kandungan dalam empat jenis sirup obat batuk juga telah melebihi ambang batas normal. Dietilen glikol dan etilen glikol termasuk zat beracun yang dapat berakibat fatal apabila dikonsumsi.
Kandungan dietilen glikol dan etilen glikol memiliki efek toksik yang dapat menyebabkan sakit kepala, sakit perut, diare, muntah, kesulitan Buang air Kecil (BAK), perubahan kondisi mental, sampai efek cedera ginjal akut yang dapat menyebabkan kematian.
IDAI ungkap Fakta
Indonesia juga heboh dengan temukan kasus balita yang mengalami gagal ginjal secara misterius. Melansir dari Tempo.co, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) melaporkan bahwa sampai 10 Oktober 2022 terdapat 131 balita mengalami gagal ginjal misterius.
Data tersebut diperoleh dari 14 cabang IDAI provinsi dengan rata-rata anak berusia kurang dari 5 tahun, meski ada yang berusia belasan. Hal ini kemudian dikaitkan dengan empat jenis sirup obat batuk asal India yang telah menewaskan anak-anak di Gambia sebanyak 66 orang (Indiatoday).
Empat jenis sirup obat batuk ini diproduksi oleh Maiden Pharmaceuticals Limited (Haryana, India) dan berada di luar spesifikasi atau gagal memenuhi standar kualitas. Pihak produsen bahkan belum memberikan jaminan apa-apa kepada WHO terkait keamanan dan kualitas produknya.
Peringatan kesehatan WHO terhadap obat batuk India juga mendapatkan respon KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia). Jasra, Komisioner KPAI meminta pemerintah cepat merespon temuan ini, dan tegas menghentikan peredaran obat batuk asal India yang terbukti berbahaya.
"Mari cegah (peredaran obat), sampai jelas kajian Kemenkes, BPOM tentang produk obat tersebut. Ini tidak main-main, Kemenkes harus tegas" terang Jasra.
Tak cukup sampai disitu, KPAI juga menuntut pertanggungjawaban peredaran dan perizinan mengenai obat batuk asal India yang sudah beredar di Indonesia sejak bulan Januari.Pasien anak-anak dikabarkan datang ke Rumah Sakit dengan keluhan yang sama seperti demam, batuk, pilek, muntah, diare serta volume urine yang menurun bahkan pasien tidak pernah buang air kecil.
Kandungan dietilen glikol dan etilen glikol dalam empat jenis sirup obat batuk juga disinyalir menjadi penyebab gagal ginjal misterius di Indonesia.
WRITER: NIDA SALMA