SUKABUMIUPDATE.com - BMKG menyatakan gempa tektonik magnitudo 5.5 pada Minggu sore (9/10/2022) di wilayah Pantai Tenggara Pandeglang, Banten, memiliki parameter update dengan magnitudo 5.3. Gempa yang juga dirasakan warga Sukabumi ini merupakan gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi lempeng.
Hal itu disampaikan Daryono, Pelaksana Tugas Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG. Daryono menyatakan gempa terjadi pukul 17.02.44 WIB dengan episenter terletak pada koordinat 7.01 LS dan 106.07 BT atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 22 kilometer arah Barat Daya Bayah, Banten, pada kedalaman 47 kilometer.
"Update parameter gempa selatan Banten magnitudo 5.3 kedalaman 47 km (kilometer) berasosiasi dengan sumber gempa subduksi lempeng (megathrust)," tulis Daryono di akun Instagram pribadinya.
Memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, Daryono mengatakan gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi lempeng. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan oblique turun (normal oblique).
Gempabumi ini berdampak dan dirasakan di Kabupaten Sukabumi dengan skala intensitas III-IV MMI (bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah); daerah Bayah, Sukabumi, Sagaranten, Cianjur, Panggarangan, Ciptagelar, Malingping, Cihara, Cibeber, dan Cilograng, dengan skala intensitas III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah dan terasa getaran seakan akan truk berlalu); daerah Citeko dan Cisarua dengan skala intensitas II-III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah dan terasa getaran seakan akan truk berlalu); daerah Pangandaran, Ciputat, Parung Panjang, Pandeglang, Majasari, Serang, Sawarna, Tamanjaya, Ujung Kulon, Merak, Tangerang, Jakarta, dan Depok dengan skala intensitas II MMI (getaran dirasakan oleh beberapa orang dan benda-benda ringan yang digantung bergoyang).
"Hasil pemodelan menunjukkan gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami. Hingga pukul 17.35 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock)," lanjut Daryono.
Baca Juga :
Masyarakat diimbau tetap tenang dan tidak terpengaruh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa, periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah.
Sebelumnya, Ahmad Dindin mengatakan gempa terasa dua kali di rumahnya di wilayah Desa Cikangkung, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi, sekira pukul 17.00 WIB. "Saya di rumah bersama keluarga terasa dua kali gempa, yang pertama selewat dan kedua lumayan besar," kata dia.
Hal senada dikatakan Matar Hagi Aldair yang saat gempa terjadi sedang berada di Jalan Brawijaya, Kecamatan Gunungpuyuh, Kota Sukabumi. Dia merasakan guncangan gempa cukup besar saat sedang bekerja di lantai dua kantornya. "Kaget banget, getaran gempanya lumayan," ujar Matar.