SUKABUMIUPDATE.com - Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) saat ini tengah menjadi perbincangan hangat di kalangan publik. Hal tersebut tidak lain karena kasus KDRT yang menimpa pedangdut Indonesia, yaitu Lesti Kejora.
Dampak dari kekerasan dalam rumah tangga tidak hanya meninggalkan luka fisik pada korbannya tapi juga memberikan dampak pada kondisi psikis.
Trauma juga menjadi salah satu efek dari kejadian kekerasan dalam rumah tangga ini. Trauma ini disebabkan oleh frekuensi kekerasan dalam rumah tangga yang terjadi terus menerus sehingga berdampak pada mental korban.
Melansir dari Healthshot.com, para korban yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga seringkali sulit dan gagal untuk berinteraksi bahkan berbicara, sehingga merenggut kesejahteraan emosional dan fisik para korban secara paksa.
Lantas bagaimana cara menangani trauma akibat kekerasan dalam rumah tangga?
Sebelum mengulas hal tersebut, mari simak terlebih dahulu mengenai penjelasan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di bawah ini.
Penjelasan Kekerasan Dalam Rumah Tangga
Kekerasan dalam rumah tangga adalah suatu kejadian ketika seseorang melakukan manipulasi atau menggunakan kekerasan untuk mempertahankan kekuasaan dan kontrol atas seseorang yang dekat dengan dirinya.
Kekerasan dalam rumah tangga biasanya terjadi pada hubungan pasangan suami-istri dengan salah satu diantaranya ingin mendapatkan kekuasaan yang setara atau lebih.
Bentuk kekerasan dalam rumah tangga dapat beragam mulai dari ancaman, pelecehan secara fisik, pelecehan seksual, dan pelecehan emosional.
Meskipun kasus kekerasan dalam rumah tangga lebih sering terjadi pada wanita namun pria juga dapat mengalami pelecehan lho, terutama verbal dan emosional, seperti yang terjadi pada pasangan kasus Johnny Depp-Amber Heard.
Penyebab Kekerasan Dalam Rumah Tangga
kekerasan dalam rumah tangga dilandasi oleh hubungan atau pasangan yang memiliki temperamen kasar.
Dominansi keinginan berkuasa terhadap pasangan juga menjadi alasan mengapa kekerasan dalam rumah tangga dapat terjadi.
Faktor kekuasaan serta karakter pasangan dengan temperamen kasar menjadi penyebab kuat kasus kekerasan dalam rumah tangga sering terjadi.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa segala bentuk KDRT termasuk diantaranya perilaku kasar tidak akan pernah dapat diterima maupun ditoleransi.
Siapapun pelakunya, baik pria, wanita, remaja atau orang dewasa memiliki hak untuk merasa aman, dihormati dan dihargai.
Apa yang dapat dilakukan untuk mengatasi trauma akibat kekerasan dalam rumah tangga?
Cedera fisik merupakan dampak yang paling terlihat dari kekerasan dalam rumah tangga. Namun, demikian dampak lainnya juga tidak dapat diabaikan hanya karena tidak dapat terlihat secara langsung.
Mengutip dari sumber yang sama, kiat-kiat berikut telah disetujui oleh psikiater sebagai upaya mengatasi trauma akibat kekerasan dalam rumah tangga.