SUKABUMIUPDATE.com - Doa bersama dan aksi solidaritas Tragedi Kanjuruhan menggema di Sukabumi. Aksi yang diikuti 18 kelompok mulai Bobotoh, Aremania, Bonek, hingga suporter lokal Perssi dan Persikabumi serta lainnya sambil menyalakan lilin tersebut dilakukan di Alun-alun Kota Sukabumi, Rabu malam (5/10/2022).
Perwakilan Bobotoh Sukabumi Risris Rizal Ali Perkasa mengatakan dihentikannya sementara Liga 1 imbas Tragedi Kanjuruhan yang pecah selepas pertandingan Liga 1 Arema FC vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu malam, 1 Oktober 2022, menjadi momentum memutus rantai kebencian semua pihak.
"Titik mata rantai fanatisme buta dan kadang-kadang kebodohan yang kita lakukan mudah-mudahan jadi pembelajaran bagi kita semua dan bisa lebih menata teman-teman suporter seluruh Indonesia," kata Risris kepada sukabumiupdate.com.
Risris mengingatkan Indonesia harus dikenal dunia karena prestasi sepak bolanya, bukan hal lain yang tidak diinginkan. Dia juga menyebut saat ini prestasi sepak bola nasional khususnya tim nasional Indonesia sedang dalam performa yang baik. Menurut Risris, emosi suporter jangan sampai berdampak pada tren positif itu.
"Untuk kepolisian yang harus dicopot jabatannya (akibat Tragedi Kanjuruhan), mungkin itu ada ranah yang lebih layak mengurusnya, bukan kita," ujar dia.
Risris meminta ulama dan tokoh masyakat mulai saat ini ikut memberikan nasihat dan masukan kepada para suporter sepak bola supaya bisa lebih menggaungkan nilai-nilai empati, kasih sayang, dan pesan perdamaian di dunia olahraga. "Karena yang membedakan manusia dengan binatang seharusnya adalah rasa empati," katanya.
Baca Juga :
Sebelumnya, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan jumlah korban jiwa akibat Tragedi Kanjuruhan bertambah enam sehingga totalnya 131 orang. "Hari ini ada tambahan enam korban meninggal dunia, dari 125 orang menjadi 131 orang," ujar dia di Malang, Jawa Timur, Selasa, 4 Oktober 2022.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang Wijanto Wijoyo membenarkan ada penambahan enam orang yang meninggal. Namun, korban bukan pasien yang menjalani perawatan di rumah sakit. "Benar, ada penambahan. Tapi ini bukan penambahan korban meninggal setelah dirawat di rumah sakit," katanya.
Wijanto menambahkan data enam orang korban meninggal dunia baru ditambahkan karena pada saat terjadi tragedi di Stadion Kanjuruhan, korban langsung dibawa pulang sebelum dilakukan pendataan.
REPORTER: CRP/GIANNI FATHIN RABBANI