Apakah Asteroid Dapat Hancurkan Bumi? Begini Penjelasan dari Ilmuwan

Sabtu 01 Oktober 2022, 22:00 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Setelah mendominasi Bumi selama lebih dari 160 juta tahun, dinosaurus akhirnya menemui ajalnya karena jatuhnya asteroid besar. 

Sekitar 66 juta tahun yang lalu, sebuah asteroid berukuran setidaknya 6 mil (10 kilometer) memberikan pukulan dahsyat bagi dunia dinosaurus, memicu gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi, dan bencana iklim yang membuat setidaknya 75 persen dari semua makhluk hidup punah.

photoIlustrasi Bumi di Hantaman Asteroid - (Live Science)</span

Jika Asteroid pembunuh dinosaurus yang ditakuti saja tidak cukup untuk menghancurkan Bumi, bisakah batu ruang angkasa yang akan datang dapat menghancurkan planet biru ini? Jika iya, seberapa besar ukurannya?

Baca Juga :

Fakta Menarik Saturnus yang Disebut Sebagai Planet Terindah di Tata Surya

Baca Juga :

8 Fakta Uranus, Planet Terdingin di Tata Surya

Jawaban singkatnya adalah mungkin dibutuhkan batu sebesar planet untuk menghancurkan planet Bumi. Tapi itu akan memakan waktu lama.

"Sebuah objek yang lebih besar dari Mars menghantam Bumi pada awal sejarahnya dan membuat bulan, tanpa menghancurkan Bumi," Brian Toon, seorang profesor ilmu atmosfer dan kelautan di University of Colorado Boulder yang telah mempelajari dampak asteroid, mengatakan kepada Live Science dalam sebuah surel.

Toon mengacu pada hipotesis dampak raksasa - sebuah teori ilmiah yang menunjukkan sebuah planet seukuran Mars bernama Theia bertabrakan dengan Bumi 4,5 miliar tahun yang lalu, meluncurkan salvo puing-puing berbatu ke luar angkasa yang akhirnya bergabung ke bulan. Perlu diketahui planet Mars berukuran sekitar 4.200 mil, atau lebar 6.700 km, 500 kali lebih lebar dari Asteroid pemusnah dinosaurus.

Alih-alih melenyapkan planet Bumi, para ilmuwan berteori bahwa bagian inti dan mantel Theia menyatu dengan Bumi

Para ahli tidak setuju apakah tabrakan kuno tersebut terjadi secara langsung atau hanya pukulan sekilas, tetapi tidak ada keraguan jika ada sesuatu yang hidup di Bumi pada saat itu, maka tabrakan tersebut dapat memusnahkannya.

Para ilmuwan berpikir kehidupan bisa muncul sedini 4,4 miliar tahun yang lalu, beberapa juta tahun setelah dampak Theia.

NASA menganggap setiap batu ruang angkasa sebagai potensi bahaya jika berdiameter setidaknya 460 kaki (140 meter) dan mengorbit dalam jarak 4,6 juta mil (7,4 juta km) dari Bumi. Dampak dari batu semacam itu bisa menyapu bersih seluruh kota dan menghancurkan tanah di sekitarnya.

Gerrit L. Verschuur, astro fisikawan di Rhodes College, Memphis, Tennessee, mengatakan, jika Bumi bertabrakan dengan Asteroid yang lebih besar, berukuran setidaknya 0,6 mil lebar (1 km), mungkin akan memicu akhir peradaban dengan melepaskan bencana iklim global.

Dan jika penabrak seukuran asteroid pembunuh dino tiba hari ini, itu mungkin akan membuat manusia dan spesies lain yang tak terhitung jumlahnya punah.

photoIlustrasi Asteroid - (Diario Uno)</span

"Secara garis besar, dampak awal menciptakan bola api besar yang membunuh siapa saja yang bisa melihatnya," kata Verschuur. 

"Kemudian debu dari tumbukan dan asap dari kebakaran menyelimuti Bumi, menjerumuskan planet kita ke dalam apa yang disebut musim dingin tumbukan."

Akibat bencana iklim ada begitu banyak penderitaan di Bumi, seperti dampak polusi dan gas berbahaya yang menutupi langit, sehingga tanaman tidak dapat lagi mengubah sinar matahari menjadi energi melalui fotosintesis. 

Kehidupan tumbuhan akan binasa di seluruh dunia dan hewan akan segera mengikutinya. 

Dapat dimengerti,mengapa NASA dan badan antariksa lainnya menanggapi ancaman dampak Asteroid dengan sangat serius, memantau dengan cermat ribuan penabrak potensial di tata surya kita. 

Berita baiknya adalah, tidak ada ancaman asteroid yang berpotensi berbahaya mencapai planet kita setidaknya selama 100 tahun ke depan.

Dan, jika batu ruang angkasa yang berpotensi berbahaya tiba-tiba berubah arah dan membuat planet kita terlihat, NASA sedang menguji rencana untuk menghadapinya. 

Pada 26 September, badan antariksa itu menabrakkan roket tanpa awak ke asteroid selebar 525 kaki (160 m) yang disebut Dimorphos, dengan harapan sedikit mengubah lintasan batu ruang angkasa.

Untungnya, Dimorphos tidak menuju ke Bumi. Tetapi melalui misi Uji Pengalihan Asteroid Ganda (DART), NASA berharap untuk menguji apakah menabrakkan pesawat ruang angkasa ke asteroid adalah sarana pertahanan planet yang layak untuk ketakutan dampak asteroid di masa depan.

Baca Juga :

Sederet Fakta Menarik Merkurius, Planet yang Paling Dekat dengan Matahari

Baca Juga :

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkini
Sehat22 Februari 2025, 20:30 WIB

Panduan Aman Puasa Intermiten untuk Ibu Menyusui: 8 Tips dan Hal yang Perlu Diperhatikan

Puasa intermiten dapat memberikan manfaat bagi ibu menyusui jika dilakukan dengan benar dan hati-hati. Namun, keamanan dan efektivitasnya bergantung pada kebutuhan tubuh masing-masing ibu dan respons bayi.
Ilustrasi panduan aman puasa intermiten untuk ibu menyusui (Sumber: Freepik/@freepik)
Life22 Februari 2025, 20:00 WIB

Amankah Mencoba Puasa Intermiten Saat Menyusui? Simak Ulasan Berikut

Sebelum mencoba puasa intermiten ini, penting untuk berkonsultasi dengan dokter agar proses menyusui tetap optimal dan kesehatan bayi tetap terjaga.
Amankah mencoba puasa intermiten saat menyusui? (Sumber: Freepik/@freepic.diller)
Musik22 Februari 2025, 20:00 WIB

Sapa Penggemar Pertama Kali, Harga Tiket NCT Wish Asia Tour Log di Jakarta

boygroup NCT Wish akan menyapa penggemar Indonesia untuk pertama kali sejak debut melalui Asia Tour yang bakal digelar pada 31 Mei 2025 di Tennis Indoor Senayan, Jakarta.
Sapa Penggemar Pertama Kali, Harga Tiket NCT Wish Asia Tour Log di Jakarta (Sumber : Instagram/@nctwish_official)
Sehat22 Februari 2025, 19:30 WIB

Mengenal Maskne: Ketahui Penyebab dan 7 Masalah Kulit Akibat Penggunaan Masker

Maskne adalah masalah kulit yang umum terjadi akibat penggunaan masker secara terus-menerus.
Ilustrasi berbagai permasalahan kulit akibat penggunaan masker wajah (Sumber: Freepik/@freepik)
Sehat22 Februari 2025, 19:10 WIB

Mengenal Maskne: Siapa yang Lebih Berisiko dan 5 Cara Efektif Mengatasinya

Maskne adalah tantangan kulit yang bisa dialami siapa saja, tetapi dengan perawatan yang tepat, masalah ini dapat dikelola.
Ilustrasi cara efektif mengatasi maskne (Sumber: Freepik/@rawpixel.com)
Film22 Februari 2025, 19:00 WIB

Dipenuhi Genre Aksi, 8 Drama Korea Baru yang Tayang di Disney+ pada 2025

Platform Disney+ Hotstar telah resmi mengumumkan daftar drama korea terbaru yang bakal tayang selama tahun 2025. Bahkan, beberapa di antaranya akan segera tayang.
Dipenuhi Genre Aksi, 8 Drama Korea Baru yang Tayang di Disney+ pada 2025 (Sumber : Instagram/@disneypluskr)
Sukabumi22 Februari 2025, 18:52 WIB

Momen Langka Keakraban Dua Kepala Daerah Sukabumi Disorot Aktivis, Beri Catatan Soal Kolaborasi

Ayep Zaki mengaku ia bersama Asep Japar hanya melangsungkan obrolan ringan.
Bupati Sukabumi Asep Japar dan Wali Kota Sukabumi Ayep Zaki. | Foto: Istimewa
Sehat22 Februari 2025, 18:50 WIB

6 Tips Mudah Perawatan Kulit untuk Menghindari Maskne

Maskne mungkin menjadi tantangan baru dalam perawatan kulit, tetapi dengan kebiasaan yang benar, Anda bisa mencegahnya. Pilih masker yang nyaman, jaga kebersihan masker, dan berikan waktu bagi kulit untuk beristirahat.
Ilustrasi tips mudah merawat kulit untuk menghindari maskne (Sumber: Freepik/@diana.grytsky)
Sukabumi22 Februari 2025, 18:44 WIB

Motif Warisan Muncul di Balik Pembunuhan Tragis Kakak oleh Adik di Sukabumi

F menghabisi nyawa kakaknya menggunakan pedang jenis samurai katana.
Keranda jenazah Hendra (55 tahun) di RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi. | Foto: SU/Asep Awaludin
Nasional22 Februari 2025, 18:29 WIB

Diperiksa Propam, 4 Polisi Diduga Menekan Band Sukatani untuk Tarik Lagu Kritik

Polda Jawa Tengah memeriksa empat polisi yang diduga menekan Band Sukatani hingga menarik lagu kritik mereka, Bayar, Bayar, Bayar. Polri membantah intervensi, sementara publik menyoroti kebebasan berekspresi.
Band Sukatani saat tampil di atas panggung, dikenal dengan gaya bermusik punk dan kritik sosial dalam lirik lagunya. (Sumber : Instagram/@sukatani.band)