SUKABUMIUPDATE.com - Warga Palestina dilaporkan menembaki sebuah bus Israel saat melaju di jalan raya di wilayah Tepi Barat pada Minggu, 4 September 2022. Otoritas militer dan petugas medis Israel menyatakan, penyerangan itu melukai lima tentara dan pengemudi.
Mengutip dari Tempo.co, juru bicara Hamas memuji serangan warga Palestina terhadap tentara Israel. Dilansir dari Al Jazeera, Hamas mengatakan serangang itu adalah bukti Israel gagal menghentikan operasi perlawanan oleh penduduk Palestina. Namun belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas penembakan tersebut.
Sebuah foto yang diterbitkan oleh serikat pekerja yang mewakili pengemudi bus menunjukkan kaca depan kendaraan dengan lubang peluru. Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz berjanji pasukan Israel segera mengejar dan menangkap tersangka dalam serangan tersebut.
Insiden itu terjadi di jalur yang menghubungkan Jenin dan Nablus, kota-kota Palestina yang disisir oleh serangan mematikan Israel dalam serangan intensif selama berbulan-bulan. Pihak berwenang memastikan, dua tersangka pria bersenjata ditahan ketika mereka mencoba melarikan diri.
Saksi mata mengatakan, warga Palestina di dalam mobil menyalip bus, menyemprotnya dengan peluru, dan ketika berhenti mencoba membakarnya. TV Israel menayangkan cuplikan sebuah mobil yang terbakar setelah sebuah bom api meledak di dalamnya.
Palestina tidak mengklaim serangan tersebut. Kendati demikian, juru bicara Hamas memuji serangan itu sebagai bukti bahwa semua upaya Pendudukan (Israel) untuk menghentikan operasi perlawanan yang meningkat di Tepi Barat telah gagal.
Israel telah meningkatkan serangan di Tepi Barat selama beberapa bulan terakhir. Meningkatnya ketegangan dipicu oleh beberapa serangan mematikan oleh warga Palestina di kota-kotanya pada Maret dan Mei.
Kekerasan telah menambah hambatan upaya kemerdekaan Palestina. Pembicaraan kenegaraan yang disponsori Amerika Serikat dengan Israel terhenti pada 2014, prospek ekonomi redup, dan Otoritas Palestina (PA) yang didukung Barat telah melihat kredibilitas domestiknya melemah. PA sejauh ini menjalankan pemerintahan sendiri secara terbatas di Tepi Barat.
Kepala Komite Urusan Luar Negeri dan Pertahanan Parlemen Israel, Ram Ben-Barak mengharapkan kesepakatan damai dengan PA. Namun dia menyebut prospek sulit dicapai untuk saat ini.
“Situasinya sangat sensitif dan eksplosif, di satu sisi, sementara di sisi lain kita melihat semakin banyak orang Palestina yang memahami bahwa jalan ke depan bukanlah kekerasan,” kata Ben-Barak kepada Radio Tentara Israel.
SUMBER: REUTERS | TEMPO.CO