SUKABUMIUPDATE.com - Polisi menyatakan turnamen sepak bola antar kampung alias tarkam di Kecamatan Kebonpedes, Kabupaten Sukabumi, tidak berizin. Diketahui, laga final kompetisi yang mempertemukan tim Desa Jambenenggang dan tim Desa Sasagaran pada Selasa, 2 Agustus 2022, ini berujung ricuh.
Kapolsek Kebonpedes Iptu Tommy Ganhany Jaya Sakti menyebut pertandingan final digelar di Lapang Boring Kampung Bajongringkung, Desa Sasagaran, Kecamatan Kebonpedes, Selasa sekira pukul 14.00 WIB. Total ada 16 tim dari lima desa di Kecamatan Kebonpedes yang mengikuti turnamen ini sejak 30 Juli 2022.
"Polres Sukabumi Kota maupun Polsek Kebonpedes tidak memberikan izin penyelenggaraan terhadap panitia, mengingat situasi masih pandemi dan dapat menimbulkan kerawanan kamtibmas (keamanan dan ketertiban masyarakat)," kata Tommy kepada awak media pada Rabu (3/8/2022).
Tommy mengatakan turnamen sepak bola yang tak mengantongi izin sejak dimulai pada 30 Juli 2022 ini dilaksanakan dalam rangka HUT Kemerdekaan RI ke-77 tingkat Kecamatan Kebonpedes. Adapun 16 tim yang ikut berasal dari lima desa yakni Kebonpedes, Sasagaran, Cikaret, Jambenenggang, dan Bojongsawah.
Baca Juga :
Pertandingan puncak alias final turnamen ini berujung ricuh hingga polisi terpaksa membubarkan massa dengan melepas tembakan peringatan ke udara. Rekaman video aksi tembakan ke udara yang dilakukan anggota Polsek Kebonpedes berpakaian warna biru tersebut berbedar di grup WhatsApp pada Rabu ini.
Menurut Tommy, turnamen tarkam itu diselenggarakan panitia Peringatan Hari Besar Nasional atau PHBN Kecamatan Kebonpedes dan unsur kepemudaan. Polisi juga sudah memberikan imbuan supaya panitia tidak menggelar pertandingan sepak bola lantaran khawatir memicu kerawanan keamanan dan ketertiban.
"Polsek Kebonpedes dan Koramil Sukaraja (tetap) mengamankan kegiatan untuk mengantisipasi timbulnya gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat selama dan pasca kegiatan berlangsung. Kami juga mengimbau panitia menghentikan pertandingan dengan mempertimbangkan kerawanan konflik penonton dan diimbau membubarkan diri," kata Tommy.
Salah satu warga yang enggan disebutkan namanya mengatakan kericuhan terjadi di tengah pertandingan final antara dua kelompok pemain dan penonton. Tak diketahui jelas penonton dan pemain tim mana yang memulai kericuhan ini. "Dari awal pun sudah panas, terus dibubarkan polisi," kata warga kepada wartawan.
Menurut warga, tembakan udara dilepaskan polisi di dekat lapang pertandingan, tepatnya di Jalan Cagak, Desa Sasagaran, untuk membubarkan massa yang terlibat kericuhan. "Dibubarkan pakai tembakan polisi, jadi bubar," ujarnya.