SUKABUMIUPDATE.com - Sebuah penelitian mengungkapkan terlalu sering tidur siang bisa meningkatkan risiko penyakit stroke dan hipertensi.
Melansir dari Suara.com, penelitian baru dari Banner-University Medical Center di Amerika Serikat menunjukkan tidur siang mungkin ide yang baik untuk memenuhi kebutuhan tidur.
Tapi penelitian menemukan, rutin tidur siang justru meningkatkan risiko tekanan darah tinggi dan stroke.
Mereka menemukan peserta studi yang tidur siang di siang hari 12 persen lebih mungkin untuk mengembangkan tekanan darah tinggi, yang secara medis disebut hipertensi.
Sementara itu, mereka yang tidur siang secara teratur 24 persen lebih mungkin mengalami stroke dibandingkan dengan mereka yang tidak pernah tidur siang sama sekali.
Kesimpulan mereka diambil setelah mempelajari data dari 360.000 orang yang biasa tidur siang.
Meskipun para peneliti telah menarik hubungan antara stroke, tekanan darah tinggi, dan tidur siang secara teratur, mereka belum dapat mengidentifikasi secara pasti penyebabnya.
"Meskipun tidur siang itu sendiri tidak berbahaya, banyak orang yang tidur siang mungkin merasa kurang tidur di malam harinya," kata psikolog Michael Grandner dikutip dari Express.
Kurang tidur malam berkaitan dengan kesehatan yang tubuh dan tidur siang tidak cukup untuk menebusnya.
Tapi, profesor Dr Raj Dasgupta mengatakan mereka tidak bisa mendefinisikan apa itu tidur siang. Jika Anda tidur siang selama 1-2 jam, itu sebenarnya bukan tidur siang.
Tidur siang yang menyegarkan adalah selama 15 hingga 20 menit sekitar tengah hari hingga pukul dua siang. Ini merupakan 100 persen cara yang tepat untuk mengatasi kurang tidur.
Namun, Dr Dasgupta memperingatkan bahwa tidur siang tidak dianjurkan bagi mereka yang menderita insomnia. Karena, kondisi ini menghilangkan dorongan untuk tidur di malam hari.
Kurang tidur dalam jangka pendek dapat diatasi, namun dalam jangka panjang dapat menyebabkan masalah kesehatan yang parah.
The Sleep Foundation mengatakan kurang tidur dapat meningkatkan risiko sejumlah kondisi termasuk:
Penyakit kardiovaskular, diabetes, obesitas, imunodefisiensi, kelainan hormonal, nyeri, kondisi kesehatan mental.
SUMBER: SUARA.COM