SUKABUMIUPDATE.com - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menanggapi isu keretakan hubungannya dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Jokowi menyebut bahwa hubungan dirinya dengan Megawati sudah seperti hubungan ibu dan anak. Laiknya ibu dan anak, dirinya pun kadang berbeda pendapat dengan Megawati.
"Ibu Mega itu seperti ibu saya sendiri, saya sangat, sangat, sangat menghormati beliau. Kalau dalam perjalanan panjang kadang-kadang ada perbedaan antara anak dan ibu, ya itu wajar-wajar saja, biasa saja," ujar Jokowi saat meresmikan Masjid At-Taufiq di Sekolah Partai DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan hari ini, Rabu, 8 Juni 2022.
Di atas segala perbedaan, Jokowi mengaku sangat hormat kepada Megawati yang selalu percaya kepada dirinya. "Saya sangat hormat kepada beliau yang selalu penuh dengan rasa kepercayaan yang tidak pernah berubah," kata Jokowi.
Dikutip dari tempo.co, isu keretakan hubungan Jokowi dan Megawati sebelumnya mencuat pasca Rapat Kerja Nasional V kelompok relawan Pro Jokowi atau Projo di Magelang, 22 Mei lalu. Dalam pidatonya, Jokowi memberi sinyal dukungan kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo untuk maju pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Setelah itu, Megawati tampak tak hadir dalam sejumlah acara yang digelar Presiden Jokowi seperti pernikahan adiknya, Idayati, dengan Ketua Mahkamah Konstitusi Anwar Usman. Megawati juga tak hadir dalam acara peringatan Hari Lahir Pancasila di Ende, Nusa Tenggara Timur.
Megawati sejauh ini belum berbicara soal siapa calon yang akan diusung partainya pada Pilpres 2024. Selain Ganjar Pranowo, PDIP disebut berpeluang mengusung Puan Maharani sebagai capres.
Sekretaris Kabinet Pramono Anung membantah isu keretakan hubungan antara Jokowi dan Megawati. "Enggak ada, sangat tidak ada. Hubungan bapak Presiden dengan ibu Mega (bahkan) dengan ibu Puan baik-baik saja," kata politikus PDIP itu, Senin, 6 Juni 2022.
Terpisah, Sekjen DPP PDIP, Hasto Kristiyanto menceritakan jawaban Megawati Soekarnoputri yang hanya tersenyum sambil geleng-geleng kepala, ketika dirinya menyampaikan berbagai “gorengan isu” tentang hubungan kedua pemimpin tersebut.
“Saya dan Mas Pramono Anung menyaksikan sebelum dan sesudah pelantikan Dewan Kehormatan dan Pengurus BPIP yang berbicara akrab penuh kegembiraan. Bahkan setelah acara pelantikan, Pak Jokowi dan Bu Mega berbicara empat mata, dan pada saat menuju mobil Pak Jokowi menggandeng tangan Bu Mega," ujar Hasto dikutip dari laman resmi PDIP.
Menurut Hasto, berbagai isu tentang hubungan Jokowi dan Megawati memang sering dikeluarkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
“Banyak yang tidak tahu, bahwa Ibu Mega dan Pak Jokowi secara periodik berbicara intens membahas persoalan bangsa dan negara. Semua dilakukan tertutup dalam suasana khusus agar mengalir gagasan jernih, mendalam, karena terkait masa depan bangsa dan negara” kata dia.
Hasto menuturkan, hubungan Megawati dan Jokowi itu mendalam, dipandu oleh kesesuaian tentang arah masa depan bangsa dan dilandasi hubungan batin yang kuat.
“Bagi yang biasa menabuh genderang politik, biasanya yang ada hanya akal politik, karena itulah tidak mampu melihat kedekatan dalam suasana batin," lanjut Hasto.
Berkaitan dengan Pemilu 2024, Hasto menyebut PDI Perjuangan tiada hari tanpa konsolidasi. Urusan capres dan cawapres ditangan Megawati. Semua kader harus kedepankan disiplin, jangan terbawa arus, dan jalan terbaik memenangkan Pemilu adalah turun ke bawah.
“PDI Perjuangan tidak akan terseret arus. Para kader jangan ikut-ikutan dansa politik. Fokus tunggal, bergerak ke bawah,” tandasnya.
SUMBER: TEMPO.CO/DEWI NURITA/PDIPERJUANGAN.ID