SUKABUMIUPDATE.com - Kabar kemunculan harimau di hutan Sukabumi kembali menjadi buah bibir. Kabar ini viral di media sosial setelah Dinas Kehutanan Jawa Barat mengunggah informasi dugaan kemunculan harimau tersebut di akun Facebook resminya pada 17 Januari 2022. Unggahan ini mendapat respons beragam warganet.
Adalah Rifi Yanur Fajar (24 tahun), pemuda yang mengaku melihat harimau di kawasan hutan rakyat Blok Cicadas di Kedusunan Cimandala, Desa Cipeundeuy, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi, pada 18 Agustus 2019. Rifi melihat hewan tersebut saat akan pulang ke rumahnya di Kampung Mekarsari RT 22/06 Kedusunan Cimandala.
Ketika itu, Ahad malam, 18 Agustus 2019, sekira pukul 00.00 WIB, Rifi bersama empat rekannya dalam perjalanan pulang dari Surade menuju rumah mereka di Kampung Mekarsari, Kedusunan Cimandala. Rifi mengendarai sepeda motor matik seorang diri, sedangkan empat rekannya menggunakan mobil, mengikuti Rifi dari belakang.
Saat memasuki kawasan hutan rakyat Blok Cicadas, seketika Rifi terkejut lantaran melihat seekor harimau yang melompat ke jalan. "Saat mau melintas Blok Cicadas, tepatnya ketika di tikungan menuju jalan lurus," kata Rifi kepada sukabumiupdate.com, Senin (6/6/2022) di kediamannya. "Kaget ada harimau lompat ke jalan," imbuh dia.
Dari pengakuan Rifi, harimau tersebut melompati pagar bambu setinggi kurang lebih satu meter. Harimau ini melompat ke kanan jalan dari arah kebun pohon jati di sebelah kiri jalan. Rifi mengaku mendengar suara berisik mirip dedaunan kering yang terinjak. Tidak lama, harimau itu lompat, bahkan mengenai kaca spion kiri sepeda motor Rifi.
"Saya langsung tarik rem. Kaca spion motor saya juga jatuh," ucapnya. Sambil melafalkan istigfar, Rifi memberanikan diri turun dari sepeda motornya yang hanya berjarak 5 meter dari harimau tersebut. "Saya melihat harimau dengan warna kuning, hitam, dan ukurannya lebih dari seekor domba, namun kurus dan ekornya ke atas," ujar dia.
Meski tidak terlalu terlihat jelas karena tak tersorot lampu sepeda motornya, Rifi mengatakan harimau yang diperkirakan setinggi 1,5 meter ini dalam posisi menghadap jalan usai melompat. Tidak lama, mobil rekan-rekan Rifi tiba dan ikut berhenti. Mobil ini membunyikan klakson, sehingga harimau itu pergi ke rimbun pepohonan di kanan jalan.
"Paling lama harimau itu diam satu menitan di pinggir jalan. Rekan-rekan yang di mobil juga melihat dari belakang dengan samar, tapi mereka bilang mirip harimau," kata Rifi. "Di sisi jalan itu sedikit rimbun. Kalau siang banyak warga yang menyadap air nira. Di lokasi ini sering muncul binatang seperti landak, careuh, dan monyet yang keluar malam hari," imbuhnya.
Kepala Desa Cipeundeuy Bakang Anwar As'adi menerima kabar dugaan kemunculan harimau ini saat dia belum menjabat kepala desa. Kabar ini menjadi ramai diperbincangkan warga. Bahkan, kata Bakang, sebelum 2019, Desa Cipeundeuy dihebohkan dengan adanya beberapa warga yang mengaku melihat harimau di beberapa lokasi.
Sejumlah warga melihat harimau di beberapa lokasi di kawasan hutan rakyat yang luasnya kurang lebih 400 hektare. Warga melihat harimau di Blok Cibanteng, Cicadas, hingga di Karangbolong yang berbatasan dengan Desa Sukatani, Kecamatan Surade. Bakang mengaku tidak bisa memastikan jumlah harimau tersebut.
"Di Desa Cipeundeuy memang masih ada kawasan hutan yang luas dan dikelilingi sungai Cipamarangan dan laut Cimandala yang berbatasan dengan Karangbolong, Desa Sukatani," kata Bakang. Meski bukan hutan lindung, namun kawasan hutan ini biasa disebut hutan belantara dan masih memiliki banyak gua.
"Setelah ramai menjadi perbincangan warga soal penemuan harimau pada 2019, belum ada lagi informasi penemuan. Pihak BKSDA pernah menemui saksi yang melihat harimau tersebut pada 20 Januari 2022," ucap dia.
Lewat unggahan di Facebook resminya, Dinas Kehutanan Jawa Barat telah melaksanakan rapat internal terkait adanya laporan dari masyarakat yang menyaksikan dugaan adanya penampakan harimau di Kabupaten Sukabumi ini. Rapat dipimpin langsung Kepala Dinas Kehutanan Jawa Barat saat itu, Epi Kustiawan.
Dinas Kehutanan Jawa Barat mengamini adanya kabar dugaan kemunculan harimau pada 18 Agustus 2019 di Desa Cipeundeuy, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi. Kesaksian dugaan penampakan harimau ini diperkuat oleh empat saksi lainnya yang tak lain adalah rekan-rekan Rifi.
Namun, dari keterangan yang diterima Dinas Kehutanan Jawa Barat, pada 27 September 2019, Rifi kembali mencoba menelusuri tempat kejadian dan menemukan satu helai yang diduga rambut harimau yang tersangkut di ranting pagar saat melompat ke jalan. Hasil penemuan rambut tersebut diserahkan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam atau BKSDA Jawa Barat.
Ditemukan pula kedua jejak cengkeraman kuku pada batu yang ditunjukkan Rifi di lokasi kejadian. Ada dua jejak kuku, pada batu pertama ada tiga goresan kuku dan batu kedua ada tiga goresan kecil kuku. Hal serupa juga dijelaskan Kalih Raksasewu yang mengonfirmasi harimau itu dengan saksi utama. Kalih merupakan warga Bogor yang mempunyai garapan kebun di kawasan Sukabumi Kidul (Geopark).
Menurut Epi Kustiawan, informasi dan pengaduan masyarakat harus segera ditindaklanjuti sebagai bentuk respons cepat pemerintah daerah. Kata Epi, ini merupakan hal positif yang harus ditindaklanjuti sesuai dengan kewenangan masing-masing pemangku kepentingan dan sebagai langkah tindaklanjut untuk mengkonfirmasi apakah hal itu hoaks atau bukan.