SUKABUMIUPDATE.com - Seroang perepuan yang lahir dengan kelanan telinga langka berhasil di Transplantasi telinga cetak 3D yang terbuat dari sel manusia.
3DBio Therapeutics, perusahaan obat regeneratif di balik implan mengumumkan dalam siaran pers, dilansir suara.com dari laman The Verge, Jumat (3/6/2022).
Baca Juga :
Transplantasi adalah bagian dari uji klinis pertama dari teknologi tersebut, dan keberhasilannya menandai langkah maju yang besar untuk rekayasa jaringan.
“Jika semuanya berjalan sesuai rencana, ini akan merevolusi cara melakukannya,” Arturo Bonilla, ahli bedah rekonstruksi telinga yang memimpin tim melakukan prosedur, mengatakan kepada The New York Times.
Sekitar 1.500 bayi yang lahir di Amerika Serikat setiap tahun memiliki mikrotia, suatu kondisi di mana satu atau kedua telinga tidak berkembang atau hilang sama sekali.
3DBio Therapeutics memiliki uji klinis yang sedang berlangsung dengan 11 peserta menguji telinga AuriNovo-nya.
Implan jaringan yang dipersonalisasi untuk menggantikan telinga yang hilang pada pasien ini.
Biasanya, pasien mikrotia memiliki telinga yang dibuat dari cangkok tulang rusuk atau bahan sintetis.
Sebagai gantinya, proses eksperimental ini melibatkan pengambilan biopsi dari telinga pasien yang ada dan mengeluarkan sel-sel tulang rawan.
Sel-sel tersebut kemudian ditumbuhkan dan dicetak 3D menjadi bentuk telinga pasien.
Telinga terus beregenerasi tulang rawan selama masa hidup pasien, dan karena dibuat dari sel mereka sendiri, kecil kemungkinannya untuk ditolak, kata perusahaan itu kepada The New York Times.
Sejauh ini, ini merupakan tahun yang besar bagi kemajuan dalam teknologi transplantasi.
Pada Januari lalu, dokter memberikan pasien transplantasi jantung dengan jantung babi, meskipun pasien meninggal beberapa bulan kemudian.
Kelompok penelitian lain sedang mengerjakan paru-paru yang dicetak 3D dan pembuluh darah yang dicetak 3D.
Eksekutif dari 3DBio Therapeutics mengatakan kepada The New York Times bahwa mereka pikir teknologi mereka berpotensi mencetak bagian tubuh lain seperti hidung dan rotator cuff dan, akhirnya, organ kompleks seperti hati dan ginjal.
Telinga lebih sederhana daripada organ dan, tidak seperti hati, tidak diperlukan untuk membuat orang tetap hidup, jadi ini akan menjadi jalan panjang menuju masa depan yang potensial itu.
"Tapi itu lebih realistis jika Anda punya telinga," Adam Feinberg, seorang profesor teknik biomedis dan ilmu material dan teknik di Carnegie Mellon University, mengatakan kepada The New York Times.
SUMBER: SUARA.COM