SUKABUMIPUDATE.com - ASI menjadi slah satu hal yang dapat menghentikan Bayi ketika mereka menangis.
ASI atau air susu ibu diberikan kepada bayi selama enam bulan yang akan memenuhi semua kebutuhan nutrisi bayi.
Sebuah riset telah membuktikan jika bayi yang diberi ASI akan menghasilkan anak-anak dengan IQ yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak diberi.
Lantas apa sebenarnya yang ada di dalam ASI? Bagaimana ia dibuat dan apakah ASI lebih baik dibandingkan susu formula?
Mengutip kanal YouTube Neuron, proses pembuatan ASI saat bayi menyusui maka saraf-saraf sang ibu akan terstimulasi dan memberi sinyal kepada otak untuk mengeluarkan dua hormon yaitu prolaktin dan oksitosin.
Hormon prolaktin ini dapat menyebabkan kantong-kantong kecil bernama alveoli di dalam payudara untuk merubah protein dan gula menjadi susu.
Sedangkan hormon oksitosin dapat menyebabkan alveoli untuk berkontraksi yang kemudian mengeluarkan ASI.
Bayi yang baru lahir biasanya memerlukan ASI setiap kurang lebih dua jam sekali. Selain itu, ketika seorang ibu menyusui mereka dapat membakar 500 hingga 700 kalori perhari hampir sama dengan Jogging selama satu jam.
Tiga Tipe ASI
ASI dibagi kedalam tiga tipe diantaranya adalah, ASI kolostrum, ASI transisi dan ASI matang.
A. ASI Kolostrum
ASI tipe kolostrum muncul hingga lima hari pasca kelahiran bayi, ASI ini sifatnya lebih kental berwarna kekuningan dan mengandung mineral vitamin dan antibodi.
B. ASI Transisi
ASI transisi ketahan selama dua hingga empat minggu dan mengandung lebih banyak kalori dan lemak.
C. ASI Matang
ASI matang kandungan ASI ini 90% air dan hanya sepuluh persen protein karbohidrat dan lemak fungsi utamanya hanya untuk hidrasi.
Apabila dibandingkan dengan susu formula, ASI mengandung lebih sedikit protein dan Justru lebih banyak lemak.
Mengapa? karena protein sebenarnya susah untuk dicerna bayi, sementara lemak dapat membantu perkembangan otak. Kelebihan lain dari ASI juga lebih banyak, seperti dapat membantu mencegah kematian bayi baru lahir dari hipotermia, bimonia dan sepsis.
ASI juga dapat memberikan bayi antibodi yang dapat melindunginya dari penyakit, menurunkan risiko asma, obesitas, infeksi telinga dan diabetes.
Ibu yang menyusui juga mendapatkan keuntungan antara lain berkurangnya resiko kanker payudara, kanker ovarium dan bahkan diabetes.
Hal yang paling penting dalam menyusui dengan ASI akan memperkuat ikatan antara anak dan ibu. Namun ada pula situasi dimana seorang ibu dilarang untuk menyusui.
Salah satunya adalah apabila sang Ibu positif HIV karena menyusui dapat menularkan HIV kepada bayi. Ibu yang menggunakan narkoba juga tidak boleh menyusui karena adanya resiko menularkan kecanduan narkoba tersebut.
Baiknya, selama enam bulan pertama bayi disarankan hanya mengkonsumsi ASI. Namun fakta mengejutkan, jika di Indonesia hanya terdapat 42 persen dari bayi yang baru lahir mengonsumsi hanya ASI selama enam bulan.
Kebanyakan dari mereka diberi susu formula atau makanan padat terlalu dini. Alasanya pun beragam, salah satunya adalah iklan besar-besaran susu formula.
Selain itu, sebagian beranggapan jika memberi ASI melelahkan sang Ibu terutama bagi mereka yang bekerja dan tidak ada kebijakan di tempat kerja yang bersahabat seperti cuti terhadap Ibu baru melahirkan dan menyusui.
Masyarakat juga dinilai belum menerima ibu yang menyusui di tempat umum, padahal enam bulan pertama bayi krusial dalam perkembangan anak dan akan berdampak besar pada dirinya di masa depan.