SUKABUMIUPDATE.com - Pada tahun 2027 mendatang, DIU atau Organisasi Defense Innovation Unit berencana melakukan uji coba sistem tenaga nuklir baru di luar angkasa.
Unit yang tergabung dalam pemerintah Amerika Serikat tersebut mengumumkan dua kontrak yang diberikan kepada dua perusahaan, Ultra Safe Nuclear dan Avalanche Energy.
Keduanya diminta mendemonstrasikan propulsi nuklir dan kemampuan daya, untuk pesawat ruang angkasa kecil yang akan beroperasi di ruang cislunar (Bumi-Bulan).
Ini adalah bagian dari proyek militer Amerika Serikat untuk mengawasi kegiatan komersial dan pemerintah, yang akan meningkat di ruang cislunar dalam beberapa dekade mendatang, termasuk program Artemis yang dipimpin NASA.
Jika berjalan sesuai rencana, Ultra Safe Nuclear akan mendemonstrasikan EmberCore, baterai radioisotop nuklir yang dapat diisi ulang untuk propulsi dan daya.
"Sistem radioisotop generasi berikutnya ini akan mampu meningkatkan tingkat daya 10 kali lebih tinggi, dibandingkan dengan sistem plutonium, dan menyediakan lebih dari 1 juta kilowatt jam (kWh) energi hanya dalam beberapa kilogram bahan bakar," jelas DIU, dikutip suara.com dari Space.com, Senin (30/5/2022).
Di sisi lain, Avalanche Energy akan memerangkap ion fusi di medan elektrostatik dengan bantuan magnetron untuk menjaga elektron lebih dekat ke inti.
Organisasi militer lain yang mencari teknologi nuklir cislunar adalah Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA).
Pada 4 Mei, organisasi tersebut mengumumkan siap untuk melanjutkan proyek untuk merancang, mengembangkan, dan merakit mesin roket termal nuklir yang diharapkan dapat mengorbit pada 2026.
Sementara itu, NASA juga tengah mengembangkan sistem propulsi termal nuklir sendiri.
Sistem seperti itu diyakini dapat membawa astronaut ke Mars dalam waktu setengah dari propulsi saat ini yang memakan waktu enam hingga sembilan bulan.
SUMBER: SUARA.COM